Sabtu, 03 Maret 2018

Reminder Notes

Saya adalah pecandu internet terutama berita terkini baik di portal berita online maupun sosmed. Setiap hari saya mengecek timeline, beranda dan notifikasi dari portal berita online. Rasanya sehari tidak connected seperti ada yang hilang dan tidak lengkap. Dulu saat di daerah 3T pun saya selalu terhubung dengan teman-teman yang ada di Jawa. Saya masih bisa posting foto dan cerita diakun sosmed hingga menulis blog.

Saat kondisi psikolois saya yang sedang tidak stabil, itu membuat saya lebih sensitif. Akibatnya sering berasumsi negatif terhadap postingan yang menye-menye. Meskipun following instagram saya sedikit, postingan akun tersebut bisa disebut netral. Beberapa akun berisi foto menakjubkan yang memanjakan mata saya. Yang lain lebih banyak bertemakan resep masakan, kue, agama, dan psikologi.

Hari ini saya iseng membuka tausiyah seorang ustadz bergelar Lc. Materinya tentang keteguhan dalam berdoa. Semua orang sering membicarakannya bahkan isu seperti cinta yang belum juga datang, kegalauan diakhir 20an atau kepantasan diri seseorang tumpah ruah diberanda. Saya sendiri sering jengah melihatnya. Bukan karena merasa diceramahi/dikomporin, melainkan karena merasa ada banyak hal yang bisa dibahas selain itu.

Back to the point..

Sang ustadz membicarakan bagaimana menjemput jodoh melalui doa. Ya caranya sederhana melalui doa. Minta kepada Allah. Dia yang punya hati si dia. Bukan mendekati orangnya. Katanya yakin dulu. Minta agar dilembutkan hatinya. Pasti akan diberikan jawaban. Disertai instrumen yang melankolis dan suara ustadz yang lembut, saya tersentuh. Materi ini sudah saya dengar berkali-kali dan sama sekali tidak berdampak secara psikogis. Biasanya saya pun jarang melihat video tausiyah tentang jodoh. Namun tadi sore saya tiba-tiba ingin mendengarkan. Mendadak ingin tahu, apa yang disampaikan ustadz tersebut.

Suara ustadz yang begitu bertenaga dengan iringan instrumen membuat saya terharu. Lebih tepatnya sadar. Saya belum berdoa dengan keyakinan 100%. Tenaga saya masih 80%. Sampai saya bertanya dalam hati, "Apakah saya benar-benar meminta? Apakah saya sudah mengerahkan seluruh daya dan upaya? Apakah saya yakin bahwa Allah akan membantu saya meluluhkan hatinya? Ustadz tadi mengingatkan saya untuk kembali memanjatkan doa, memanjangkan sujud dan yang paling penting yakin bahwa Allah pasti sudah merencanakan yang terbaik.

Saya merasa bersyukur berada ditengah orang-orang baik yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan. Mereka terus menerus menyebarkan hal positif ditengah kepedulian yang semakin tipis. Di dunia yang riuh oleh hiruk pikuk glamouritas, suara kebenaran semakin hilang. Sedangkan kita tidak tahu apakah yang kita yakini sekarang sudah benar atau belum.

Reminder notes, benar-benar mengingatkan sekalipun hal yang kecil dan sederhana. Untuk kembali pada yang hakiki dan kembali kedalam diri. Terimakasih ustadz, mudah-mudahan senantiasa sehat dan dilimpahi keberkahan dalam hidup. Aamiin allahuma aamiin

🙇

3 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...