Sabtu, 20 September 2014

Memaafkan Manusia



Bergaul dengan orang lain tidak selamanya berjalan mulus tanpa hambatan. Perjalanan hidup bersama mereka diwarnai dengan aneka bumbu kehidupan. Yang paling menyenangkan adalah sukses bersama atau merayakan keberhasilan. Semua orang ingin selalu berada dalam fase itu tetapi tidak semua orang mendapatkannya. Kita seringkali menemui batu kerikil bernama kesalahan.
Dalam berbagai cerita sahabat dan orang tua kita melihat bagaimana Allah memberikan mereka ujian dalam hidup. Mereka dibohongi, ditipu, dipermalukan di depan umum atau perbuatan buruk lain yang tidak disangka. Siapa yang tidak akan marah jika rencana yang sudah disusun harus gagal karena salah seorang terlambat. Marah adalah emosi yang wajar. Rupa dari kemarahan itu yang kadang berlebihan sehingga membuat mereka yang salah justru semakin merasa bersalah.
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahala dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim [Asy Syura: 40]
Ada sebuah quote dari seorang tokoh bahwa “orang yang tidak bisa marah terhadap hal-hal yang buruk biasanya kekuarangan antusias untuk melakukan hal-hal baik.” Sebenarnya marah merupakan salah satu bentuk reaksi kita dalam menyikapi sesuatu yang tidak benar.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun [Al Baqarah: 263]
Marahlah jika perlu karena ada seuatu yang seharusnya tidak terjadi dan tidak benar. Bentuklah kemarahan itu menjadi sesuatu yang meluluhkan hati orang yang bersalah kepada kita sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan mereka.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa [Ali Imran: 133]
(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan oorang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan [Ali Imran: 134]
Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar [An Nahl: 126]
Menyadari bahwa kemarahan bukanlah jawaban dan sabar lebih menyelesaikan masalah, kita akan lebih tenang dengan melihat Q,S An Nur :22
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat (nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah yang mengampuni? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang [An Nur: 22]
Kita memang bukan malaikat atau Rasul yang memiliki akhlak sempurna. Kita manusia biasa yang bisa salah dan marah ketika orang lain melakukan kesalahan. Hal yang manusiawi bukan? Tetapi sabar juga manusiawi, artinya kita bisa melakukannya seperti orang lain.
Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia [Asy Syura: 43]
@Cilacap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...