Sabtu, 20 September 2014

Dalam Malam [ puisi ]



Dalam Malam

Jangkrik belum juga memulai paduan suara
deru mesin masih hingar di luar jendela
kesibukan masih menunggu jam berakhirnya

Riuh televisi memenuhi ruang sempit ini
menampilkan lawakan garing artis ibukota
sepi akan datang jam 11 malam ini
tolong biarkan ia menginap untuk menidurkan
gadis cilik di sebuah kamar gelap

Tubuh itu lelah menolak lapar, sementara Tuhan
amat senang dirayu-rayu dengan dzikir dan shalat
Dia mengasihi tubuh itu, tubuh itupun mengasihi Tuhannya
hanya saja tubuh itu lelah berusaha menghilangkan lapar agar khusyuk dalam sujud subuhnya

Tapi entahlah, mungkin ini yang dinamakan manisnya keimanan
tubuh itu tidak lapar saat sujud di atas sajadah usangnya
ia tidak bersedih atas lapar yang dideritanya

Sepi mulai mengetuk pintu depan. Dipersilahkan masuk oleh pemilik rumah
si gadis terkantuk di depan meja belajarnya
memilih untuk menarik selimut dan tidur

Jangkrik dan kawannya memperdengarkan lagu sendu setiap malam
mereka mengantarkan orang untuk lelap dalam lelahnya

Aku?
Lihatlah, aku begitu antusiasnya membuka lembar demi lembar ayat Nya tentang adab memaafkan
Ya
Aku memaafkanmu karena Allah
kemudian mendengarkan lagu melankolis binatang malam dan mengawali lagi untuk mencintai dengan cara Nya
*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...