Selasa, 24 September 2013

Yogyakarta III


-Eskalasi Gerak-

Buku yang sudah dirintis sejak dua tahun lalu oleh teman-teman BEM SI periode 2011 belum juga kunjung terealisasi. Chatting maha penting yang menghadirkan beberapa tokoh tak jua menghasilkan bentuk fisik buku. Tim yang sudah gonta-ganti formasi dan mengalami banyak perbincangan langitan menjenuhkan untuk dilanjutkan. Namun semangat memberikan kepedulian terhadap negeri ini masih membara dalam benak kami. Akhirnya 22 September 2013 merencanakan gerak taktis yang lebih konkret ketimbang bahasan tingkat dewa yang memusingkan. Dalu, Isdhama, Indi , Danur dan saya akhirnya bertemu membahas teknis gerakan. Banyak diantara teman-teman tim buku yang tidak bisa menghadiri kopdar karena kesibukan masing-masing.

Bismillah, saatnya gerak cepat dan dinamis. Insya Allah awal 2014 menjadi momentum gerakan bagi pemuda Indonesia yang masih peduli dengan negerinya.

Yogyakarta II

-Agenda Perempuan-

Disambut Presiden Mahasiswa UNY di Student Center dengan wajah bersemangat memberikan energi positif. Ramahnya pelayan mahasiswa kemudian membawa saya masuk ke markas BEM KM UNY yang sederhana. Ruang itu terdiri dari dua lokal ruang berukuran 5x5 meter mungkin. Berisikan lemari, komputer, inventaris BEM, loker, TV dan beberapa barang. Nuansanya cukup aktivis untuk saya yang memiliki ruang BEM begitu megah tetapi kurang nendang untuk ukuran aktivis. Whatever, pagi itu saya bertemu Korpus FP BEM SI. Panggil saja Fauziyah. Kami akan mengikuti agenda Forum Perempuan dari teman-teman UNY.

Seminar Nasional yang membahas perempuan menghadirkan Ketua KPU 2004 sekaligus dosen FISIP UI dan Pembina Forum Indonesia Muda (FIM) sebagai pembicara. Sepanjang pemateri pertama berbicara, seluruh peserta antusias mengikutinya. Pembahasan bu Chusnul Mar'iyah seputar partisipasi politik perempuan, pengalaman beliau selama mengawal KPU Pusat dan kondisi masyarakat Indonesia kekinian. Pembicara kedua lebih menekankan pada pendidikan perempuan dan parenting. Membahas soal keperempuanan dan problematikanya di masyarakat.

Dari seminar tersebut ada banyak hal yang dapat diambil pelajaran terutama pandangan dan sikap perempuan terhadap eksistensinya di masyarakat. Yang pertama, perempuan memiliki daya saing untuk dapat berkarya seperti laki-laki. Memang tidak dapat disamakan antara porsi laki-laki dan perempuan. Namun sektor eksistensi perempuan dapat diupayakan misal dalam bidang partisipasi politik. Kedua, pandangan negatif yang diskriminatif terhadap perempuan dalam masyarakat mesti dihilangkan. Misalkan anggapan bahwa perempuan tidak bisa memimpin, pandangan yang menyingkirkan perempuan dari pekerjaan publik karena sudah memiliki tanggungjawab domestik, atau keterwakilan perempuan dalam legislatif. Ketiga, perempuan memiliki harga yang pantas untuk diperjuangkan karena mereka memiliki kecerdasan, kemauan keras untuk belajar, loyalitas, dan kemampuan.

Selepas seminar, kami diberikan kesempatan untuk berbincang santai dengan kedua pembicara di ruang transit. Beliau cukup ramah dengan keberadaan kami saat itu padahal suasananya sudah siang dan melelahkan. Perbincangan itu masih seputar sosial politik negeri ini. Dalam ruang transit ada dua orang teman dari STEI SEBI, panitia dari UNY, saya dan rekan saya dari Unnes, dan dua orang dari ITS. Niat awal dari forum tidak resmi itu adalah diskusi tetapi berkembang menjadi tanya jawab yang lebih banyak mendengarkan beliau berdua daripada komunikasi dua arah. Menariknya adalah kami bisa belajar mendengarkan praktisi tersebut dengan baik. Pengalaman ibu-ibu dengan segala tantangannya di lininya masing-masing memberikan kami wawasan dalam menyikapi suatu isu atau persoalan di masyarakat.

Ketika jam keberangkatan kereta bu Chusnul sudah tiba, beliau pamit dan meninggalkan kami yang tercerahkan oleh diskusi tadi. Langsunglah kami melepas nafas karena sempat heboh perdebatan soal Jokowi dalam forum. Makan menjadi pilihan pertama dan utama karena itu sudah terlambat untuk disebut makan siang. Jam 3 sore. Hidangan yang tersaji di meja dilahap dengan antusias oleh teman-teman. Usai makan, kami shalat ashar di Masjid Kampus yang terletak didekat Student Center.

Awalnya, agenda selanjutnya diskusi dengan Korpus BEM SI. Berhubung komunikasinya kurang berjalan baik, akhirnya teman-teman memutuskan untuk diskusi bebas dengan teman-teman UNY, sharing kondisi BEM kekinian dan tukar pengalaman. 

Ba'da maghrib, city tour ke Malioboro dan alun-alun kidul. Sebenarnya saya sudah berkali-kali ke Yogya dan menikmati jalanan malioboro yang tidak pernah sepi. Fauziyah mengajak kami kesana karena dia memang ingin membeli sesuatu disana. Rombongan pecah jadi tiga bagian. Saya dan Irma tercetus ide untuk membeli es krim di mall kawasan itu. Berbincang banyak dengan dara Ciamis ini cukup menyenangkan. Saya mendengar banyak cerita darinya soal internal BEM UNY. Diapun saya curhati banyak cerita yang saya punya. Waktu jugalah yang memaksa cerita dan es krim itu berakhir. Bapak-bapak [Iman dan Bahtiar] sudah menanti di armada.

Melanjutkan city tour dengan rehat di sebuah angkringan. Mungkin bukan angkringan yang biasa dipinggir jalan itu ya. Disebut pujasera pun lebih mirip tempat nongkrong anak muda dan tempat makan+ngopi. Okeh. Begitulah keadaannya. Penjual menghidangkan makanannya dimeja dan ada banyak sekali pilihan untuk diambil. Saya sampai bolak-balik untuk melihat makanan apa yang cocok dan enak kiranya disantap malam-malam. Bapak-bapak hanya memesan teh poci. Sayapun penasaran, kenapa disebut teh poci? Ternyata alasannnya pun karena dituang dari poci kecil yang terbuat dari seng dan berukuran kecil. Teh poci menggunakan gula batu yang letakkan digelas kecil pula. Saya menikmati proses menuang teh dari poci dan mengaduk-aduk gula didalam gelas. Walau hanya sekadar melihat, terlihat begitu klasik. Indah.

Tidak puas hanya makan dan menyusuri Malioboro, kami melenggang ke alun-alun untuk mencoba naik odong-odong. Cerita odong-odong muncul ketika Respati [STEI SEBI] dan Titik [UPI] menceritakan pengalaman naik odong-odong mereka bersama Iman dan Indra. Sampai saya dipameri gambar mereka saat menaiki odong-odong. Sebenarnya dalam momen itu ingin sekali berdiskusi dengan Indra [presiden mahasiswa STMIK Amikom]. Berhubung saya terlalu asik dengan odong-odong yang beraneka rupa dan warna akhirnya diskusi malam itu gagal. Seharusnya sedih tapi lain kali kan masih bisa. Semoga.

Puas mengitari alun-alun tiga kali putaran, bapak-bapak mengingatkan kami untuk segera berangkat ke terminal mengantar Fauziyah dan Aida kembali ke Surabaya. Teman kami dari ITS harus pulang malam itu juga karena akan menghadiri wisuda rekan dan wisuda diri sendiri. Terimakasih Fau dan Aida atas kebersamaannya. Semoga wisudanya sukses ya dan ilmunya dapat membawa keberkahan untuk banyak orang. Aamiin

Malam itu, saya menghabiskan malam lagi di Yogya. Dengan pengalaman mendapatkan semakin banyak ilmu, berdiskusi, dan bermain-main rasanya lelah badan tidak bisa dihindari. Bersyukur sekali diberikan kesempatan oleh Allah untuk belajar dibanyak tempat, bersama dengan manusia-manusia luar biasa keren. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Yogyakarta I

-dalam hitungan 7-

Kemarin meninggalkan Semarang dalam senja yang memerah di ufuk barat. Ditemani beberapa janji pertemuan yang direncanakan jauh-jauh hari. Perjalanan ini seperti sudah lama tidak dilakoni. Dibelakang saya duduk seorang adik angkatan yang baru dikenal lewat handphone 2 hari yang lalu. Panggil saja Farida, mahasiswi Fakultas Teknik. Kami menuju kota gudeg, Yogyakarta dalam suasana hati masing-masing. Saya duduk disebelah bapak yang kelihatannya sholeh dan beliau turun di Magelang. Jarak yang cukup dekat dengan Yogya karena sudah menempuh separuh perjalanan. Mata saya terpejam beberapa menit, sempat terbangun di Pringsurat, Temanggung kemudian mengingatkan saya pada seorang teman jauh yang kampungnya disana. Sebuah pesan singkat saya kirim "Temanggung hutan semua". Wilayahnya memang kebetulan banyak dijumpai pepohonan yang cukup rindang dengan penerangang secukupnya. Sesampainya di Magelang, sang bapak turun dan saya makan sepotong sandwich karena ingin makan sesuatu.

Yogya menyambut ketika jarum di arloji menunjuk angka 8. Nuansa kental orang Jawa mulai terasa saat kondektur berteriak daerah Yogya yang dilewati. Saya turun di Jombor dan langsung menuju Trans Jogja untuk mengantarkan adik saya ke UNY. Sepanjang jalan, ada sentra lampion begitu menggoda untuk dipandangi. Hanya saja tak berkesempatan dan tidak berpikir untuk mengunjunginya. Sembari menunggu jemputan, saya menemani adik saya menanti temannya datang menjemput. [sama-sama menunggu pada hakikatnya].

Saya dijemput kawan lama di UNY. Kawan lama yang sudah tujuh tahun tidak nampak fisiknya dalam hidup saya. Tujuh tahun tidak membuatnya berbeda sama sekali. Dia masih kurus, wajahnya masih sama seperti dulu saat mengenakan rok biru tua dan menggerai rambut sebahunya. Malam itu, dia berkerudung. Entah sejak kapan dia mulai mengenakan kerudung. Alhamdulillah. Ada perubahan baik. Meski beberapa waktu terakhir kontak via dunia maya. Rasanya berbeda dengan jumpa langsung dengannya. Hendak tersenyum rasanya sungkan. Menyapa pun sekadarnya. Ingin berteriak dan memeluk tetapi ada kabut tipis yang menahan saya untuk melakukannya. Malam itu, kerinduan saya terbayar. Aneh. Sangat aneh rasanya tidak bertemu dengannya selama tujuh tahun. Putri sudah ambil profesi apoteker di UGM setelah menyelesaikan strata satu di almamaternya. "Saya sangat rindu tulisan kamu Put, sangat ingin membaca tulisan picisan kamu".

Malam pertama di Yogya bersama Putri akhirnya dihabiskan dengan menyantap rawon. Aneh bukan? Putri bukan orang yang suka makan diluar. Dia mengakuinya. Alhasil kami makan malam di sebuah warung pinggir jalan di sekitaran UGM. Membicarakan banyak hal seputar kejadian selama tujuh tahun masih terasa kaku. Disebelah kami, tiba-tiba datang teman seangkatan Putri. Obrolan ringan itu terpaksa berakhir dengan datangnya Galang didepan mata. Ada apa dia ke Yogya? Well, ada pelatihan kepemimpinan di UGM dan beberapa adik angkatannya menjadi peserta. Okeh. Galang datang, Putri bertanya "siapa?", "adik angkatan saya di kampus?". Putri puas? tentu tidak. Hanya beberapa menit Galang mendatangi saya karena dia masih ada janji dengan beberapa teman UGM. Alhamdulillah. Bisa ga sih diluar ketemunya yang lain? [bosan tingkat nasional sama bujang yang satu ini. haha].

Kami meluncur ke kosan Putri setelah menghabiskan rawon yang sudah dipesan. Sekarang dia suka membaca anime barat. Saya tidak begitu paham tentang kartun barat. Intinya karakter kartun barat yang menceritakan penyelidikan atau sebut saja fantasi. Mahasiswa pasca sarjana membaca buku-buku fantasi? Ya. Putri masih membacanya. Semakin suka membaca fiksi fantasi. Dindingnya dipenuhi hiasan kertas, di Jepang namanya origami. Sejenis dengan origami mungkin atau papercraft atau yang seperti itu. Saat temannya wisuda pun dia membuat bucket bunga dari kertas. Bunga yang bagus. Saya melihat fotonya. Semakin malam pembicaraan berkembang dari hobi membaca, kuliah, cinta, cita-cita,aktivitas sehari-hari, teman semasa sekolah dulu hingga soal tulisan. Suasana menghangat. Banyak cerita tertuang. Putri, ada yang berubah dan ada yang tetap seperti dulu. Saya meninggalkannya karena tertidur ketika dia bermain game online.

Ngidam gudeg tercapai. Paginya Putri berhasil membawa saya makan gudeg di tempat yang cukup kece. MMT di depannya berwarna merah muda. Menggelikan. Untung saja model yang dipajang bukan laki-laki. Kami memasuki kawasan parkir dan masuk kedalam untuk memesan gudeg. Eh. Sepi sekali pagi itu. Padahal sudah pukul 7 dan seharusnya pelanggan antre. Mungkin memang kami datang terlalu pagi sehingga masih sepi. Hanya kami yang memesan gudeng karena pelanggan yang duduk diujung hampir selesai dengan pesanannya. Gudeng tersaji didepan mata. Aiiiiih, enak sekali kelihatannya. Setelah dirasa dan dinikmati sensasi rasanya masih bertahan dilidah. Enak. Kental. Lain kali saya mau makan gudeg disitu lagi.

Putri harus ke Solo sorenya, sayapun ada agenda di UNY pukul 10 pagi. Akhirnya dia mengantarkan saya ke Student Center UNY. Sembari menunggu Iman, teman saya sekaligus presiden mahasiswa UNY kami memarkir sepeda motor di depan SC persis. Tidak berselang lama Putri ijin ke toilet. Saya tidak memperhatikan motornya kerena posisi duduk saya membelakanginya. Sepeda motor Putri raib. Okeh. Tidak ada ditempatnya semula. Dia mencari ke tempat parkir yang didepan SC. Tidak ada. Diparkir belakang tidak ketemu. Iman datang. Mereka berdua mencari. Iman kebingungan. Putri datang dari belakang. "Motornya dibelakang". Alhamdulillah. Iman datang. Putri pamit. Tentu setelah mereka berkenalan satu sama lain.

Semalam bukan waktu yang cukup untuk mengetahui apakah kamu baik-baik saja. Semalam juga tidak akan cukup untuk memberikan kesempatan bagi kita untuk saling mengungkap kejadian selama tujuh tahun. Tapi semalam saja cukup untuk membongkar kerinduan yang tertahan. Sekarang, kerinduan akan dibangun kembali. Tidak ingin berlama-lama. Saya tidak ingin menanti tujuh tahun lagi agar bisa bertemu kamu. Terimakasih sudah berkenan jumpa walau sekejap. Terimakasih karena tidak berubah dalam beberapa hal. Terimakasih masih menyisakan sepotong hati untuk saya, Terimakasih. .

Rabu, 18 September 2013

Bintang, Kembang Api, Rambutan dan Pesawat

Saat memandang langit malam di teras rumah, rasanya ingin memetik bintang yang ada di atas saya. Saya tidak perlu membeli kembang api untuk dinyalakan karena memang sudah semarak oleh bintang. Apabila saya keluar dan masih di teras rumah, rasanya seperti berada di observatorium. Bintangnya tepat di atas kepala saya. Begitu dekat.

Langit memang sebagian tertutup dedaunan rimbun rambutan yang hampir matang seluruhnya. Namun hangatnya bintang tidak terhalang pohon tetangga yang selalu menambah sejuk halaman rumah saya. Pohon yang sudah bertahun-tahun menjadi pelindung dan pemberi rezeki itu benar-benar membawa keberkahan.

Yang membahagiakan yaitu ketika momentum Idul Fitri atau Tahun Baru. Meski sudah ada ratusan kembang api yang dinyalakan, tetap saja keluarga saya membeli beberapa buah untuk dinyalakan sendiri. Bukan berapa meriahnya cahaya yang tercipta dari kembang api. Bukan. Melainkan ukhuwah yang tak sengaja terpercik diantara lengkingan cahaya. Maka sudah menjadi undangan lisan ketika adik dan keponakan saya merengek-rengek di beranda rumah. Mereka mengajak tetangga untuk menyalakan kembang api satu per satu. Sekali lagi, yang semarak bukan hanya langit. Melainkan hati yang meletup-letup oleh kebersamaan.

Andai malam ini di Semarang dan melihat kerlip lampu berjalan di udara pasti dapat ditebak itu pesawat. Baik itu pesawat komersil atau bukan. Saya pun pernah landing dari Jakarta sekitar pukul 9 malam. Respati Oktaviani pernah mengatakan bahwa ia selalu terbangun pada pukul 1 dini hari karena deru pesawat. Dia pun bertanya, "rute penerbangan kemanakah?". Suatu hari saya berandai-andai bersama teman saya Farah Riyantika. "Setiap kali memandang langit dan mendapati ada pesawat pasti langsung berharap ada seseorang yang mengirimkan pesan dan mengabarkan bahwa ia ada di bandara". Selalu begitu.

Andai malam ini saya berada dibawah langit Cilacap bagian barat dan melihat lampu sign pesawat dari arah tenggara lantas terbesit pertanyaan "pesawat dari mana ya?". Mengingat wilayah Cilacap yang posisinya di Jawa bagian Selatan dan berada persis di sebelah Samudera Hindia. Sambil tersenyum "mungkin pesawat dari Jogja atau dari Aussie".

Sedari kecil saya begitu gembira dengan deru pesawat yang terbang di atas langit rumah. Saya melihatnya dari bawah dan meneriakan sapaan konyol hingga melambaikan tangan bahkan berlarian seolah hendak mengejar.

Jika kamu pernah mengintai rambutan milik tetangga untuk sekadar berharap menikmatinya tanpa susah payah menanamnya, menjuntaikan tangan ke langit seolah hendak memetik bintang, atau berlarian menyambut pesawat yang terbang melintas  maka kamu punya keceriaan yang sesungguhnya.

Saya mengalaminya dan masih euforia dengan deru pesawat, bintang, rambutan dan kembang api. Namun saya selalu berharap ada seseorang yang menelpon saya seusai pesawat terbang merendah di langit Semarang. Entah sahabat, entah manusia yang hidup di sisa hidup saya. Semoga waktunya akan tiba :)

29 Juli 2013

Saya Menyebutnya Rentetan Karir [Part II Habis]

Siapapun yang tengah berusaha untuk memilih karir yang akan dijalani membutuhkan asupan wawasan agar pilihan yang diambil membawa banyak manfaat. Setelah mengakhiri satu fase hidup, akan ada fase hidup selanjutnya yang mesti ditapaki dengan mantap. Saatnya memilih, kemana sekarang?

Kita memilih karir sesuai dengan pasion yang kita miliki terhadap suatu hal. Kamu tidak akan memilih masuk di Fakultas Kehutanan jika ingin menjadi akuntan publik. Seorang siswa yang ingin menjadi pengacara tidak akan mengambil matematika pada kuliahnya. Sayangnya, banyak dari mahasiswa atau siswa yang masuk suatu sekolah atau perguruan tinggi karena kuota terbatas. Banyak kasus menggambarkan bahwa mahasiswa masuk suatu jurusan di perguruan tinggi karena sepi peminat.

Jika kamu memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi maka pilihan teknisnya pun ada banyak. Bagi kamu yang baru lulus SMP, memilih SMK dapat memberikan keterampilan yang siap digunakan di lapangan kerja. SMA sebagai pilihan lain membantumu lebih siap dalam hal keilmuwan. Lembaga kursus seperti menjahit, komputer, stir mobil dan sebagainya memberikan keterampilan dalam waktu singkat. Dalam waktu satu tahun kamu bisa terampil dalam bidang kursus yang kamu ambil. Pilihan lain yang dapat diambil yaitu memperdalam ilmu agama di pesantren. Ada beberapa sekolah yang sistemnya boarding school yaitu sekolah dengan asrama yang islami. Program sekolah plus pesantren atau sekolah plus asrama membekali siswanya untuk belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya selain untuk mendukung situasi belajar yang kondusif.

Ketika memilih bekerja saat kita baru lulus SMP atau SMA memang tidak semudah mahasiswa sarjana atau pasca sarjana. Pekerjaan menengah ke atas dapat dipenuhi oleh lulusan strata satu atau diploma dg prioritas yang lebih baik dari SMA apalagi SMP. Tetapi jika kita mau berusaha, akan ada pekerjaan yang memberikan kita rezeki meski harus dengan susah payah. Rekan-rekan saya banyak yang sudah lulus sarjana dan pasca sarjana merasa bimbang untuk memilih karir yang baik. Ada yang memilih untuk mengambil pasca sarjana. Ada pula yang memilih mencari pekerjaan sebagai guru, fotografer, WO, pegawai bank, trainer dan sebagainya. Arif Rahman (2011) dalam Complete Career Guide memberikan tiga pilihan bagi seseorang untuk memulai karir dalam bekerja. Pilihan pertama join system. Kita masuk perusahaan sebagai karyawan atau guru di sekolah sehingga mematuhi aturan main lembaga yang kita masuki. Fresh graduate paling banyak memilih join system untuk mengetahui kondisi tempat kerja. Kedua, build your own system. Membangun sistem membutuhkan dukungan dan pengalaman kerja. Pilihan ini diambil ketika kita sudah cukup mapan dan berpengalaman pada pekerjaan sebelumnya. Ketiga, buy a system. Pilihan ini memang yang paling praktis karena kita membeli sistem yang sudah tertata dengan baik. Konsekuensinya yaitu kita mengeluarkan modal yang tidak sedikit untuk memilikinya. Sederhananya, memilih pekerjaan bagi lulusan SMP/SMA dan mahasiswa dapat dimulai dari pilihan pertama, selanjutnya kedua dan ketiga agar semakin meningkat.
  

Menentukan karir memang bukan perjalanan yang singkat dan mudah yang bisa dilakukan sambil lalu. Pekerjaan dan pendidikan yang baik akan memberikan kita pendapatan dan ilmu yang baik pula.

Seperti dalam sebuah hadist disebutkan bahwa "Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah itu Maha Baik. Dan Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Dia memerintahkan kepada Rasul. Allah swt berfirman "Hai Para Rasul, makanlah dari segala yang baik dan lakukan pekerjaan yang baik. Dia juga berfirman. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah daru segala yang baik yang telah Kami berikan rezeki kepadamu" kemudian Rasulullah saw menceritakan perihal seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut masai dan penuh debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit sembari berkata: "wahai Tuhan! Wahai Tuhan!" sedangkan makannya haram. minumnya haram, pakaiannya haram, dan perutnya dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin permohonannya dikabulkan?" [Diriwayatkan oleh Imam Muslim]. Maka memilih pendidikan dan pekerjaan yang halal membuat hidup kita lebih berkah. Insya Allah.

Sejatinya Allah pun telah memerintahkan untuk kita bekerja dengan giat yang tercantum dalam Q.S At Taubah : 9. yang berbunyi "Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat. Begitu juga rasul Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". 

Pilihan apapun, asalkan sesuai dengan tuntunan Nya akan menjadi lebih mudah untuk dijalani. Aamiin

Senin, 09 September 2013

Saya Menyebutnya Rentetan Karir [Bagian I]

Menentukan masa depan seperti melukiskan sesuatu di atas kanvas. Sehelai kain putih gading itu akan memberikan kita ruang untuk memadu-padankan warna. Jika hari kemarin kita telah menyelesaikan salah satu bagiannya, hari ini kita akan menyelesaikan bagian yang lain. Pengalaman-pengalaman menyelesaikan bagian per bagian, bisa kita sebut dengan karir.

Membicarakan karir merupakan sesuatu yang membangkitkan semangat untuk berusaha melakukan kerja-kerja kita. Euforia untuk merancang dan memilih sudah pasti menghinggap dalam benak kita karena sebagian besar manusia senang sekali merancang dan mereka-reka. Bagi yang telah melampaui masa ujian akhir dengan baik, sekarang saatnya untuk mempertimbangkan pilihan karir yang ada.

Setiap pilihan karir diawali dengan fase transisi dari A ke B, dari sekolah ke sekolah lagi atau kerja. Inilah masa penentuan dimana alternatif pilihan sudah ada dan tinggal memilih, pasca lulus. Momentum kelulusan merupakan suatu kebanggaan bagi seseorang yang berada pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Fase akademik telah dilampaui dan memasuki fase yang baru dalam masing-masing tingkatannya. Jika kamu baru saja mengikuti ujian nasional dan dinyatakan lulus maka pilihannya yaitu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja. Begitupun dengan mahasiswa S1 dan S2 pada jenjang pendidikan tinggi. Selalu akan ada pilihan bagi kita untuk menyelesaikan lukisan masa depan yang tengah kita buat.

Apakah kamu berada dalam persimpangan?
Mau kemana setelah lulus? Sekolah lagi, kerja atau menganggur?

Tidak ada pilihan menganggur dalam hidup sekalipun pada akhirnya kita terpaksa berhenti sejenak untuk melakukan segala sesuatunya karena memang masih mencari kerja atau sekolah. Stres pada masa ini wajar dialami siapa saja sekalipun sudah bergelar magister. Tetapi yang perlu kita syukuri bahwa selalu ada rezeki dan kesempatan yang diberikan Nya kepada kita untuk memilih rentetan karir yang akan kita lukis. Dalam masa yang belum tentu pun kita mesti bersabar dalam ikhtiyar kita agar hasil yang didapatkan bisa berkah.

Seperti khalifah besar Umar bin Khattab yang mengatakan bahwa ""Jika aku diberikan dua buah kendaraan, yaitu syukur dan sabar, maka aku tidak akan peduli kendaraan mana yang akan kunaiki. brsyukur akan nikmat Nya kemudian bersabar dalam setiap langkah yangg kita ambil akan lebih baik daripada berputus asa terhadap rahmat Nya.

Jumat, 06 September 2013

Pemahaman dalam Pendidikan


Pemahaman erat kaitannya dengan fungsi kognisi yang dimiliki oleh seseorang. Siswa dikatakan paham apabila telah melalui proses berpikir yang didalamnya terdapat proses mengolah konsep kemudian proposisi, dan kesan mental yang membentuk skema kognitif (Wade dan Tavris; 2007).

Dalam kamus psikologi ada beberapa istilah yang dapat dikaitkan dengan pemahaman seseorang. Ada dua kata yang membantu kita untuk menelaah pemahaman sebagai suatu proses. Kata yang pertama yaitu understanding (pengertian) yang memiliki beberapa arti; 1. proses memahami arti, 2. dalam penelitian sejarah perupakan keampuan individu untuk memahami arti, 3. simpati: perasaan suka terhadap titik pandangan orang lain. Kata yang kedua yaitu cognition (kognisi, pengenalan, pengertian)  yang berarti satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. termasuk didalamnya ialah mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga dan menilai.

Understanding dapat diartikan sebagai (pengertian), kognisi, dan berpikir yang disampaikan ahli memberikan masukan bagi peneliti untuk menyimpulkan bahwa pemahaman merupakan serangkaian proses yang terdiri dari mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga, dan menilai suatu hal.

Menurut Feldman (2012:299) berpikir merupakan manipulasi dari representasi mental suatu informasi. Feldman menambahkan bahwa dengan berpikir, kita dapat mengubah representasi yang kita dapatkan menjadi modal bagi kita untuk menyelesaikan suatu masalah.

Berdasarkan pengertian penulis tentang pemahaman terdapat rangkain proses meliputi mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, memperkirakan, berpikir, mempertimbangkan, menduga dan menilai suatu hal. Siswa dikatakan paham apabila mampu melalui tahapan itu dengan baik misalnya siswa dapat memperkirakan hasil ulangan di kelas matematika ketika sebelumnya belajar maksimal. Contoh lain dalam kaitannya dengan studi lanjut, siswa dapat memperkirakan jenjang studi selanjutnya setelah lulus dengan memperhatikan hasil belajar, kondisi keuangan keluarga dan potensi diri.

Dalam pendidikan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar. Scriven (1967) dalam Arikunto (2012:127) menyebutkan tiga hubungan yang harus ada dalam pembelajaran yaitu 1. tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran, 2. bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi, dan 3. tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi. Arikunto (2012:128) menyatakan bahwa keberhasilan dari tujuan pendidikan yang berwujud tingkah laku merupakan definisi dari taksonomi dalam pendidikan. Tingkah laku yang dimaksud meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tenaga pendidik mengenal taksonomi seperti yang disampaikan Bloom dan kawan-kawan pada 1956. Konsep ini membagi tingkatan perilaku berpikir kedalam enam tahap yaitu knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation. Hingga tahun 2001, Krathwohl menyempurnakan konsep taksonomi tersebut. Taksonomi yang disempurnakan oleh Krahtwohl disebut Revisi Taksonomi Bloom. Krathwohl merevisi beberapa bagian dari taksonomi bloom yang pertama menjadi remembering, understand, apply, analyze, evaluate, dan create.
Dalam revisi taksonomi Bloom, pemahaman termasuk tingkatan berpikir kedua siswa setelah tahap mengingat (remember). Taksonomi Bloom Revisi terinci dalam enam tahapan yaitu:
1)    Remembering
meliputi recognizing (mengenal) dan recalling (mengingat kembali).
2)    Understand
meliputi interpreting (menafsirkan), exemplifying (memberi contoh), classifying (mengelompokkan), infering (menarik inferi), comparing (membandingkan), explaning (menjelaskan), dan summarizing (merangkum).
3)    Apply
meliputi executing (menjalankan) dan implementing (mengimplementasikan)
4)    Analyze
meliputi differentiating (menguraikan), organizing (mengorganisasikan), dan atributing (menemukan makna tersirat).
5)    Evaluate
meliputi checking (memeriksa) dan critiquing (mengkritik)
6)    Create
meliputi generating (merumuskan), planning (merencanakan), dan producing (memproduksi)

Fase pemahaman diartikan Daryanto (2008:106) sebagai fase yang perlu mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami isi yang disampaikan oleh guru dan mengkomunikasikannya dengan baik. Daryanto (2008:106) menyebutkan ada tiga kemampuan pemahaman yang dapat dikembangkan dalam diri siswa yaitu 1. menerjemahkan (translation), 2. menginterpretasi (interpretation), dan 3. mengektrapolasi (extrapolation).

Kemampuan menerjemahkan  (translation) merupakan kemampuan untuk mengubah konsep abstrak menjadi konsep yang lebih nyata berupa simbol yang mudah dipahami orang lain. Kata kerja operasional yang digunakan dalam kemampuan menerjemahkan yaitu menerjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, dan sebagainya. 

Kemampuan interpretasi (interpretation) lebih dari sekadar kemampuan menerjemahkan. Kemampuan interpretasi membantu siswa dalam menafsirkan suatu persoalan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Kemampuan ini didapatka dari latihan yang cukup dengan guru sebagai fasilitatornya.

Kemampuan ekstrapolasi (extrapolation) menuntut kemampuan yang lebih tinggi dari siswa. Selain menafsirkan, siswa dituntut untuk menemukan solusi atas persoalan yang diajukan. Misalkan ada soal matematika 2-4-6-8-..-... maka siswa harus mengisi titik-titik tersebut dengan kemampuan ekstrapolasinya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan yaitu memperhitungkan, menduga, membedakan, mengisi, menentukan, meramalkan, memperkirakan, dan menarik kesimpulan.

Pemahaman tidak dapat terpisah dari bagian lain dalam taksonomi Bloom sehingga mendukung bagian lain dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam meningkatkan pemahaman siswa yaitu memfasilitasi proses belajar siswa dengan perlakuan yang tepat. Perlakuan yang diberikan guru kepada siswa tentunya berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini didasarkan pada gaya belajar siswa, potensi yang dimiliki. Pada akhirnya, peran guru begitu besar dalam hal pendampingan pembelajaran di sekolah. Sudah selayaknya setiap guru mengupgrade kompetensi diri agar mampu memenuhi tuntutan perkembangan jaman.

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...