Kamis, 23 Juni 2011

Kesemangatan


   “Ketika sujud ini kuhaturkan kepada Mu, pujian akan keagungan Mu telah membahana dikejauhan. Seolah saling tak rela jika yang lain lebih banyak bertasbih untuk Mu. Bisikan kebaikan itu mengalir dikerongkongan pagi buta. Sedangkan instrumen selamat datang berputar mengalun menemani jemari yang mulai berlari diatas tuts huruf. Jadilah keramaian ini memenuhi ruang sempit berukuran 3 X 4 meter.”
   “Doaku belum terucap meski telah kudiamkan diriku dalam hening tahajud. Sederet ratapan pun tak tumpah ruah dalam kesendirian. Rupanya aku tengah mati rasa dengan diri yang sudah berkelana mencari kebenaran. Mungkin Dia sedang melirikku dan mengamatiku sejenak. Atau Dia tengah memperhatikan miskin diluar sana yang berdoa dalam kekhusyukan jiwa. Adanya yang kedua lebih rasional untuk terjadi. Bisa saja Dia sudah mempersiapkan kejutan hari ini untukku. Ah, aku hanya berspekulasi tentang berbagai kemungkinan. Pada intinya, aku belum mendoakan mereka yang menganugerahkan cintanya setiap detik. Aku belum mendoakan jodohku yang entah berada dimana sekarang. Andai aku tahu siapa dan dimana ia. Andai aku tahu bagaimana ia. Tetapi rencana Nya selalu mengejutkan hamba Nya hingga tak mampu berkata. Biarlah ia tenang sebelum menemukanku. Yang jelas aku belum berdoa. Berdoa untuk hidup yang begitu menyenangkan hingga saat ini.“
   Suara lengkingan masih terdengar semakin melirih. Dilengkapi dengan terjaganya manusia-manusia asing yang memecah keheningan fajar. Sudah saatnya kerja nyata atas impian yang terangkai kemarin. Maka dimulai dari pagi buta langkah kehidupan baru segera dimulai. Memimpin diri sendiri untuk mengerjakan apa-apa yang sekiranya menopang mimpi-mimpi semalam. Hari ini akan lebih bersemangat menyajikan adegan menantang karena hidup adalah sekarang. Bukan kemarin yang telah berlalu atau besok yang belum tentu arah datangnya. Beraksilah.
  Seorang bijak mengatakan “semua orang memiliki jatah waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam”. Presiden memiliki waktu 24 jam dan itu berlaku untuk pengemis tua yang merangkak-rangkak dipinggir jalan dengan pura-pura tak berdaya. Petani memiliki waktu 24 dalam satu harinya yang juga berlaku pada koruptor kelas kakap. Semua orang memiliki waktu yang sama. Lalu apa yang membedakannya dari yang lain? Kesemangatan dalam melakukan aksi-aksi nyata bagi dirinya dan orang lainlah yang membedakannya. Ada orang yang masih bersantai-santai sementara tugas kantor menumpuk diatas meja. Ada pula yang membiarkan dirinya kelelahan dalam menyelesaikan novel sebagai kerja sampingan atau hobi. Seberapa penting waktu yang kita miliki dan seberapa jauh penghargaan kita akan waktu yang sudah diberikan gratis untuk kita dari Tuhan. Kita diharuskan berusaha dengan maksimal. bukan menunggu datangnya dewi keberuntungan disaat waktu sudah tidak mentolerir kelambanan kita.

Minggu, 19 Juni 2011

Bangunan Islam

“Bangga menjadi seorang muslim” 

Tagline yang seringkali ada di dresscode, buku panduan mentoring, spanduk atau media informasi lain bukan tanpa alasan dipasang gedhe-gedhe. Kebanggaan menjadi seorang muslim tersisihkan oleh malunya seseorang karena asumsi bahwa agamanya terlalu mengekang misalnya dalam pergaulan. Muslim ga sih loe? Pertanyaan seperti itu perlu diajukan kalau mendengar antipati yang beralasan neko-neko.
Disini kita tidak akan membicarakan tentang komitmen seseorang yang telah mengikrarkan diri sebagai muslim. Kebanggaan sebagai seorang muslim dapat dilihat dari paham atau gak nya seorang muslim terhadap islamnya. Isinya apa aja sih sampe-sampe dibilang bahwa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin?
1.      Konsepsi Islam
Islam diibaratkan sebagai bangunan yang kokoh dimana shalat merupakan pondasinya. Sebagai suatu pondasi yang haruslah kuat menyangga bagian atasnya, shalat menjadi parameter dari kualitas Islam secara keseluruhan. Jika banyak dari kita yang kualitas shalatnya masih berlubang disana sini, maka sudah bisa dilihat kualitas secara masyarakat luas bahwa Islam belum menyatu dengan sistem kehidupan. Apabila secara global juga memperlihatkan fenomena yang sama, kualitas islam di muka bumi makin menurun.
Terlepas dari kualitas islam di jaman serba canggih ini, shalat menjadikan Islam kokoh asalkan diaplikasikan dengan baik dan benar. Shalat dipenuhi dengan amalan-amalan yang luar biasa menyembuhkan. Diantaranya adalah anjuran untuk berjamaah dalam mengerjakannya. Dalam berjamaah akan ada silaturrahim antar sesama muslim yang dapat meningkatkan keakraban. Ketika membentuk shaf shalat pun disusun berdasarkan urutan kedatangan dimana yang datang terlebih dahulu akan berada didepan (Itu gak berlaku di Indonesia yang menempatkan pejabat di shaf terdepan).
2.      Karakteristik Islam
Islam sebagai sistem hidup memilliki karakteristik yang memudahkannya dikenal dimana-mana. Karakteristiknya benar-benar mendasar sehingga pemahaman akan islam yang kuat akan memudahkan amalan-amalan yang dilakukan seorang muslim. Karakteristik tersebut yaitu:
a.       Bersumber dari Allah
Islam diturunkan langsung dari Allah tanpa kompromi atau lobby dengan Muhammad saw (kecuali untuk jumlah shalat yang harus dikerjakan muslim). Jibril menyampaikan ajaran samawi ini pure dari Allah tanpa menambah atau menguranginya. Segala ketentuan tentang kehidupan berasal dari Allah yang tidak ada keraguan didalamnya (Al Baqarah:2). Apa yang disampaikan Nya dalam Alquran dapat dibuktikan melalui ilmu pengetahuan modern saat ini.
b.      Bersifat kemanusiaan yang universal
Kandungan Islam merupakan aspek-aspek yang manusiawi dan dapat dikerjakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Tata cara shalat di Jakarta, Bandung akan sama dengan tata cara shalat yang ada di Moskow, Buenos Aires dan dibelahan bumi manapun. Begitupun amalan ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dsb. m
c.       Mudah dikerjakan tanpa ada kesulitan sedikitpun
Ibadah dalam Islam begitu mudah dilaksanakann oleh ummat tanpa ada kesulitan berarti. Pelaksanaan shalat dapat dikerjakan dimana saja dengan tempat yang bersih dari najis dan kotoran. Seseorang dapat mengerjakannya dengan cara jamak apabila sedang dalam perjalanan. Dalam keadaan sakit pun shalat dapat dilakukan dengan duduk, telentang atau isyarat mata. Semua kemudahan ini sebagai bukti bahwa Islam bukan agama yang kolot akan aturan.
d.      Bertujuan untuk menegakkan keadilan mutlak dan mewujudkan persaudaraan dan persamaan ditengah kehidupan manusia
Banyak sekali beredar rumor di masyarakat internasional dan nasioanal akan Islam yang diidentikkan dengan terorisme. Tokoh-tokoh Islam di timur tengah menjadi kambing hitam atas sejumlah kasus terorisme internasional. Islam bertujuan untuk menegakkan keadilan, mewujudkan persaudaraan dan persamaan ummat. Pemberian perlindungan adalah tanpa memandang apakah dia muslim atau bukan. Perdamaian dunia adalah milik semua dimana Islam memiliki andil untuk mewujudkannya sesuai konteks.
e.       Bersifat seimbang (tawadhu’)
Sistem kehidupan yang dibudayakan dalam Islam mengajarkan tentang keseimbangan menjalani hidup. Dimana urusan duniawi dan ukhrawi sama-sama penting untuk diperhatikan dengan baik. Islam menganjurkan untuk beribadah, tetapi juga mengajarkan bekerja keras memenuhi kebutuhan. Keseimbangan itu sesungguhnya akan melahirkan keharmonisan ummat pada umumnya. Sehingga kepentingan pribadi tidak akan terbentur dengan kepentingan ummat karena dua kebutuhan (duniawi dan ukhrawi) tersebut akan saling mendukung satu sama lain.
3.      Kandungan ajaran Islam
a.       Pokok dan pondasi asas
Akidah dan ibadah menjadi pokok dan pondasi dalam Islam. Pokok pondasi ini adalah denyut nadi dari Islam yang melahirkan ruh-ruh relijiusitas. Akidah dan ibadah seoran muslim juga refleksi secara keseluruhan Islam itu sendiri seperti dipapatkan sebelumnya bahwa kualitas shalatnya ummat merupakan refleksi kualitas Islam secara keseluruhan.
b.      Bangunan
Sebagai sebuah bangunan kokoh dengan shalat sebagai pondasinya yang kuat, bagian-bagian lain dalam bangunan tersebut juga ada. Bagian-bagian itu berupa aturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yaitu sistem hidupa, sistem politik, sistem militer, sistem kemasyarakatan, sistema akhlak, sistem perekonomian dan sistem pengajaran. Dengan meliputi seluruh sendi kehidupan, Islam sangat menyeluruh dalam meng-cover diri seseorang.
c.       Pendukung dan penopang
Selain memiliki pokok, pondasi dan bangunan yang kokoh, Islam memiliki pendukung dan penopang dalam menjalani proses kehidupan yang mustahil tanpa kendala. Pendukung dan penopang itu mencakup konsep jihad, amar maruf nahi munkar, hukum-hukum,  dan sanksi. Konsep jihad digunakan untuk mempertahankan Islam dari ancaman luar yang menginginkan kehancuran Islam. Amar ma’ruf nahi munkar teraktualisasikan dalam aktivtas sehari-hari dengan semua orang. Sedangkan hukum-hukum dan sanksi menjadikan amalan-amalan yang dikerjakan ada batasannya.
            Demikian tadi sekelumit tentang bangunan Islam yang (harapannya) dapat me-refresh fikrah kita dalam melihat agama kita secara garis besar. Kebanggaan menjadi seorang muslim patut dilahirkan dari pemahaman ummat akan agamanya sendiri. Dari pemahaman itu akan timbul kesadaran bahwa betapa sempurnanya Islam sebagai suatu sistem hidup.

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...