Selasa, 20 September 2011

Sekolah Kader Bangsa


Mahasiswa Baru 2011 disambut dengan berbagai kegiatan yang membangun wawasan dan karakter mereka akan dunia kampus. Rangkaian kegiatan mulai dari Program Pengenalan Akademik, Makrab, hingga Unnes Fair digelar untuk mengenalkan kondisi kekampusan kepada mahasiswa. Sedangkan kegiatan yang dikemas khusus untuk menbangun karakter calon pemimpin kampus sangat terbatas. Apalagi kebutuhan akan aktivis yang berkarakter merupakan seuatu yang harus dipenuhi lembaga kemahasiswaan. Training Kader Bangsa (TKB) lahir dalam suasana kampus yang haus akan pengisi pos-pos lembaga kemahasiswaan tersebut. Dalam prosesnya, penekanan TKB yaitu pada penumbuhkan karakter bangsa yang dimiliki Indonesia sejak dahulu.

Sekolah Kader Bangsa (SKB) adalah salah satu pendidikan karakter mahasiswa yang dilaksanakan oleh Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (Dept.PSDM) BEM KM Unnes. Dalam prosesnya, SKB memberikan substansi karakter yang harus dimiliki aktivis sebagai bekal awal memasuki dunia kampus sehingga mampu menyikapi fenomena yang ada disekitarnya dengan baik. Bekal tersebut akan bermanfaat ketika mahasiswa aktif pada lembaga kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa sehingga mampu beradaptasi lebih tepat.

SKB memiliki alur kaderisasi yang bertahap dimana pada masing-masing tahapakan berbeda konten yang disampaikan. Sesi awal SKB dimulai dengan Training Kader Bangsa (TKB) yang akan di laksanakan pada pertengahan Oktober 2011. TKB memberikan bekal bagi mahasiswa baru untuk memiliki karakter bangsa yang sudah mendarah daging pada jaman dulu. Namun pada satu dekade terakhir mengalami degradasi yang signifikan oleh arus globalisasi. Dengan adanya TKB diharapkan mahasiswa mampu mengenali dirinya sebagai bagian dari bangsa ini untuk dapat berkontribusi melalui aspek profesionalitasnya.

TKB yang berlangsung singkat dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu SKB yang merupakan inti dari pendidikan karakter mahasiswa. SKB berisi materi-materi kepemimpinan, public speaking, problematika bangsa kontemporer, dan konsep diri. Materi tersebut diberikan dalam waktu 8 kali pertemuan sehingga diharapkan mampu diserap mahasiswa dengan baik. Setelah mengikuti SKB, sudah saatnya anggota yang telah menempuh TKB dan SKB dikukuhkan dalam suatu kegiatan dimana nantinya akan ada beberapa yang dinyatakan gugur dan ada yang dinyatakan lolos.

Rangkaian SKB dibuat mendasarkan pada kebutuhan aktivis pada LK dan UKM yang tengah mengalami masa krisis kader. Apatisme mahasiswa semakin meninggi dengan menurunnya antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan kemahasiswaan mulai dari tingkat jurusan hingga universitas. Krisis aktivis ini dipicu oleh banyak hal diantaranya kemajuan TI sehingga mahasiswa lebih asyik bergelut dengan dunia maya daripada bersosialisasi. Degradasi nilai juga mempengaruhi antusiasme mahasiswa dalam LK. Norma-norma yang berkembang dimasyarakat sudah dikesampingkan sebagian kalangan dengan dalih modernisasi. Sebenarnya menyikapi fenomena ini tidak mesti dari sisi negative saja. Memang mereka memiliki alasan untuk tidak memilih LK sebagai sebuah aktivitas membangun. Alangkah lebih baiknya waktu yang ada dimanfaatkan untuk kegiatan bermanfaat agar kompetensi mahasiswa meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...