Survei ialah pengamatan /
penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik
terhadap daerah tertentu dan didalam suatu daerah tertentu (Margono:2005)
Dalam pengertian lain, penelitian
survei adalah penelitian pengamatan yang berskala besar yang dilakukan pada
kelompok-kelompok manusia (Saslow:1982 dalam Irawan Soehartono:2000).
Tujuan survei:
1.
mendapatkan gambaran yang mewakili daerah itu dengan benar.
2.
Mengumpulkan data yang berkenaan dengan sikap, nilai,
kepercayaan, pendapat, pendirian,keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaaan, dll.
3.
melakukan analisis yang disebut dengan metode survei
analitik (untuk menarik kesimpulan guna mendapat arti yang lebih jauh yang
tersembunyi dibalik data.
Jenis-jenis survei :
-
Cross sectional
survey
Survei yang
membandingkan dua kelompok orang atau lebih untuk melihat perbedaan yang ada
pada kelompok-kelompok tersebut.
-
Survei longitudinal
o
Studi panel---survei dilakukan dalam waktu yang lama dengan
mengajukan pertanyan lagi kepada responden yang sama.
o
Studi kecenderungan---pertanyaan tentang tpoik yang sama
ditanyakan lagi tetapi tidak kepada responden yang sama dengan survei
sebelumnya.
Metodologi penelitian
survei menurut Kerlinger (667:2000)sebagai berikut:
1.
Identifikasi masalah umum dan khusus
2.
Sampel dan rencana sampling
3.
Penyusunan skedul wawancara dan instrumen-instrumen lainnya
4.
analisis
Sedangkan Sukmadinata (88:2009) menyebutkan metode survei ada
dua yaitu :
1.
Wawancara langsung
Wawancara langsung
merupakan cara yang cukup efektif untuk mendapatkan jawaban yang lengkap. Kesulitan
wawancara langsung adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar
sebab cakupan daerah survei yang cukup luas.
Kelebihan wawancara
menurut Rea dan Parker dalam Sukmadinata:2009 yaitu :
a.
Flexibility : pengumpulan data
cukup fleksibel, pertanyaan dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis,
dijawab pada saat itu juga, beberapa pertanyaan yang ambigu dapat diperjelas.
b.
Great complexity : peneliti dapat
mengajukan pertanyaan yang agak kompleks, dalam pelaksanaannya dapat diuraikan
dan dijelaskan.
c.
Ability yo contact : memungkinkan mengumpulkan
dta dari sampel yang sulit dihubungi dengan telpon atau surat, seperti para
tahanan, narapidana, para gelandangan, nelayan dsb.
d.
High response rate : kemungkinan
memberi jawaban lebih besar dibandingkan dengan penyampaian angket melalui pos.
e.
Assurance that
instructions are followed : kemungkinan responden akan menjawab seperti yang telah
diharapkan lebih besar.
Selain kelebihan, Rea dan Parker juga menyebutkan kelemahan wawancara
langsung :
a.
High cost : membutuhkan
biaya yang relatif lebih tinggi
b.
Interviewer bias : kemungkinan ada
bias karena hubungan dengan orang-orang yang baru dikenal. Pewawancara kadang-kadang
tidak netral, cenderung mengarah pada keadaan tertentu.
c.
Respondent’s
reluctante to cooperate : ada rasa enggan dari responden untuk menerima wawancara
langsung.
d.
Greater stress : wawancara
langsung dapat menimbulkan rasa tertekan atau kecemasan pada responden.
e.
Less anonymity : kurang bersifat
rahasia karena pewawancara bertemu langsung dengan responden.
f.
Personal safety : pertemuan dua
orang yang belum saling mengenal mengganggu kenyamanan pribadi.
2.
Pengedaran angket
Pengedaran melalui
angket merupakan cara yang paling efektif karena dalam waktu yang relatif
singkat jawaban dari responden dapat diperoleh. Hambatan pengedaran angket pada
kelompok adalah biasanya mereka berkumpul pada satu tempat yang berkegiatan
padat dan tidak dapat diganggu seperti sekolah dan perusahaan.
Cara lainnya yaitu
dengan angket pos. Cara ini merupakan yang paling murag. Kelemahan utama pada
cara ini adalah sebagian angket tidak kembali. Kelemahan lain adalah pertanyaan
yang kurang jelas atau tidak dipahami mungkin ditebak atau tidak dijawab.
Beberapa kelebihan
angket melalui pos.
a.
Cost saving : pengumpulan data
menggunakan pos lebih hemat dibandingkan cara lain.
b.
Convenience : memberi
keleluasaan kepada responden sesuai waktu yang dimiliki.
c.
Ample amount of
time : waktu yang
diberikan kepada responden cukup panjang.
d.
Authoritative impression
: peneliti menyusun
isi dan bentuk angket sebaik-baiknya sehingga angket tersebut menumbuhkan
kepercayaan pada responden untuk menjawabnya.
e.
Anonimity : kerahasiaan
terjamin karena responden tidak bertemu langsung dengan peneliti.
f.
Reduced interviewer
bias : karena
pertanyaan dan ptunjuk telah disusun dengan lengkap dan jelas mungkin tidak ada
hambatan berarti.
Disamping kelebihan
angket yang disampaikan melalui pos memiliki beberapa kelemahan :
a.
Lower response rate than other method : kemungkinan jumlah
angket tidak kembali cukup besar.
b.
Comparatively long time period : membutuhkan waktu yang
relatif lama.
c.
Self selection : angket melalui pos tidak bisa kembali
seluruhnya karena tidak paham petunjuknya, tidak ada waktu untuk menjawabnya.
d.
Lack of interviewer involvement : keterlibatan peneliti
kecil sekali sehingga kesulitan responden tidak dapat dipecahkan.
e.
Lack on open ended questions : pertanyaan-pertanyaan
dibentuk dalam bentuk angket tertutup, padahal untuk hal-hal tertentu
diperlukan jawaban terbuka.
Sukmadinata (88:2009) menyebutkan
angkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian survei :
1.
Merumuskan tujuan
Tujuan umum berisi
rumusan yang lebih bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan
penelitian ini, sedang tujuan khusus berisi rumusan tentang sasaran-sasaran
lebih spesifik yang ingin dicapai.
2.
Memilih sumber dan populasi target
Keluasan wilayah,
penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi waktu, dana,
jumlah, dan jumlah personil yang diperlukan. Berbagai sumber daya ini perlu
dirumuskan bersamaan dengan penentuan populasi target.
3.
Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data
Untuk memperoleh
data yang obyektifdan akurat diperlukan instrumen penelitian yang valid. Instrumen
yang valid memberikan jawaban yang tepat atau tidak multitafsir dari responden.
4.
Petunjuk pengisian
Responden mengisi
atau menjawab pertanyaan yang sesuai dengan penafsirannya dari angket yang ada.
Petunjuk pengisian harus jelas dan berisi instruksi yang mudah dipahami
responden.
5.
Penentuan sampel
Sampel harus
mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Dalam setiap
strata dan klaster diambil jumlah sampel yang proporsional berdasarkan besarnya
populasi. Selain jumlah dan karakteristiknya, pertimbangan kemampuan responden mengisi
instrumen juga perlu dicermati.
6.
Pembuatan alamat
Dalam metode angket
melalui pos, alamat responden maupun alamat peneliti sangat memegang peranan
penting. Buatlah alamat yang jelas dan gunakan alamat yang mudah dijangkau
petugas kantor pos.
7.
Uji coba
Uji coba dilakukan
terhadap kelompok orang dari populasi target tetapi bukan sampel yang akan
mengisi instrumen. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan dalam instrumen dapat
dipahami oleh responden saat pengambilan data. Uji coba dilakukan dengan dua
cara yaitu melalui pos dan penyampaian langsung. Uji coba melalui pos
memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk pengisian, memberikan sampel
berapa persen responden yang mengembalikan angket tepat waktu, terlambat dan
tidak megumpulkan angket sama sekali. Uji coba langsung memberikan masukan
tentang petunjuk pelaksanaan dan rentang waktu yang digunakan untuk mengisi
angket.
8.
Tidak lengkap dan tidak mengembalikan
Dalam metode angket
pos, seringkali responden tidak mengembalikan instrumen. Rata-rata yang kembali
dan terjawab dengan lengkap adalah 70% dan itu termasuk kategori cukup baik. Apabila
kurang dari 70% termasuk kurang berhasil dan harus ada kegiatan lanjutan untuk
mengirimkan angket pada sampel lainnya.
9.
Tindak lanjut
Jumlah angket kembali
yang kurang dari 70% harus dilakukan kegiatan lanjutan setelah satu atau dua
minggu. Responden yang dikirimi angket dapat orang yang sama yang tidak
mengembalikan atau responden baru. Kalau bisa dijangkau, responden yang mengembalikan
kurang lengkap dapat didatangi langsung untuk melengkapi jawaban. Baik pada
penyampaian angket pertama maupun yang kedua, jumlah angket yang dikirimkan
lebih banyak dari jumlah sampel yang diperlukan sekitar 30%-40%.
Rea dan Parker dalam Sukmadinata (90:2009) menyebutkan langkah-langkah
survei sebagai berikut :
1.
Identification of
the focus of the study and method of research
2.
The research
schedule and budget
3.
Establishment of an
information base
4.
The sampling frame
5.
Determination of
sample size and sample selection
6.
Design of the
survey instrument
7.
Pretest of survey
instrumen
8.
Selection and
training of interviewers
9.
Implementation of
th survey
10. Codification of the completed questionnairs and computerized
data entry
11. Data analysis and final report
REFERENSI
Kerlinger, F.N. 2000.
Asas-Asas Penelitian Behavioral Edisi Ketujuh
(terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Margono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan . Rineka Cipta.
Jakarta.
Suhartono, Irawan. 2000. Metode Penelitian
Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sukadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung.