Rabu, 04 April 2012

Launching Perdana Kajian Diskusi BEM FIP Unnes


Mahasiswa menempati posisi yang sangat strategis dalam kehidupan sosial politiki di negeri ini. Sebagai bagian dari middle class, mahasiswa mampu bergerak dengan leluasa ke tataran pemerintah (birokrat) dan fleksibel untuk turun langsung ditataran grass root atau masyarakat. Gerakan mahasiswa muncul karena sikap kritis mahasiswa melihat keadaan negeri yang compang-camping kebijakannya. Peran mahasiswa yakni untuk mendorong pemerintah agar sesuai dengan jalannya atau landasannya. Dengan begitu, mahasiswa merupakan pihak-pihak yang selayaknya memberikan perhatian pada aspek sosial politik bagi masyarakat sebagai bentuk konkret kontribusi mereka dengan banyak cara.
Kegundahan yang seringkali dialami mahasiswa bukan tidak mustahil dirasakan oleh mahasiswa lain. Segala yang dirasakan mahasiswa sebagai ketimpangan sosial tidaklah lantas dibenamkan dan hanya menjadi konsumsi pribadi. Kajian diskusi menjadi alternatif yang cukup mudah dilaksanakan mahasiswa dalam mengawali gerakan yang rapi dan ilmiah. Gerakan yang sederhana ini ternyata memiliki efek yang luar biasa bagi pergerakan mahasiswa sendiri dan masyarakat secara luas.
Dalam Launching Perdana Kajian Diskusi BEM FIP yang dilaksanakan 3 April 2012 ada banyak hal yang disampaikan pembicara yaitu Hanityo Nurrakhman selaku Mentri Luar Negeri BEM KM Unnes periode 2010. Agenda yang merupakan mix and match dari Departemen Luar Negeri dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM FIP dilaksanakan di PKM FIP dengan dihadiri internal BEM FIP 2012. Hanityo banyak menyampaikan pengalamannya di berbagai teknis gerakan mahasiswa dalam mengawal kebijakan pemerintah baik ditataran kota maupun nasional.
Yang menarik dari apa yang disampaikan pembicara dalam diskusi tersebut adalah tanpa membahas prolog yang berkepanjangan dan langsung mengambil tema pendidikan. Tema tersebut kemudian dibahasakan menjadi aplikasi gerakan yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menyikapi berbagai macam isu, termasuk pendidikan. Keyword yang sempat disampaikan yaitu terkait advokasi dan alur yang ada didalamnya. Urutan advokasi secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       adanya isu yang berkembang di masyarakat
Isu yang dapat digarap mahasiswa dapat berupa spesifikasi dari keprofesionalan masing-masing seperti Unnes yang mengambil isu Pendidikan, ITB mengambil isu Energi dan Pertambangan, UI mengambil isu Ekonomi, dan UGM mengambil isu hukum. Wacana pendidikan yang ada di Unnes antara lain sarana prasarana, polemik beasiswa, kurikulum prodi, sistem kuliah dan transparansi anggaran.
b.      sarana atau gerakan
Merupakan hal-hal yang dapat kita ambil sebagai teknis gerakan sebagai tindak lanjut dari isu yang berkembang tersebut. Alternatif gerakannya misal audiensi, diskusi publik, pemanfaatan media cetak dan elektronik, dan aksi. Sebagian besar mahasiswa ataupun masyarakat menganggap bahwa aksi merupakan jalan satu-satunya bagi kita dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Aksi merupakan jalan terakhir ketika pilihan yang sebelumnya gagal menemui titik temu dengan harapan.
c.       goal setting
Tujuan akhir dari kita menyikapi suatu isu bermacam-macam misalnya memperoleh data atau keterangan, menuntut perubahan kebijakan, mengadakan kontrol terhadap suatu kinerja dan sebagainya.

“Peran mahasiswa bukan lagi sebagai agent of change, tetapi director of change” begitulah pembicara menguatkan fungsionaris BEM FIP yang kebanyakan angkatan 2011. Dengan berdiskusi melalui forum ilmiah tersebut gerakan mahasiswa akan terlihat berbobot  dan mewakili lembaga yang menaungi. Launching Kajian Diskusi menjadi titik awal bagi gerakan mahasiswa di FIP untuk menumbuhkan budaya ilmiah di kampus.

Jilvia Indyarti
Kadept Luar Negeri BEM FIP 2012

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...