Rabu, 20 November 2013

This is My Step



Merencanakan masa depan seperti menggambar diatas kanvas. Kita membutuhkan cat, kuas, kanvas, palet, dan kanvas. Cita-cita membutuhkan kemampuan yang menopang kita bekerja dan berkarya dengan ridha orang tua banyak kemudahan dan dukungan dana.

Masa depan kita merupakan representasi cita-cita dan harapan saat ini sehingga apa yang dilakukan saat unu menjadi jalan menuju cita-cita. Setiap orang pasti memiliki cita-cita masing-masing sesuai kemampuan, keterbatasan dan keadaan ekonomi.

Keluarga dan lingkungan telah menanamkan nilai-nilai sejak kecil hingga sebesar sekarang, Tentu banyak sekali yang sudah didapatkan. Kejujuran, rasa syukur, berterimakasih, sopan santun, keagamaan, disiplin secara tidak langsung ditanamkan orang tua kita, guru-guru dan masyarakat. Nilai-nilai tersebut akan melandasai kita untuk beraktivitas dan bergaul, Harapan dan cita-cita yang kita ambil dikontrol oleh nilai tersebut.

Sekarang apakah kalian punya gambaran untuk menentukan masa depan? Mari membayangkan cita-cita yang sesuai dengan pertimbangan yang matang

Ketika Kesulitan Menghampiri [Bagian II]


Lingkungan memberikan kita kesempatan untuk beraktualisasi diri. Kita bisa belajar menjadi dokter, TNI, belajar mengaji dan sepakbola. Apakah bisa semulus itu perjalanan kita? Ternyata keinginan kita harus bertemu dengan lingkungan yang tidak selamanya mendukungh kita beraktivitas.

Ada saatnya keluarga kurang mendukung apa yang kita ingin lakukan dengan berbagai alasan. Misalnya karena kondisi ekonomi, kemampuan kita yang terbatas, peluang ke depan, dan kebaikan serta keburukan yang ada dari kegiatan tersebut. Keluarga memiliki kesempatan untuk mendukung dan tidak bersepakat dengan pilihan kita. Di lain sisi keluarga kita juga memiliki keterbatasan ekonomi, pengetehatuan, kemampuan sehingga belum bisa memberikan banyak bantuan dalam mendukung perjalanan karir kita.

Karir mesti dikembangkan dan didukung oleh lingkungan yang kondusif seperti siswa yang akan dapat belajar maksimal jika berada dilingkungan yang tenang. Selain kondisi, fasilitas lingkungan seperti warnet, pusat perbukuan, sarana olahraga, rekreasi, dan tempat belajar pengembangan diri.

Apabila lingkungan kurang mendukung pengembangan diri kita, ada baiknya kita melakukan adaptasi dengan menerimanya. Cara lain apabila kita tidak mampu beradaptasi yaitu dengan mengubah lingkungan, bergaul dengan lebih banyak teman, mencari hobi baru, membaca buku lebih banyak dan belajar giat. Menerima keterbatasan lingkungan baik diri, keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat membuat kita lebih legowo dengan potensi. Bersyukur dan berusaha terus mengembangkan diri agar tercapai cita-cita dan karir yang dikehendaki.

PEREMPUAN DALAM RENTETAN KARIR


Ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika kita berbicara kehidupan seseorang termasuk perempuan. Yang pertama pribadi, sosial, belajar/pendidikan, karir, keluarga, agama. Melihat cakupan wilayahnya tentu diri pribadi dan lingkungan (keluarga, sekolah,/tempat kerja, dan masyarakat) merupakan aspek yang perlu dikembangkan.
Akan tetapi jika kita hendak memfokuskan diri pada lingkungan "karir" seorang perempuan. Ada beberapa hal yang bisa kita bahas soal karir perempuan. Yang pertama memaknai karir, urgensi menekuni karir, kendala yang ada, proses menghadapi kendala, dan menikmati hasil dan mengkader.

Memaknai karir
Karir adalah serentetan pengalaman bekerja, merupakan perjalanan panjang dari aktivitas kita yang mengarah pada satu bidang pekerjaan dan profesi tertentu. Misal guru selepas pendidikan S1 kemudian mengajar, sertifikasi, S2, dan mengajar. Seorang guru dapat menjadi kepala sekolah, kemudian naik ke dinas pendidikan. Dalam dunia perbankan kita mengenal urutan posisi karyawan dan proses kenaikan pangkatnya. Akan tetapi tidak semua bank menerapkan jenjang karir yang cepat.
Itulah karir. Dalam perkembangan jaman kita mengartikan karir sama dengan pekerjaan. Orang/pegawai yang keluar masuk perusahaan bisa jadi belum menentukan dengan tepat karir yang akan ditempuh. Padahal karir dan perencanaannya dapat kita mulai sejak usia sekolah.

Urgensi Karir
Pilihan berkarir bagi perempuan dapat dikatakan gampang-gampang susah. Kita menyebut gampang karena apabila ijin keluarga sudah ditangan, langkah selanjutnya akan lebih mudah dijalani. Semua menjadi sulit jika asumsi masyarakat dan keluarga tentang perempuan pekerja masih negatif. Banyak keluarga yang masih enggan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk beraktivitas diluar.
Ada dua alasan perempuan memutuskan untuk berkarir. Pertama untuk memenuhi kebutuhan hidup berkeluarga. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi keluarga yang menuntut perempuan untuk berkarir. Alasan kedua karena ingin beraktualisasi diri mewujudkan harapan, keinginan dan cita-cita serta melakukan banyak aktivitas publik.
Tidak ada larangan dalam agama bagi perempuan untuk berkarir selama hal tersebut tidak menyebabkan perempuan lupa akan kodratnya.

Kendala
Ada tiga hal mendasar yang menjadi kendala bagi perempuan untuk merintis karirnya. Tiga hal tersebut yaitu kemampuan, regulasi dan dukungan sistem, serta asumsi masyarakat. Kemampuan yang harus dipenuhi perempuan untuk terjun dalam karir tidak selamanya dipenuhi dengan mudah. Misalnya daya tahan fisik, fokus perhatian, emosional dan sebagainya. Perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki bahkan setara dengan mereka. Sayangnya, banyak kesempatan yang tidak diberikan kepada perempuan untuk mengembangkan kompetensinya. Dilapangan, pada akhirnya perempuan hanya sebagai pendukung dari kerja laki-laki.
Regulasi yang mendukung partisipasi perempuan dalam sektor publik masih minim. Sistem yang ada diberbagai lini masih saja menempatkan perempuan diurutan setelah laki-laki. Meski ada regulasi yang sudah pasti dan berupa undang-undang, jika dukungan sistem belum mapan peran perempuan belum termaksimalkan.
Pandangan masyarakat yang memandang perempuan dirumah saja, mengurus rumah tangga, dan sebagainya nyata-nyata masih berkembang apalagi di pedesaan. Budaya ini sedikit banyak membatasi perempuan dalam beraktivitas di ruang publik.

Menjalani Karir
Menghadapi tantangan di lapangan, membangun sinergi kekuatan , pemenuhan kodrat, kebutuhan beraktualisasi merupakan tantangan bagi perempuan pekerja. Mengelola agar semuanya bisa seimbang butuh dukungan sistem. Ditengah pilihan untuk berkarir tentu kita menemukan perempuan yang sama-sama memiliki cita-cita serupa. Didalam pekerjaan, lingkungan rumah, pengajian RT, atau masyarakat kita akan menemukan perempuan lain yang berkarir dan tetap berusaha menjalankan kewajiban domestik dalam rumah tangga. Saat itulah kita perlu berbagi pengalaman, berdiskusi, berkomitmen untuk membangun wilayah desa, kecamatan. Indah bukan?

Menikmati Karir dan Mengkader
Saat karir berada dalam genggaman, keluarga terjaga dan memiliki banyak link kita dapat menikmatinya dengan mengkader perempuan-perempuan muda untuk berkarir. Kita bisa mengkader perempuan lain untuk berkarir sesuai dengan pasion atau ketertarikan pribadi. Memang proses mengkader bisa dilakukan bahkan saat kita tengah merintis karir. Namun pencerdasan yang dilakukan setelah kita memiliki power dan branding sehingga bisa lebih berhasil. Insya Allah

Ketika Kesulitan Menghampiri [Bagian I]


Apakah pernah kamu menjumpai status Facebook/twitter/BBM teman kamu yang isinya tentang kesedihan, tengah mengalami kesulitan, galau yang berkepanjangan? Saat itu apa yang kamu rasakan? Merasa kasihan atau malah menertawakan?

Menentukan cita-cita untuk dijalani bertahun-tahun yang akan datang memang tidak mudah. Saat ini, satu atau banyak dari kamu masih bingung dengan cita-cita dan pekerjaan apa yang akan dipilih. Bahkan orang tua kita mungkin tidak pernah memikirkan akan menjadi apa saat berusia seperti kalian saat ini.

Sekarang mari kita coba temukan masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam menentukan masa depan. Sebenarnya ada batasan ketika kita membicarakan masalah tersebut. Yang pertama masalah dalam diri dan yang kedua masalah diluar diri.

-Joni sering diejek teman-temannya karena sering salah jika mengerjakan tugas didepan kelas. Ia sudah belajar maksimal tetapi sulit untuk menguasai mata pelajaran tertentu.

Itu adalah suatu contoh masalah yang dialami oleh Joni. Ia mengalami hambatan dalam menguasai mata pelajaran tertentu. Kita pun dapat mengalami persoalan serupa bahkan lebih sering dari yang Ia alami.

Masalah dalam diri tidak hanya berupa keterbatasan kemampuan dalam memahami pelajaran di sekolah. Keterbatasan fisik juga dapat menghambat dan membatasi aktivitas kita. Untuk menjadi model, polisi, pilot dan pramugari kita harus memenuhi standar ketentuan yang ada. Pekerjaan lain dapat mempersyaratkan bebas dari buta warna atau penyakit tertentu.

Masalah yang paling sulit dihadapi bagi sebagian besar orang adalah perasaan yang ada dalam dirinya seperti rasa minder, motivasi, malas, dan keadaan psikologis lainnya. Perasaan tersebut kadang muncul disebabkan oleh keadaan fisik karena tidak cantik, badan tidak menarik, kulit hitam, rambut keriting dan sebagainya serta kemampuan yang kurang dari harapan.

Semua orang memiliki kesulitan masing-masing, tentu memiliki penyelesaian masing-masing pula. Sikap terbaik yaitu menyadari kondisi diri, menerima dengan lapang dada dan terus berusaha mengembangkan diri. Jika kita memiliki keterbatasan dibidang olahraga, pasti kita memiliki kelebihan dibidang lain misal seni, agama, IPA dan sebagainya. Tuhan menciptakan mahluk Nya tanpa ada yang sia-sia.

Seseorang yang bersedia menerima dirinya dan apa yang telah diberikan Tuhan akan lebih mudah dalam menjalani hidupnya karena dalam dirinya telah tertanam jiwa legowo dengan kekurangan yang dimiliki. Maka masalah lain yang ada dihadapannya akan dilalui dengan serupa.

Selalu belajar menuntut ilmu sebagai bekal bekerja dan bermasyarakat memang harus terus dilakukan, Kitapun mesti memberikan kesempatan kepada diri untuk bergaul dengan banyak orang. Hal itu dilakukan agar memperoleh semakin banyak informasi yang dapat kita gunakan untuk mengembangkan diri.

Sabtu, 16 November 2013

Repost

Allah, saya sudah besar ya? Saudara saya sudah banyak yang menikah bahkan memiliki anak. Uwa saya seringkali memuji saya yang sekarang jauh lebih cantik, lebih cerdas, lebih gemuk dari dulu yang kurusnya minta ampun.

Allah, saya sudah besar ya? Baanyak sekali orang yang sekarang sudah pulang kepada Mu. Lekas meninggalkan hidup yang seperti itu saja. Tidak kaya, miskin pun masih bisa membeli kendaraan dan blackberry. Apakah hidup sesederhana itu?

Allah, saya sudah besar ya? Sepupu saya sudah beranjak mengenakan seragam panjang dan bersekolah lumayan jauh. Bocah-bocah yang dulu menggemaskan kini sudah pandai pula bersolek.

Allah, saya sudah besar ya? Melihat banyak sekali hal berubah. Rumah yang sudah banyak direhab sana-sini. Kendaraan yang semakin terbaru. Gaya hidup yang semakin lebih baik. Senyum-senyum yang semakin berbeda rasanya. Usia yang tidak lagi muda dan perkasa.

Allah, apakah ini hidup yang sebenarnya? Bertambah dewasa, bertambah tanggungjawab, bertambah harapan, dan bertambah iman. . .

Allah, Allah, Allah

9 November 2013

Pahlawan

Bagi saya,
pahlawan ialah beliau yang membantu saya menyelesaikan bacaan Alquran saya. Jika Delisa mampu menyelesaikan bacaan shalatnya dengan didatangkan Tsunami yang dahsyat maka saya menyelesaikan bacaan Alquran saya dengan cara yang lebih sederhana.

Ditemani lampu pijar 5watt setiap malam saya menyusuri kalimah Nya dengan dimandori seorang laki-laki ceking paruh baya. Suara saya yang sebenarnya sangat jauh dari qari' rasanya bukan masalah substansial yang menggelisahkan. Yang penting ada suara yang keluar dan hukum bacaannya benar. Maka saya terus melahap ayat demi ayat yang ada. Motivasi setiap malam adalah setelah tanda 'ain akan selesai. Harapan layaknya kembang kertas didepan halaman yang melambai-lambai untuk dipetik tetapi tak ada orang yang tertarik bahkan untuk melihat. Akhirnya, saya hanya bisa pasrah jika huruf 'ain terlewatkan begitu saja. Jangan ditanya suara saya semerdu apa. Antara dongkol, suara yang hampir habis, cahaya yang terbatas dan rangkaian kalimah Nya yang tanpa titik, keputusan terbaik adalah duduk manis dan menurut. Memang tidak pernah ada omelan atau teguran menyakitkan. Sama sekali tidak. Bahkan beliau antusias mendengarkan setiap lafal yang saya ucapkan. Rasanya jahat sekali ya jika saya melafalkannya dalam nada yang false atau tidak merdu. Tetapi salah sendiri mengapa menyuruh saya membaca berlembar-lembar ayat Alquran. Saya kan juga lelah. Belum lagi nyamuk-nyamuk nakal yang dikirimkan Allah untuk menggoda saya. Pada usia yang belum dewasa itu saya tidak pernah sekalipun berpikir semuanya akan berbuah pahala atau dosa. Saya jengkel, suara hilang, dan kaki digigit nyamuk. Itu sudah lengkap. Bahkan sesekali jika mati lampu kami menggunakan lampu minyak. Semua kejengkelan dan kepasrahan pada akhirnya sirna jika sudah ada tanda untuk berhenti. Ternyata sesederhana itu kebahagiaan untuk anak seumuran saya.

Bermalam-malam yang panjang saya habiskan untuk menyelesaikannya. Beliau rela mendampingi saya sementara istri dan anaknya terpaksa mendengarkan suara saya yang parau dari balik dinding. Beliau juga rela memicingkan mata jika cahaya yang kami miliki hanya satu lampu minyak kecil dan harus dibagi dua. Bapak saya tidak pernah memberikannya uang atau apa. Ah, mungkin saya yang tidak tahu. Kebaikan yang berbalikanlah yang terjadi. Bapak saya sesekali memberikannya pekerjaan. Ibu saya sesekali berbagi makanan jika berlebih. Tapi Allah memberikannya pahala yang mungkin sampai saya meninggal pun akan tetap mengalir. Allah yang Maha Kaya memberikan lebih banyak dari yang keluarga saya berikan. Sesederhana itu.

Jazakumullah khairan katsir. Inilah hidup yang sesungguhnya. Berbagi apa yang kita miliki. Menerima apa-apa yang diikhlaskan dari orang lain kepada kita.
Alhamdulillah. Lailahailallah. Allahu Akbar

Aku Dimana (Pemahaman Lingkungan)

Ada seorang anak berusia 10 tahun yang diajak ibunya ke pesta ulang tahun kerabat dekatnya. Sang Ibu sebelumnya mengatakan pada anaknya bahwa disana akan hadir banyak orang dewasa, mungkin ada beberapa anak yang seusianya. Pesta tersebut dirancang bernuansa keluarga sehingga makanan minuman, dan dekorasinya akan meriah untuk seluruh keluarga. Pada saatnya menghadiri pesta si anak mengenakan baju casual santai dengan sepatu bertali. Sedangkan sang Ibu mengenakan gaun terusan santai berwarna cerah. Anak lelaki tersebut dapat bermain dengan teman seusianya dibawah pengawasan ibunya. Ibu pun merasa senang kanrena anaknya dapat menikmati seluruh rangkaian pesat. Begitupun dengan dirinya.

Kita semua pernah menghadiri pesta pernikahan, ulang tahun, menonton pertandingan bola, menghadiri prosesi pemakaman, dan acara-acara yang melibatkan diri dan orang lain. Pakaian dan obrolan didalam agenda tersebut tentu saja berbeda antara satu dengan yang lain. Nuansa yang muncul adalah sesuatu yang khas dan tidak sembarang orang bisa berekspresi sesuka hati.

Selama ini kita hidup bersama dengan keluarga, teman di sekolah, tetangga, dan masyarakat luas. Tentu lingkungan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Meski begitu kita harus pandai bersikap agar kebersamaan kita dengan orang lain dapat berjalan dengan lancar.

Alangkah baiknya kita membicarakan keluarga, sekolah dan masyarakat satu persatu agar kita paham bagaimana lingkungan itu memainkan perannya dalam kehidupan kita.

KELUARGA
Dalam keluarga yang utuh kita menjumpai ada Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik. Bagi masyarakat Indonesia satu keluarga dapat berarti Ayahm Ibu, Kakak/Adik, dan Kakek/Nenek atau orang yang berada dalam satu rumah dengan kita. Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat yang menjadi sekolah pertama bagi anak untuk mengenal nilai-nilai kehidupan. Peran pengenalan ini lebih banyak dimainkan oleh ibu karena lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama anak. Seiring dengan perkembangan jaman banyak pula ibu pekerja yang turut mencari nafkah untuk keluarga sehingga peran dalam mengasuh anak dirumah berkurang secara kualitas dan kuantitas. Akhirnya anak berada dibawah pengawasan nenek bahkan ada yang diasuh oleh babysitter atau pembantu.

Nilai-nilai relijius kedisiplinan, moral, tanggungjawab dan kepekaan sosial diajarkan orang tua melalui berbagai cara. pelibatan anak dalam aktivitas orang tua sangat bermanfaat jika disertai dengan bimbingan dan pendampingan yang cukup. Pelibatan anak dalam aktivititas sehari-hari misalnya memasak, menjemur pakaian, mencuci kendaraan, memperbaiki perabot rumah tangga hingga menonton TV bersama memberikan orang tua waktu yang cukup untuk berinteraksi dan mengetahui perkembangan anak. Sekalipun aktivitas yang dilakukan sederhana dan tidak berlangsung lama, jika dilakukan sering akan berdampak positif bagi anak.

Orang tua kita memiliki latar belakang yang tidak sama seperti polisi, guru, montir, pedagang, petani, teller bank, kasir, buruh, pengusaha, dan sebagainya. Pekerjaan tersebut mempengaruhi pola asuh yang diberikan kepada kita. Orang tua pengusaha akan mendidik kita lebih cermat dalam penggunaan uang, memperlakukan pelanggan, dan bersikap hemat. Seorang petani mengajarkan kebiasaan mengkonsumsi hasil produk pertanian sendiri dan menghadapi berbagai musim dengan bijak.

SEKOLAH
Disetiap jenjang sekolah kita menemukan bahwa pendidikan dasar (SD/MI) membutuhkan waktu kita yang sangat lama. Pada SD/MI kita menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam selama jam belajar efektif. Ditambah lagi dengan jadwal les mata pelajaran atau waktu untuk mengerjakan tugas sekolah. Apalagi pada pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/SMK) yang hampir 7 jam di sekolah dengan tambahan les mata pelajaran, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan mengerjakan tugas kelompok maupun individu. Waktu yang kita habiskan di sekolah cukup banyak dan melelahkan dengan les mata pelajaran, pengerjaan tugas diluar jam efektif, kegiatan esktrakurikuler dan aktivitas pribadi lainnya. Kebersamaan dengan keluarga tentu sangat minim sehingga orang tua berkurang peran kontrolnya terhadap aktivitas dan perkembangan kita.

Teman-teman sepermainan di sekolah memang mempengaruhi perkembangan kita dalam hal belajar, brsikap, dan bertutur kata. Buktinya bahasa pergaulan kita lebih beragam ketika kita berada dalam lingkungan pertemanan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa waktu yang kita habiskan bersama teman jauh lebih banyak daripada bersama orang tua. Wajar saja jika kita mudah terpengaruh oleh pergaulan dengan teman-teman di sekolah.

Selektif dalam memilih teman bukan berarti kita harus memilih teman yang pandai, cantik, rajin, baik, kaya dan lain-lain. Kita berteman dengan siapa saja baik mereka yang memiliki prestasi maupun mereka yang pas-pasan atau tidak menonjol dikelas. Mereka yang susah diatur pun sebaiknya kita perlakukan dengan baik. Kita perlu berteman dengan anak-anak yang memiliki nilai bagus agar kita terpacu untuk lebih semangat belajar. Teman-teman yang aktif di kegiatan OSIS, PMR, Pramuka dan sebagainya pun mesti kita akrabi kalau perlu kita menjadi bagian dari mereka yang aktif di organisasi. Dengan pergaulan yang luas wawasan kita akan semakin bertambah, bermanfaat dan semakin menambah kepekaan sosial kita terutama di lingkungan sekolah.

MASYARAKAT
Apakah kamu pernah diajak orangtua menghadiri pesta, bersih-bersih desa, pengajian, resepsi pernikahan atau semacamnya? Apakah kamu mengenal perangkat desa/kelurahan tempat tinggal kamu? Atau apakah kamu tahu tempat menarik dan menonjol yang ada disekitarmu misalkan pabrik, tempat wisata, kuliner, sekolah dan lain-lain?

Meski sebagian besar waktu kita dihabiskan disekolah, hal-hal yang terjadi disekitar kita tidak boleh luput dari perhatian kita. Lingkungan masyarakat merupakan tempat kita belajar bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan kita. Didalam masyarakat kita akan belajar berhubungan dengan banyak orang yang mempunyai peran dan tugas masing-masing. Berinteraksi dengan anggota masyarakat adalah suatu keharusan bagi kita selaku mahluk sosial yaitu mahluk yang membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Kita tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Sekalipun untuk hal sederhana seperti ban sepeda bocor atau kran di rumah rusak. Apabila kita tidak dapat bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat, sanksi sosial yang diberikan bisa sangat berat yaitu pengucilan atau pengasingan diri kita dari berbagai kegiatan kemasyakatan.

Tiga lingkungan yang telah kita bicarakan merupakan tempat yang membesarkan kita dengan pengalaman belajar selama hidup kita. Lingkungan keluarga memberikan bekal nilai yang akan membantu kita belajar di lingkungan yang lebih besar yaitu sekolah. Didalam sekolah kita diberikan bekal lagi yang akan kita gunakan untuk hidup berdampingan dengan masyarakat dan mengabdikan diri didalamnya sesuai profesi yang kita geluti. Segala sesuatu yang terjadi didalamnya adalah proses belajar kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan Tuhan. 

Bakat dan Minat


Apakah kamu memiliki kemampuan unik yang lain dari teman-teman satu kelasmu? Seperti menari, berolahraga, melukis dan menggambar, menghitung cepat atau kemampuan lainnya? Kemampuan itu bisa kamu peroleh dari hasil belajar selama ini dan adakalanya menunjukkan prestasi yang membanggakan. Itulah kemudian yang dapat kita sebut dengan bakat yang merupakan kemampuan unik dari seseorang yang diperoleh cuma-cuma dari Tuhan yang apabila terus diasah dan dikembangkan dengan terarah membuahkan keberhasilan dan kebanggaan.

Jika kita melihat Agnes Monica dengan bakat menyanyi yang dimiliki kemudian diasah dengan terarah hasilnya yaitu keberhasilannya didunia musik tanah air. Agnes tidak saja berhasil dinegeri sendiri tetapi juga mulai menembus musik internasional. Begitu pula dengan pemain bola CR7 atau Christiano Ronaldo yang menorehkan prestasi dengan gol terbaiknya di lapangan hijau. Mereka merupakan contoh orang yang memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga membuahkan prestasi membanggakan.

Agnes Monica dan CR7 sudah menemukan bakat yang dimilikinya bahkan harus berusaha ekstra keras agar mereka berhasil seperti sekarang. Apakah saya juga memiliki kesempatan yang sama seperti mereka? Bakat apakah yang saya miliki untuk saya kembangkan dalam hidup saya? Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing yang bisa saja berbeda dengan orang lain. Kita mengenal 7 bakat yang sudah banyak diperbincangkan masyarakat luas. Seseorang dapat memiliki satu bakat bahkan lebih karena satu sama lain dapat berkaitan.

Bakat Verbal
Kita melihat presenter talk show atau debat dilayar kaca setiap hari begitu lincah membawakan berita tanpa kehabisan kata-kata. Selain memilih jurusan yang sesuai, mereka juga mengembangkan kemampuan dan memperbanyak latihan serta jam terbang sehingga dapat menguasai panggung. Tidak lupa pula kita dengan penulis novel "Hafalan Shalat Delisa", "Laskar Pelangi", "5 cm", dan penulis novel inspiratif lain yang sukses mencuri perhatian pembaca novel di Indonesia dengan karya fenomenal mereka.
Bakat verbal merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kata-kata. Bakat tersebut dapat kita lihat pada pemandu wisata (tour guide), novelis, guru dan dosen, penyiar radio, salesman dan sebagainya. Mereka menggunakan pengetahuan dan kemampuan menuangkan ide melalui kata-kata untuk memberikan karya bagi masyarakat.

Bakat Numerik
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, urusan hitung menghitung menjadi hal yang menakutkan dan paling dihindari. Siswa disekolah dasar maupun menengah masih menganggap mata pelajaran eksak atau yang berhubungan dengan angka-angka sulit dikerjakan. Bahkan nilai mata pelajaran eksak yang dibawah mata pelajaran sosial humaniora. Apakan sesulit itu mata pelajaran eksak? Padahal banyak dunia pekerjaan yang membutuhkan kemampuan eksak murni dari pekerjanya.
Setiap orang yang memiliki bakat numerik mampu mengerti ide-ide dan konsep yang dinyatakan dengan angka. Mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas matematika, ilmu alam, kimia dan yang serumpun dengan itu. Kita mungkin mengenal prestasi Alber Einsten dengan rumus relativitasnya atau Aljabar yang menemukan bilangan 0. Kelompok ilmuwan dan penemu, arsitek, akuntan, teller, geolog, ahli pertambangan dan minyak juga memiliki bakat numerik yang menonjol. Profesi tersebut memang tidak didukung 100% oleh bakat numerik melainkan didukung dengan ilmu lain agar komprehensif. Namun kemampuan eksak dalam profesi tersebut sangat dibutuhkan untuk memperlancar tugas dan pekerjaan mereka.

Bakat Skolastik
Kemampuan skolastik merupakan perpaduan antara bakat verbal dan numerik yang banyak digunakan dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah atau perkuliahan. Jika tugas sekolah dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan hasilnya baik maka kemampuan skolastik seseorang cukup bagus.

Bakat Abstrak
Apa yang kamu pikirkan bila menjumpai sebuah lukisan yang membentuk rupa yang tidak familiar? Misalnya hanya berupa coretan warna melengkung, garis yang tidak beraturan atau obyek yang tidak jelas. Kita seringkali menemukan masalah serupa yang mengarah pada hal-hal abstrak. Walaupun persoalan tersebut tidak mengandung angka dan kata-kata, kita membutuhkan kemampuan khusus untuk menerjemahkannya. kemampuan ini banyak berkembang bersama bakat spasial atau mekanik sehingga menjadi bekal untuk calon arsitek, perencana wilayah dan tenaga bidang industri.

Bakat Mekanik
Ada pekerjaan atau hobi yang membutuhkan penguasaan ilmu alam dan sistem tata kerja suatu benda. Kita melihat tenaga IT, tukang bangunan, montir dan reparator yang runtut dalam bekerja. Bakat mekanik membantu kita dalam menyelesaikan tugas-tugas yang runtut dan teliti seperti menyelesaikan persoalan pada mesin-mesin.

Bakat Relasi Ruang
Dengan menggunakan bakat ini seseorang dapat memvisualisasikan, mengamati, atau membentuk gambaran-gambaran mental dari suatu obyek beruba 2 dimensi dan 3 dimensi. Misal seorang supir taksi atau tukang ojek yang memiliki kemampuan spasial ruang dimana mereka mudah mengenali rute suatu tempat meski baru satu kali melewatinya. Orang-orang yang menggunakan bakat relasi ruang diantaranya teknisi, arsitek, desainer, supir, pelukis dan sebagainya.

Bakat KKK (K3)
Bakat ini digunakan untuk tugas-tugas kantor, laboratorium dan tempat-tempat dimana kegiatan mencatat perkembangan dibutuhkan. Kita membutuhkan ketelitian dan ketangkasan untuk menyelesaikan urusan tulis menulis, pembukuan, atau meramu bahan.

Selain kemampuan yang kita miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan, setiap orang pun memiliki minat terhadap jabatan dan hal-hal tertentu. Bakat yang kita miliki cenderung mengarahkan minat kita terhadap suatu aktivitas karena kita merasa memiliki kemampuan untuk mengerjakannya. Seorang siswa yang memiliki kemampuan numerik akan menyenangi pelajaran matematika, fisika, biologi dan mata pelajaran lainnya. Minat dipengaruhi juga oleh lingkungan yang mendukung seseorang menyalurkan ketertarikannya. Apabila kita memiliki bakat dan minat yang sesuai dan cocok dengan diri kita kemudian dikembangkan dengan baik akan membawa kita pada hidup yang sukses.

Minat Pribadi Sosial
Apakah kamu pernah mengalami bahwa bertemu dengan teman-teman baru dan orang-orang baru begitu menyenangkan? Apakah kamu senang membantu teman untuk menyelesaikan masalahnya? Jika jawabannya "YA", kamu termasuk orang-orang yang berminat di bidang pribadi sosial. Hal yang berkaitan dengan pengajaran, pelayanan konseling, kepengacaraan, dan pelayanan sosial lain merupakan bagian dari bidang kerja yang membutuhkan peran pribadi sosial.

Minat Natural
Dokter hewan, tukang kebun, penjual bunga, petani, dan aktivis lingkungan merupakan orang yang berminat dibidang alam (natural). Mereka menyukai kegiatan dialam yang terbuka, bergaul dengan hewan dan merawat tanaman. Mereka yang memiliki ketertarikan dibidang ini diharapkan mampu melestarikan sumber-sumber alam dan melakukan inovasi terutama dalam pangan dan pertanian. Dengan ketertarikan yang dimiliki, aktivis lingkungan menjaga lingkungan dan ekosistem yang ada. Peran ini tidak hanya dilakukan oleh orang yang tertarik dan berminat dibidang natural. Kita semua memiliki peran yang sama untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Minat Mekanik
Contoh sederhana dari minat ini yaitu seseorang yang tertarik dan senang mengutak-atik kendaraan pribadinya. Modifikasi kendaraan yang melebihi harga beli kendaraan dapat dilakukan untuk memuaskan minat mekanik orang tersebut. Minat seseorang membuat mereka rela melakukan banyak pengorbanan untuk memenuhi kepuasan. Orang yang berminat di mekanik rela menghabiskan waktu dan tenaga untuk merombak dan mendesain sesuai keinginan.

Minat Bisnis
Kita mengenal bisnis meliputi kegiatan seperti penjualan, pemasaran, distribusi, perbankan, manajemen dan sebagainya. Orang yang berminat dibidang bisnis mengadakan kontak pribadi sosial dengan memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh. Berbeda dengan orang yang memiliki minat pribadi sosial, mereka mengadakan kontak dengan memandang bahwa kontak mereka didasarkan pada tuntutan pekerjaan.

Minat Seni
Penggambaran minat seni tampak pada gaya hidup berpakaian, mengatur perabot rumah, dan lain-lain. Musik, drama, lukisan, novel merupakan aktivitas yang kuat menerapkan prinsip seni. Meski kita sering menganggap orang seni terkadang urakan, tidak rapi dan semaunya sendiri tetapi ketika sudah bekerja secara profesional mereka bisa menjadi workaholic.

Minat Sains
Kita melihat film-film barat yang berkutat dengan penelitian di laboratorium, melakukan eksperimen, menggunakan komputer dan peralatan canggih. Hal itu menggambarkan perkembangan sains yang maju. Berbagai penelitian atau percobaan membutuhkan ilmu dan ketelitian tertentu untuk menemukan teori baru.

Minat verbal
Bidang minat verbal menekankan penggunaan kata-kata dalam bentuk lisan maupun tulisan. Orang yang berminat dalam aspek verbal tentu telah mengetahui tuntutannya yaitu menguasai penggunaan kata-kata yang menarik bagi orang lain, mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu dan sebagainya.

Minat manipulatif
Tipe peminatan ini menekankan kelihaian tangan dalam mengkreasikan obyek atau benda. Kita bisa menemukan tukang pahat atau patung, koki restoran, dan perajin benda-benda unik.

Minat komputasional
Hal-hal yang berkaitan dengan kombinasi angka huruf dan benda dalam teknologi/permesinan merupakan aktivitas khas dari minat komputasional.

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...