Dia memberikanku kesempatan untuk hidup, aku memberimu kesempatan untuk membaca hidup dan kita sama-sama menjalaninya :)
Selasa, 24 September 2013
Yogyakarta III
Yogyakarta II
Yogyakarta I
Rabu, 18 September 2013
Bintang, Kembang Api, Rambutan dan Pesawat
Saat memandang langit malam di teras rumah, rasanya ingin memetik bintang yang ada di atas saya. Saya tidak perlu membeli kembang api untuk dinyalakan karena memang sudah semarak oleh bintang. Apabila saya keluar dan masih di teras rumah, rasanya seperti berada di observatorium. Bintangnya tepat di atas kepala saya. Begitu dekat.
Langit memang sebagian tertutup dedaunan rimbun rambutan yang hampir matang seluruhnya. Namun hangatnya bintang tidak terhalang pohon tetangga yang selalu menambah sejuk halaman rumah saya. Pohon yang sudah bertahun-tahun menjadi pelindung dan pemberi rezeki itu benar-benar membawa keberkahan.
Yang membahagiakan yaitu ketika momentum Idul Fitri atau Tahun Baru. Meski sudah ada ratusan kembang api yang dinyalakan, tetap saja keluarga saya membeli beberapa buah untuk dinyalakan sendiri. Bukan berapa meriahnya cahaya yang tercipta dari kembang api. Bukan. Melainkan ukhuwah yang tak sengaja terpercik diantara lengkingan cahaya. Maka sudah menjadi undangan lisan ketika adik dan keponakan saya merengek-rengek di beranda rumah. Mereka mengajak tetangga untuk menyalakan kembang api satu per satu. Sekali lagi, yang semarak bukan hanya langit. Melainkan hati yang meletup-letup oleh kebersamaan.
Andai malam ini di Semarang dan melihat kerlip lampu berjalan di udara pasti dapat ditebak itu pesawat. Baik itu pesawat komersil atau bukan. Saya pun pernah landing dari Jakarta sekitar pukul 9 malam. Respati Oktaviani pernah mengatakan bahwa ia selalu terbangun pada pukul 1 dini hari karena deru pesawat. Dia pun bertanya, "rute penerbangan kemanakah?". Suatu hari saya berandai-andai bersama teman saya Farah Riyantika. "Setiap kali memandang langit dan mendapati ada pesawat pasti langsung berharap ada seseorang yang mengirimkan pesan dan mengabarkan bahwa ia ada di bandara". Selalu begitu.
Andai malam ini saya berada dibawah langit Cilacap bagian barat dan melihat lampu sign pesawat dari arah tenggara lantas terbesit pertanyaan "pesawat dari mana ya?". Mengingat wilayah Cilacap yang posisinya di Jawa bagian Selatan dan berada persis di sebelah Samudera Hindia. Sambil tersenyum "mungkin pesawat dari Jogja atau dari Aussie".
Sedari kecil saya begitu gembira dengan deru pesawat yang terbang di atas langit rumah. Saya melihatnya dari bawah dan meneriakan sapaan konyol hingga melambaikan tangan bahkan berlarian seolah hendak mengejar.
Jika kamu pernah mengintai rambutan milik tetangga untuk sekadar berharap menikmatinya tanpa susah payah menanamnya, menjuntaikan tangan ke langit seolah hendak memetik bintang, atau berlarian menyambut pesawat yang terbang melintas maka kamu punya keceriaan yang sesungguhnya.
Saya mengalaminya dan masih euforia dengan deru pesawat, bintang, rambutan dan kembang api. Namun saya selalu berharap ada seseorang yang menelpon saya seusai pesawat terbang merendah di langit Semarang. Entah sahabat, entah manusia yang hidup di sisa hidup saya. Semoga waktunya akan tiba :)
29 Juli 2013
Saya Menyebutnya Rentetan Karir [Part II Habis]
Senin, 09 September 2013
Saya Menyebutnya Rentetan Karir [Bagian I]
Menentukan masa depan seperti melukiskan sesuatu di atas kanvas. Sehelai kain putih gading itu akan memberikan kita ruang untuk memadu-padankan warna. Jika hari kemarin kita telah menyelesaikan salah satu bagiannya, hari ini kita akan menyelesaikan bagian yang lain. Pengalaman-pengalaman menyelesaikan bagian per bagian, bisa kita sebut dengan karir.
Membicarakan karir merupakan sesuatu yang membangkitkan semangat untuk berusaha melakukan kerja-kerja kita. Euforia untuk merancang dan memilih sudah pasti menghinggap dalam benak kita karena sebagian besar manusia senang sekali merancang dan mereka-reka. Bagi yang telah melampaui masa ujian akhir dengan baik, sekarang saatnya untuk mempertimbangkan pilihan karir yang ada.
Setiap pilihan karir diawali dengan fase transisi dari A ke B, dari sekolah ke sekolah lagi atau kerja. Inilah masa penentuan dimana alternatif pilihan sudah ada dan tinggal memilih, pasca lulus. Momentum kelulusan merupakan suatu kebanggaan bagi seseorang yang berada pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Fase akademik telah dilampaui dan memasuki fase yang baru dalam masing-masing tingkatannya. Jika kamu baru saja mengikuti ujian nasional dan dinyatakan lulus maka pilihannya yaitu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja. Begitupun dengan mahasiswa S1 dan S2 pada jenjang pendidikan tinggi. Selalu akan ada pilihan bagi kita untuk menyelesaikan lukisan masa depan yang tengah kita buat.
Apakah kamu berada dalam persimpangan?
Mau kemana setelah lulus? Sekolah lagi, kerja atau menganggur?
Tidak ada pilihan menganggur dalam hidup sekalipun pada akhirnya kita terpaksa berhenti sejenak untuk melakukan segala sesuatunya karena memang masih mencari kerja atau sekolah. Stres pada masa ini wajar dialami siapa saja sekalipun sudah bergelar magister. Tetapi yang perlu kita syukuri bahwa selalu ada rezeki dan kesempatan yang diberikan Nya kepada kita untuk memilih rentetan karir yang akan kita lukis. Dalam masa yang belum tentu pun kita mesti bersabar dalam ikhtiyar kita agar hasil yang didapatkan bisa berkah.
Seperti khalifah besar Umar bin Khattab yang mengatakan bahwa ""Jika aku diberikan dua buah kendaraan, yaitu syukur dan sabar, maka aku tidak akan peduli kendaraan mana yang akan kunaiki. brsyukur akan nikmat Nya kemudian bersabar dalam setiap langkah yangg kita ambil akan lebih baik daripada berputus asa terhadap rahmat Nya.
Jumat, 06 September 2013
Pemahaman dalam Pendidikan
Pemahaman erat kaitannya dengan fungsi kognisi yang dimiliki oleh seseorang. Siswa dikatakan paham apabila telah melalui proses berpikir yang didalamnya terdapat proses mengolah konsep kemudian proposisi, dan kesan mental yang membentuk skema kognitif (Wade dan Tavris; 2007).
Dalam kamus psikologi ada beberapa istilah yang dapat dikaitkan dengan pemahaman seseorang. Ada dua kata yang membantu kita untuk menelaah pemahaman sebagai suatu proses. Kata yang pertama yaitu understanding (pengertian) yang memiliki beberapa arti; 1. proses memahami arti, 2. dalam penelitian sejarah perupakan keampuan individu untuk memahami arti, 3. simpati: perasaan suka terhadap titik pandangan orang lain. Kata yang kedua yaitu cognition (kognisi, pengenalan, pengertian) yang berarti satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. termasuk didalamnya ialah mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga dan menilai.
Understanding dapat diartikan sebagai (pengertian), kognisi, dan berpikir yang disampaikan ahli memberikan masukan bagi peneliti untuk menyimpulkan bahwa pemahaman merupakan serangkaian proses yang terdiri dari mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga, dan menilai suatu hal.
Menurut Feldman (2012:299) berpikir merupakan manipulasi dari representasi mental suatu informasi. Feldman menambahkan bahwa dengan berpikir, kita dapat mengubah representasi yang kita dapatkan menjadi modal bagi kita untuk menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan pengertian penulis tentang pemahaman terdapat rangkain proses meliputi mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga dan menilai suatu hal. Siswa dikatakan paham apabila mampu melalui tahapan itu dengan baik misalnya siswa dapat memperkirakan hasil ulangan di kelas matematika ketika sebelumnya belajar maksimal. Contoh lain dalam kaitannya dengan studi lanjut, siswa dapat memperkirakan jenjang studi selanjutnya setelah lulus dengan memperhatikan hasil belajar, kondisi keuangan keluarga dan potensi diri.
Dalam pendidikan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar. Scriven (1967) dalam Arikunto (2012:127) menyebutkan tiga hubungan yang harus ada dalam pembelajaran yaitu 1. tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran, 2. bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi, dan 3. tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi. Arikunto (2012:128) menyatakan bahwa keberhasilan dari tujuan pendidikan yang berwujud tingkah laku merupakan definisi dari taksonomi dalam pendidikan. Tingkah laku yang dimaksud meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tenaga pendidik mengenal taksonomi seperti yang disampaikan Bloom dan kawan-kawan pada 1956. Konsep ini membagi tingkatan perilaku berpikir kedalam enam tahap yaitu knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation. Hingga tahun 2001, Krathwohl menyempurnakan konsep taksonomi tersebut. Taksonomi yang disempurnakan oleh Krahtwohl disebut Revisi Taksonomi Bloom. Krathwohl merevisi beberapa bagian dari taksonomi bloom yang pertama menjadi remembering, understand, apply, analyze, evaluate, dan create.
Dalam revisi taksonomi Bloom, pemahaman termasuk tingkatan berpikir kedua siswa setelah tahap mengingat (remember). Taksonomi Bloom Revisi terinci dalam enam tahapan yaitu:
1) Remembering
meliputi recognizing (mengenal) dan recalling (mengingat kembali).
2) Understand
meliputi interpreting (menafsirkan), exemplifying (memberi contoh), classifying (mengelompokkan), infering (menarik inferi), comparing (membandingkan), explaning (menjelaskan), dan summarizing (merangkum).
3) Apply
meliputi executing (menjalankan) dan implementing (mengimplementasikan)
4) Analyze
meliputi differentiating (menguraikan), organizing (mengorganisasikan), dan atributing (menemukan makna tersirat).
5) Evaluate
meliputi checking (memeriksa) dan critiquing (mengkritik)
6) Create
meliputi generating (merumuskan), planning (merencanakan), dan producing (memproduksi)
Fase pemahaman diartikan Daryanto (2008:106) sebagai fase yang perlu mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami isi yang disampaikan oleh guru dan mengkomunikasikannya dengan baik. Daryanto (2008:106) menyebutkan ada tiga kemampuan pemahaman yang dapat dikembangkan dalam diri siswa yaitu 1. menerjemahkan (translation), 2. menginterpretasi (interpretation), dan 3. mengektrapolasi (extrapolation).
Kemampuan menerjemahkan (translation) merupakan kemampuan untuk mengubah konsep abstrak menjadi konsep yang lebih nyata berupa simbol yang mudah dipahami orang lain. Kata kerja operasional yang digunakan dalam kemampuan menerjemahkan yaitu menerjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, dan sebagainya.
Kemampuan interpretasi (interpretation) lebih dari sekadar kemampuan menerjemahkan. Kemampuan interpretasi membantu siswa dalam menafsirkan suatu persoalan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Kemampuan ini didapatka dari latihan yang cukup dengan guru sebagai fasilitatornya.
Kemampuan ekstrapolasi (extrapolation) menuntut kemampuan yang lebih tinggi dari siswa. Selain menafsirkan, siswa dituntut untuk menemukan solusi atas persoalan yang diajukan. Misalkan ada soal matematika 2-4-6-8-..-... maka siswa harus mengisi titik-titik tersebut dengan kemampuan ekstrapolasinya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan yaitu memperhitungkan, menduga, membedakan, mengisi, menentukan, meramalkan, memperkirakan, dan menarik kesimpulan.
Pemahaman tidak dapat terpisah dari bagian lain dalam taksonomi Bloom sehingga mendukung bagian lain dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam meningkatkan pemahaman siswa yaitu memfasilitasi proses belajar siswa dengan perlakuan yang tepat. Perlakuan yang diberikan guru kepada siswa tentunya berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini didasarkan pada gaya belajar siswa, potensi yang dimiliki. Pada akhirnya, peran guru begitu besar dalam hal pendampingan pembelajaran di sekolah. Sudah selayaknya setiap guru mengupgrade kompetensi diri agar mampu memenuhi tuntutan perkembangan jaman.
Memasuki Kota yang Baru
Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...
-
Apakah kamu memiliki kemampuan unik yang lain dari teman-teman satu kelasmu? Seperti menari, berolahraga, melukis dan menggambar, menghitu...
-
Alur Kaderisasi Untuk melahirkan pemimpin-pemimpin organisasi/lembaga kemahasiswaan dibutuhkan masa pembentukan yang tidak singkat. Pros...