Kamis, 25 September 2014

20 Facts About Me



Seiring maraknya tagline #20FactsAboutMe di media sosial menarik saya untuk sedikit narsis seperti teman-teman yang lain. Mungkin ada banyak fakta lain terkait diri saya yang diketahui teman-teman selama ini. Kali ini saya agak blak-blakan menceritakan diri dan kehidupan pribadi yang perlu diketahui khalayak umum.
Tarararaaaaa :) 

©       Nama saya Jilvia Indyarti, kenapa tidak menggunakan Silvia atau Zulfia atau yang lain? Mungkin karena saya lahir bulan Dzulhijah.. J
©       Nama panggilan saya Jilvia, Indy, Pie, Jilipi, Zilvi, Jilpi, Jil dan selalu ditanya JIL? Sama orang2 yang tahu gerakan atau aliran islam di tanah air
©       Ranjang tempat saya lahir masih ada lhoo sampai saya umur 24 tahun, sampai sekarang masih kokoh dan dipakai ibu
©       Diledekin anak paklik karena mirip paklik dan kepikiran hal itu sampai saya umur 12 tahunan. Setelah wajah saya berubah dan mulai dewasa sudah terlupa dengan mudahnya. Haha
©       Pernah shalat di ruang shalat laki-laki. Padahal sudah ada tulisan jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. #Duh Gara-gara bangun tidur dan itu pas shalat shubuh di tempat asing

©       Pacar pertama saya sudah menikah dan istrinya teman satu geng di kelas. Istrinya parahnya masih saudara sama saya..
©       Tinggi saya 153 dan semua orang gak ada yang percaya.
©       Saya kidal sejak kecil. Mati-matian gak kidal tapi susahnya minta maap
©       Tidak bisa menunggu. Pokoknya saya gak mau nunggu
©       Saya pernah jadi bungsu, so please jangan dipaksa dewasa didepan junior
©       Tingkat kepercayaan saya sama tipe kepribadian berdasarkan golongan darah gak nyampe 40%
©       Jujur itu nomor 1. Yang kedua jujur. Yang ketiga jujur, dan seterusnya jujur.
©       Perlengkapan wajib sebelum tidur is selimut, yang penting selimut entah tipis atau tebal
©       Paling gak bisa nabung. Ini agak gimana gitu. Haha
©       Saya butuh waktu 5 tahun untuk dapet ijazah strata satu
©       Masih pengen shalat di masjid terjauh dan menikmati salju di Jepang bareng suami
©       hape saya sampai hari ini masih nokia 2330c-2 tanpa bebeh, nyamnyung atau produk android lainnya
©       Selalu ditanya “kok jalan kaki mbak?” sama junior kalau ke kampus. Pertanyaan klasik yang selalu saya respon dengan senyuman lebar

©       Pengen nikah tahun depan. Mau tahun depan aja.
©       Kata favorit saya sepanjang masa adalah keluarga. Ada banyak kegagalan, keberhasilan, doa, keputusasaan, lelah dan bahagia didalamnya

      Itulah #20FactsAboutMe yang memang narsis dan apa adanya.Semoga ada hesteg serupa di kemudian hari yang merupakan sekuel dari tulisan ini. Semoga bermanfaat dan menambah kualitas pertemanan diantara kita..

Senin, 22 September 2014

Marshmallow



Pernahkah kamu ingin melakukan sesuatu yang sangat biasa tapi tidak biasa kamu lakukan? Misalnya kamu seorang eksekutif kemudian ingin menaiki odong-odong yang berlampu kerlap-kerlip di alun-alun kota. Atau kamu seorang paling berpengaruh dalam organisasi, kantor, lembaga atau institusi kemudian ingin membeli pecel di pinggir jalan. Sesuatu yang sangat tidak biasa dilakukan memang aneh dan menggelikan. Selama itu wajar dan manusiawi kenapa tidak kamu lakukan? 

Tadi sore ada tontonan dangdut di televisi yang disiarkan oleh salah satu channel dalam negeri di rumah saudara saya. Melihat penonton yang berjubel di lapangan saya merasa menarik untuk berada diantara mereka dan melakukan analisis sosial. Ingin sekali menanyakan alasan mereka suka dangdut, artis favorit, perkembangan dangdut masa kini atau asyik bergabung dalam jogetan amatir penonton gelap. Memang sangat biasa bagi sebagian orang tetapi sangat tidak biasa dalam kamus hidup saya. Hmm, saya menonton konser terakhir kali ketika selesai tes masuk perguruan tinggi. Malam itu hujan sempat mengguyur dan membuat becek lapangan tempat konser. Penonton tetap antusias meski belepotan terkena lumpur lapangan. Sayangnya itu bukan konser dangdut melainkan konser musik pop yang biasa di gelar oleh televisi swasta di berbagai kota.
  
Dangdut musik rakyat katanya. Dangdut memiliki cita rasa yang khas bagi pemusik dan pencinta seni. Bagi banyak orang dangdut kuno dan tidak elegan. Saya respect dengan penyanyi dangdut yang selalu bernyanyi live tanpa lipsync seperti biasa terjadi di beberapa acara musik. Mereka sama totalitasnya dengan penyanyi yang memadu padankan lagu dengan dancing yang memukau. Coba bayangkan bagaimana menyanyi dengan diiringi gerak seluruh badan yang energik? Lelah? Pasti. Tidak semua artis yang mampu menyanyi sekaligus dance di atas panggung. Penyanyi dangdut pun demikian. Mereka menyanyi dalam durasi yang lama sambil berjoget dengan style masing-masing. 

Lirik lagu dangdut yang saya kenal cukup beragam mulai dari persoalan cinta, pekerjaan, hingga agama. Setiap lagu di kemas dalam nuansa yang ceria walau isinya patah hati atau penderitaan hidup. Nyawa setiap lagunya selalu membuat diri senang atau menghibur sehingga tidak terlalu berat untuk didengarkan meski kita sedang kalut.  
Saya bukan penggemar dangdut. Dari kesenian yang asli Indonesia tersebut saya mencoba menelaah bagian positif darinya. Belajar dari dangdutlah dalam hal kesemangatan dan keceriaan karena setiap lagunya dipenuhi tepukan kendang yang penuh power. Belajar dari dangdutlah dalam hal kejujuran dan profesionalisme karena dari penyanyi dangdut kita diajari untuk jujur dan profesional dalam pekerjaan. Mereka jujur dengan suara mereka yang terdengar false karena harus bergoyang ke seluruh penjuru panggung sepanjang lagu diperdengarkan. Mereka tahu bagaimana memuaskan penonton sehingga mereka tidak mengandalkan suara tetapi juga goyangan. Belajar dari dangdutlah dalam menginternalisasi sisi relijiusitas karena mereka tetap menghadirkan Tuhan dalam lagu mereka. Sederhana memang, menyebutkan Tuhan atau sekadar merapalkan doa-doa dalam lagu. Namun begitulah cara kita menghadirkan Tuhan dalam aktivitas kita.

@Jakarta

Sabtu, 20 September 2014

Memaafkan Manusia



Bergaul dengan orang lain tidak selamanya berjalan mulus tanpa hambatan. Perjalanan hidup bersama mereka diwarnai dengan aneka bumbu kehidupan. Yang paling menyenangkan adalah sukses bersama atau merayakan keberhasilan. Semua orang ingin selalu berada dalam fase itu tetapi tidak semua orang mendapatkannya. Kita seringkali menemui batu kerikil bernama kesalahan.
Dalam berbagai cerita sahabat dan orang tua kita melihat bagaimana Allah memberikan mereka ujian dalam hidup. Mereka dibohongi, ditipu, dipermalukan di depan umum atau perbuatan buruk lain yang tidak disangka. Siapa yang tidak akan marah jika rencana yang sudah disusun harus gagal karena salah seorang terlambat. Marah adalah emosi yang wajar. Rupa dari kemarahan itu yang kadang berlebihan sehingga membuat mereka yang salah justru semakin merasa bersalah.
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahala dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim [Asy Syura: 40]
Ada sebuah quote dari seorang tokoh bahwa “orang yang tidak bisa marah terhadap hal-hal yang buruk biasanya kekuarangan antusias untuk melakukan hal-hal baik.” Sebenarnya marah merupakan salah satu bentuk reaksi kita dalam menyikapi sesuatu yang tidak benar.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun [Al Baqarah: 263]
Marahlah jika perlu karena ada seuatu yang seharusnya tidak terjadi dan tidak benar. Bentuklah kemarahan itu menjadi sesuatu yang meluluhkan hati orang yang bersalah kepada kita sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan mereka.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa [Ali Imran: 133]
(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan oorang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan [Ali Imran: 134]
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar [An Nahl: 126]
Menyadari bahwa kemarahan bukanlah jawaban dan sabar lebih menyelesaikan masalah, kita akan lebih tenang dengan melihat Q,S An Nur :22
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat (nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah yang mengampuni? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang [An Nur: 22]
Kita memang bukan malaikat atau Rasul yang memiliki akhlak sempurna. Kita manusia biasa yang bisa salah dan marah ketika orang lain melakukan kesalahan. Hal yang manusiawi bukan? Tetapi sabar juga manusiawi, artinya kita bisa melakukannya seperti orang lain.
Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia [Asy Syura: 43]
@Cilacap

Life Skill Perempuan



Jaman serba canggih menuntut kita untuk beradaptasi dan mengembangkan diri. Setiap orang harus bertahan atas berbagai budaya baru yang berdatangan. Pergeseran budaya yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi jangan sampai menimbulkan cultural lag dalam diri kita.
Bisnis online, home schooling, kaum sosialita, dan naik kelasnya kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer tidak bisa dihindari. Bagaimana tidak, kebutuhan hidup kita semakin banyak dihiasi oleh delivery order atau layanan pesanan antar. Dalam konsep eksistensialisme, ada dua pilihan dalam menghadapi (coping) dilema semacam ini yaitu give it up atau self definition.
Pertama, give it up atau menyerah pada keadaan. Perkembangan yang begitu pesat tidak dapat diikuti oleh semua orang. Ada orang yang tidak mampu untuk mengikuti perkembangan tersebut misal karena keuangan yang minim sehingga belum sanggup untuk membeli gadget atau kemampuan bahasa yang terbatas sehingga tidak dapat melamar kerja di luar negeri.  Orang yang memiliki konsep diri negatif akhirnya menyerah dengan kemajuan yang terjadi di depan matanya. Mereka menahan diri mereka untuk maju bersama kemajuan tersebut. Padahal usia masih muda, pendidikan dan gelar sudah diraih, link dan pertemanan dimana-mana tetapi mereka memilih status quo yang telah ada.
Kedua, self definition. Perkembangan budaya global menuntut setiap orang untuk meng-upgrade diri agar selaras dengan perkembangan tersebut. Kebutuhan untuk bertahan dan mempertahankan diri dari hal negatif mutlak dipenuhi. Budaya asing yang tidak selaras dengan kultur Indonesia sebisa mungkin dihindari atau disesuaikan. Dalam konsep diri positif, mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi segala macam tantangan. Dalam tantangan dan perkembangan global yang terjadi ada manfaat yang dilihat orang berkonsep diri positif sehingga memacu mereka untuk giat bekerja dan berusaha.
Dunia perempuan merupakan lahan garapan bagi para pebisnis dan pengusaha sebagai prospek yang menjanjikan. Dengan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang semakin tidak berimbang, kondisi ini membuat semangat orang tertentu untuk melancarkan bisnis mereka. Dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir masyarakat sempat heboh dengan penolakan acara putri-putrian atau miss-missan yang digelar oleh pihak TV dan pengusaha nasional. Pro kontra mewarnai ajang pencarian perempuan muda yang cantik dan berbakat tersebut. Pandangan relijius melihat ajang tersebut sebagai eksploitasi berlebihan terhadap diri perempuan. Perempuan dipandang sebagai obyek bukan sebagai subyek. Dalam hal ini kebutuhan perempuan sebagai obyek disorot habis-habisan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Itulah yang digarap oleh pebisnis dan pengusaha untuk mengembangkan produk mereka. Seharusnya perempuan diberikan kesempatan untuk berkarya dalam caranya masing-masing. Dengan asal daerah berbeda dari finalis yang ada kita dapat memberikan dukungan satu sama lain dalam keahlian yang beragam.
Strategi menghadapi (coping) cultural lag harus dimiliki setiap perempuan dimanapun mereka bekerja. Mereka adalah subyek pembangunan yang berperan sangat penting. Dari rahim mereka akan dilahirkan generasi emas yang mewarisi keberlangsungan negeri. Mereka juga mendukung perekonomian keluarga dengan berbagai bisnis rumahan yang berkualitas mulai dari perlengkapan rumah tangga, aksesoris hingga gadget.
Akhir-akhir ini dimensi publik seperti guru, dosen, dokter, PNS, dan sebagainya menjadi usang bagi perempuan. Mereka lebih memilih bisnis online atau bisnis rumahan yang dipasarkan dalam dunia maya.  Alasan mereka cukup rasional dalam mengambil pilihan tersebut yaitu ingin tetap fokus dalam mengurus anak dan suami. Dengan keluarga sebagai prioritas maka tidak akan menganggu pemenuhan kebutuhan mereka sekalipun ibu bekerja.
Life skill sangat dibutuhkan oleh siapapun dalam kehidupan. Perempuan yang membuat kerajinan tas dari anyaman bambu, membuka konveksi kecil, jasa catering, aksesoris dan sebagainya membutuhkan ketrampilan khusus. Gelar dan pendidikan tidaklah begitu penting dalam hal ini. Banyak dari perempuan tersebut merupakan ibu rumah tangga yang pendidikannya SMA atau S1. Meskipun ada diantara mereka yang khsusus belajar demi usahanya itu. Mereka memilih bidang yang kadang tidak sama dengan pendidikan yang telah diambil. Prinsipnya kalau ada kemauan dan kerja keras perempuan akan bisa menghadapi persaingan.
Kita bisa mengambil peran apapun dalam hidup bermasyarakat. Memang tidak harus semuanya berbisnis atau hal ekonimis lainnya. Ibu-ibu PKK di sekitar komplek dapat kita ajari membuat tas dari sampah daur ulang atau menata lingkungan agar lebih tertata dan rapi. Bagi perempuan atau ibu-ibu yang gemar membaca dapat membuat perpustakaan mini di rumah sebagai taman bacaan bagi anak-anak sekolah dan pra sekolah. Selain mengajari mereka cinta membaca, kita dapat memberikan mmereka berbagai keterampilan dalam taman bacaan tersebut.

Dalam Malam [ puisi ]



Dalam Malam

Jangkrik belum juga memulai paduan suara
deru mesin masih hingar di luar jendela
kesibukan masih menunggu jam berakhirnya

Riuh televisi memenuhi ruang sempit ini
menampilkan lawakan garing artis ibukota
sepi akan datang jam 11 malam ini
tolong biarkan ia menginap untuk menidurkan
gadis cilik di sebuah kamar gelap

Tubuh itu lelah menolak lapar, sementara Tuhan
amat senang dirayu-rayu dengan dzikir dan shalat
Dia mengasihi tubuh itu, tubuh itupun mengasihi Tuhannya
hanya saja tubuh itu lelah berusaha menghilangkan lapar agar khusyuk dalam sujud subuhnya

Tapi entahlah, mungkin ini yang dinamakan manisnya keimanan
tubuh itu tidak lapar saat sujud di atas sajadah usangnya
ia tidak bersedih atas lapar yang dideritanya

Sepi mulai mengetuk pintu depan. Dipersilahkan masuk oleh pemilik rumah
si gadis terkantuk di depan meja belajarnya
memilih untuk menarik selimut dan tidur

Jangkrik dan kawannya memperdengarkan lagu sendu setiap malam
mereka mengantarkan orang untuk lelap dalam lelahnya

Aku?
Lihatlah, aku begitu antusiasnya membuka lembar demi lembar ayat Nya tentang adab memaafkan
Ya
Aku memaafkanmu karena Allah
kemudian mendengarkan lagu melankolis binatang malam dan mengawali lagi untuk mencintai dengan cara Nya
*********

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...