Kamis, 16 Februari 2017

Have a Song on Your Lips [ sesi III habis ]

Orang yang memiliki kisah hidup tidak menyenangkan biasanya tumbuh menjadi orang yang keras. Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat membuat orang menjadi perhitungan dan cermat dalam urusan perencanaan. Orang yang pernah ditinggalkan keluarganya, berpeluang tumbuh menjadi orang cuek atau justru sebaliknya. Hal tersebut memang tidak bisa disama-ratakan. Ada orang-orang yang tumbuh sebagaimana mestinya. Semua orang belajar dari hidupnya dan dari hidup orang lain.

Nazuna tinggal bersama kakek dan nenek sejak ditinggalkan ayahnya. Ibunya meninggal ketika ia masih kecil. Ayahnya lebih memilih tinggal dengan istri barunya. Kehidupan yang dijalani Nazuna jauh dari kecukupan. Ia hidup dengan sederhana bersama kakek neneknya di pulau tersebut.

Nazuna menjadi ketua klub paduan suara dan bertemu dengan Kashiwagi sensei di gereja. Setiap pagi ia menyempatkan diri untuk berdoa di gereja sebelum mengayuh sepeda ke sekolah. Kashiwagi hanya diam saja ketika ia menyapanya untuk pertama kali.

Dalam usaha untuk membujuk Kashiwagi bermain piano lagi, ia menceritakan kisah hidupnya. Ada penyesalan atas kelahirannya. Andai ia tidak dilahirkan dalam keluarganya. Mungkin ia tidak akan mengalami kehidupan yang menyedihkan. Ibunya sangat baik kepadanya dengan mengajari bernyanyi atau menghiburnya ketika sedih.

Bagaimanapun kondisi Nazuna, ia tetap menjalani hidupnya dengan baik. Ia bersekolah seperti teman-teman seusianya, mengikuti klub paduan suara dan menjadi ketuanya serta mengikuti perlombaan paduan suara. Ia berharap, Kashiwagi sensei kembali bermain piano dan membantu anggota klub mempersiapkan perlombaan.

Sampai ia berlari ke atap karena merenungi nasibnya sendiri. Ia menangis sendiri. Nazuna mendengar Kashiwagi memainkan tuts kembali. Kemudian anggota klub berhamburan dan memuji permainan piano Kashiwagi sensei.

Sebagai ketua klub ia merasa bertanggungjawab terhadap kesiapan klubnya. Ia selalu berkonsultasi dengan Matsuyama sensei karena merasa tidak cocok dengan cara Kashiwagi mengajar.

Waktu perlombaan semakin dekat. Anggota klub benar-benar maksimal dalam latihan. Hingga waktunya tiba. Semua anggota bergembira. Apalagi orang tua dan keluarga datang untuk menyemangati. Sayangnya, kakek dan nenek Nazuna tidak dapat hadir. Sebagai gantinya kakek Nazuna berdoa dirumah untuk keberhasilan klubnya. Dengan kemampuan dan semangat seluruh anggota klub akhirnya mereka menampilkan performa terbaik. Riuh gemuruh tepuk tangan penonton membahagiakan semua orang.

Jika semua orang hidup dengan tanpa kendala, tidak akan ada orang hebat dan pecundang. Setiap orang memiliki kisahnya masing-masing yang membuatnya berjuang dengan keras. Kashiwagi, Kuwahara dan Nazuna sungguh berbeda cerita. Mereka belajar menghadapi ujian dengan cara mereka sendiri. Namun pada akhirnya setiap orang saling belajar jika melihat bagaimana orang lain hidup.

Kashiwagi tidak memberikan hal yang luar biasa bagi klub. Namun ia memberikan pengalaman luar biasa bagi anggota klub. Kuwahara memang tidak lantas menjadi orang hebat. Pun dengan Nazuna yang justru dicurangi Ayahnya ketika singgah ke rumah.

Dari film tersebut kita melihat bagaimana kehidupan yang sesungguhnya. Kashiwagi kemudian kembali ke kota. Tugasnya telah selesai dan temannya kembali mengajar anggota klub.

Jilvia 👒

Selasa, 14 Februari 2017

Have a Song on Your Lips [ sesi II ]

Kehidupan anak-anak selayaknya seperti anak-anak pada umumnya. Mereka memiliki waktu untuk bermain dan mengembangkan kemampuan mereka dengan mengikuti les atau menekuni hobi. Kondisi ini tidak bisa dialami oleh Kuwahara. Ia adalah anggota baru dalam klub paduan suara. Kualitas suaranya bisa dibilang luar biasa untuk remaja yang tidak pernah masuk klub paduan suara. Teman-teman sesama anggota baru malah meminta diajari untuk memiliki vokal yang bagus seperti dirinya.

Kuwahara merupakan bungsu yang memiliki kakak laki-laki berkecenderungan down syndrome. Setiap hari ia harus mengantar kakaknya membantu di gerai milik tetangganya dan menjemputnya sepulang sekolah. Begitu setiap berangkat dan pulang sekolah. Ia mendapat tugas mulia dari kedua orang tuanya yang sibuk bekerja. Bagaimana ia hendak menolak jika hanya dirinya yang bisa diandalkan? Bertahun-tahun hidupnya demikian sampai ia memilih masuk klub paduan suara. Pada latihan pertamanya, Kuwahara terlambat menjemput kakaknya. Ayahnya marah besar, tetapi ibunya dengan lembut menanyakannya. Kondisi yang serba sulit membuatnya meninggalkan klub. Ia tidak tega dengan kakaknya dan orang tuanya. Pada latihan berikutnya ia tidak hadir. Ketidakhadirannya membuat Kashiwagi sensei menitipkan tugas membuat surat kepada teman sekelasnya. Ia memberanikan diri untuk meminta ijin masuk klub. Tak disangka, ibunya bersedia menjemput kakaknya setiap sore. Alhasil Kuwahara bisa kembali mengikuti klub paduan suara.

Pada suatu hari, Kashiwagi sensei menghampiri Kuwahara. Ia mengapresiasi surat yang dibuat muridnya tersebut. Dalam surat tersebut Kuwahara menulis hal yang membuat Kashiwagi terhenyak. Seolah surat tersebut memiliki kekuatan untuk menyentuhnya. Kuwahara sadar bahwa kakaknya sangat bergantung pada orang lain, termasuk dirinya. Ia harus menjaganya setiap saat agar tidak menimbulkan kekacauan. Ia menganggap bahwa kehadirannya dalam keluarga semata-mata untuk menjaga kakakknya setelah mereka berdua meninggal. Kuwahara tidak mengeluh. Justru merasa bertanggungjawab atas kakaknya. Jika kakaknya tidak mengalami down syndrome, dirinya tak akan dilahirkan. Orangtuanya hanya akan memiliki kakaknya. Karena merasa kakaknya butuh seorang adik, orang tuanya memutuskan untuk memberikannya saudara. Kuwahara menjaga kakaknya dan ingin menjaganya sampai kapanpun. Itulah hidupnya. Ia tidak lagi cemas akan masa depan karena ia tahu bahwa hidupnya semata-mata demi kakaknya.

Adegan ini menyentuh sekali ditambah dengan kata-katanya saat menolak tumpangan gurunya. Ia berkata "Tidak usah, tidak apa-apa. Aku senang berjalan bersamanya. Aku senang menghabiskan waktu bersamanya". Menjadi adik dari seseorang yang memiliki down syndrome memang tidak mudah dijalani. Kita harus belajar bersabar sesabar-sabarnya. Mimpi dan cita-cita yang utopis tetapi dimiliki oleh semua remaja harus dikikis agar tetap realistis. Saya melihat betapa dewasanya Kuwahara menjalani perannya. Ia tidak mengeluh akan tanggungjawabnya. Meskipun hal tersebut bukan hal yang dilakukan kebanyakan orang. Sadar akan keinginannya, ia pun mau mengutarakannya kepada orang tua. Walaupun Ayahnya menolak karena sudah kerepotan dengan urusan kakaknya. Ia tetap berusaha dan legowo ketika keadaan tidak memungkinkan untuk mengikuti klub.

Anak-anak yang dibesarkan dengan keterbatasan dan kesulitan, lebih banyak belajar tentang kesederhanaan dan sikap menerima. Mereka bukan tidak memiliki keinginan. Mereka justru memiliki lebih banyak keinginan daripada teman-teman mereka. Pada satu sisi mereka paham bahwa hidupnya dan hidup orang lain sungguh berbeda. Ini hidupnya dan itu hidup mereka. Kuwahara sadar, ia memiliki kehidupan yang berbeda dengan teman-temannya. Namun ia memiliki ketegaran hati yang besar untuk anak seusianya.

Jilvia 👒

Have a Song on Your Lips [ sesi I ]

Ini sebuah film lama dari Jepang dengan genre remaja. Seperti kebanyakan film Jepang dan Korea yang sarat rasa dan makna, film ini padat berisi. Menyoroti dari sisi manapun akan menemukan pelajaran yang berharga.

Saya menemukan beberapa makna dalam Have a Song on Your Lips. Ada tiga tokoh yang saya soroti dan memiliki kisahnya masing-masing. Yang pertama tentang Kashiwagi sensi, guru pengganti untuk klub paduan suara. Yang kedua, kehidupan Kuwahara sang anggota baru klub paduan suara. Yang terakhir, kisah Nazuna sang pemimpin klub paduan suara tersebut. Orang-orang didalamnya memiliki kisah yang berbeda satu sama lain dan tidak bersentuhan. Melihat film ini seperti melihat 3 film yang berbeda karena ketiganya diceritakan dengan kisah mereka. Tulisan pertama akan melongok rupa Kashiwagi sensei yang menjadi guru pengganti di sebuah sekolah kecil. 

Kashiwagi sensei sedang dalam proses merelakan kekasih yang telah pergi karena kecelakaan. Kejadian traumatis ini membuat Kashiwagi berhenti memainkan piano. Kehilangan kekasih yang didambakan membuat sang perempuan 'stuck' dan menerima tawaran temannya untuk mengajar. Guru cantik tersebut mengambil peran sebagai pelatih klub paduan suara di sebuah pulau kecil. Ia memasukkan anggota laki-laki ke dalam klub dan mengajarkan banyak hal tentang menyanyi, lagu dan ditunjang latihan fisik. Sayangnya, ia tetap enggan memainkan piano dihadapan anggota klub yang kebetulan akan menghadapi suatu perlombaan. Begitupun ketika dalam suatu upacara dan diminta oleh dewan guru untuk memainkannya. Nazuna, sang ketua klub memohon kepadanya agar mau memainkan piano untuk mereka. Susah payah Nazuma membujuk guru cantiknya. Pada suatu hari, akhirnya Kashiwagi luluh akan permintaan Nazuna. Lagu pertama yang dimainkan oleh Yuri adalah instrumen Time milik Depapepe. Begitu tuts piano ditekan, anggota klub langsung menghambur ke ruang latihan dan berdecak kagum. Gurunya telah memutuskan untuk bermain piano lagi. Ternyata bukan hanya Nazuna yang membujuknya. Mastuyama sensei yang kebetulan temannya yang sedang cuti melahirkan terus membujuk Kashiwagi untuk mengingat suratnya pada usia 15 tahun. Kashiwagi tahu bahwa ia bermain piano semata-mata agar orang lain bahagia ketika mendengarnya. Setelah kematian kekasihnya, ia merasa tidak memiliki semangat itu lagi. Keberadaannya di pulau tersebut membuatnya sadar akan mimpinya sejak usia 15 tahun. Ia memutuskan untuk tidak lagi berlari setelah sekian lama melarikan diri dari kenyataan yang ada. Kashiwagi memutuskan untuk maksimal dalam mempersiapkan lomba paduan suara.

Satu tahun untuk merelakan kekasih yang telah pergi dan belum berhasil juga. Hanya hitungan minggu, murid dan temannya telah menyadarkan untuk kembali pada dirinya yang sebelumnya. Kashiwagi seorang pianis yang sejak remaja belajar keras demi kemahirannya. Ia kemudian terkenal dan mengalami kisah cinta yang menyedihkan. Dirinya bangkit dari kesedihan masa lalu dan memutuskan untuk melanjutkan hidup.

Tidak hanya Kashiwagi yang memiliki sisi gelap kehidupannya. Setiap orang memilikinya baik ditampilkan maupun tidak. Ketika hidup tiba-tiba gelap dan kita kehilangan cahaya, semua hal mendadak berhenti. Namun ibarat perahu yang kita tumpangi oleng, kita harus tetap berenang karena bagaimanapun kita akan sampai di pantai. Masalah yang datang seolah hendak membunuh kita secara perlahan. Kita hanya diharuskan untuk terus berjalan, terus berenang, terus berlari. Toh kita akan sampai pada tujuan jika kita tetap berusaha sebaik-baiknya.

Jilvia 👒

Rabu, 01 Februari 2017

Spongebob dan Pesan untuk Tetap Menjadi Baik

Bagi yang pernah melihat film Spongebob The Movie yang berkisah tentang hilangnya resep rahasia Mr. Krabs mungkin menangkap salah satu pesan sarat makna yang tersirat dalam film tersebut. Spongebob terkenal dengan sifatnya yang rajin bekerja, ramah terhadap siapa saja, dan tidak memiliki pikiran jelek dalam dirinya. Mr. Krab yang terkenal mendewa-dewakan uang mempekerjakan Spongebob karena loyalitas dan kemampuannya membuat krabby paty. Film ini menyajikan kekuatan tim, persahabatan, kerja keras dan mau memberikan bantuan kepada orang terdekat.

Review singkatnya, Plankton yang berusaha mencuri resep rahasia sedang berebutan botol resep dengan Spongebob. Tanpa disangka botol tersebut lenyap dari kedua tokoh. Mr. Krab yang tiba setelah resep lenyap otomatis menuduh Plankton. Spongebob yang mengetahui fakta kejadian menyangkal atasannya. Tindakan jujurnya berakibat dipecatnya Spongebob dari Crusty Krab dan mendapat sanksi dari seluruh warga. Sebelum dieksekusi, keduanya berhasil kabur dari jeratan borgol. Sampai dikejar-kejar seluruh warga yang mengamuk. Spongebob tetap tidak mau mengakui Plankton menghilangkan resep rahasia karena memang bukan demikian kejadiannya. Ditengah kejaran warga yang mendadak ganas, anarkis dan penuh amarah dia mengatakan bahwa ia tidak akan menjadi berperangai buruk seperti warga. Spongebob tetap ingin melakukan hal yang baik meskipun keadaan sedang tidak baik. Ia tidak mau berubah menjadi buruk seperti warga yang penuh amarah.

Kurang lebih seperti itu kesan yang saya dapatkan. Scene tersebut merupakan bagian 20% pertama yang masih menyisakan banyak scene hingga akhirnya tim Mr. Krab berhasil mengalahkan bajak laut yang mencuri resep tersebut.

Satu scen tersebut membuat saya sadar betapa pentingnya menjaga kadar baik dalam diri ditengah suasana yang tidak kondusif. Saat pekerjaan sedang padat-padatnya, kita dihadapkan pada situasi sulit dengan pasangan atau bermasalah dalam lingkup keluarga. Kekecewaan, pengkhianatan, pembiaran, acuh tak acuh, keraguan, dan hal tidak mengenakkan lainnya yang begitu buruk. Kita pernah ada dalam situasi yang serba tidak menguntungkan tetapi menuntut kita memutuskan atau menyelesaikannya. Kita sangat berpeluang untuk stres, panik, bingung, marah, dan ragu diantara beberapa sisi yang meminta kesiagaan kita 100%. Disaat tidak ada sisa ruang dalam diri dan terjepit, timbullah aura manusiawi tersebut. Itu benar-benar manusiawi dan tidak apa-apa berada dalam situasi demikian. Spongebob mengingatkan kita pada amukan warga yang menginginkan kraby patty. Begitu marah dan anarki untuk sebuah makanan cepat saji. Apakah kita harus berperilaku buruk disaat semua orang berperilaku seperti itu?

Tidak. Seburuk apapun keadaan yang ada didepan mata kita harus tetap berusaha menunjukkan perilaku baik. Memang terlihat tidak manusiawi tapi menjadi buruk justru memperburuk keadaan. Kita latah dengan keadaan hingga sangat mudah untuk mempengaruhi. Bagaimana jika ada orang tak bertanggungjawab yang memanfaatkan keadaan? Maka, tetap menjadi baik bukan lagi pilihan tapi kebutuhan. Kita tetap menjadi pasangan yang bisa bersabar, Ayah yang penyayang, Ibu yang memasak dengan enak, teman yang selalu memberikan dukungan kepada teman, anak yang menyayangi orang tua, dan rekan kerja yang menyenangkan.    

Jangan pernah lupa untuk menjadi teman yang baik karena itulah yang membuat kita berharga bagi mereka. Hubungan yang kita bangun tanpa alasan, tulus. Tidak peduli apakah mereka berbuat jahat atau berkhianat kepadamu. Tidak peduli seburuk apapun masalah yang kita hadapi dimanapun. Tanpa perlu bertanya mengapa mereka menghampirimu dan memutuskan untuk menjadi teman. Kita bisa jadi teman sejati dan selalu bisa menjadi teman sejati seburuk apapun keadaan yang harus dihadapi.

Terimakasih Spongebob and the team.

Jilvia 👒

Lomba Lari

Semua peserta telah siap digaris start dan menunggu tanda peluit untuk mulai berlari. Penonton memberikan semangat melalui teriakan, tepuk tangan dan musik-musik penggembira. Petugas melihat tanda waktu di tangan dan meniupkan peluitnya. Wussssssh. Semua pelari menapaki satu demi satu langkah mereka. Ada yang santai sambil menghitung ritme. Ada yang maksimal. Ada yang berjaya di lini depan. Ada yang masih di belakang mengejar ketertinggalan.

Waktu terus berlalu dan jarak lintasan yang harus diselesaikan semakin berkurang. Peserta lari menunjukkan performa terbaik selama beraksi di lintasan. Lelah? Tentu. Jarak tempuh maish tersisa 100 meter lagi. Dalam perlombaan lari, kita tidak peduli siapa yang sampai finish di urutan ke 6 atau ke 18. Yang paling utama adalah yang pertama dan yang terakhir. Namun kita jarang merenungkan bahwa semua peserta akan melewati garis finish. Sekalipun peserta yang terakhir sampai. Kecuali jika ada yang cedera atau merajuk hingga memutuskan berhenti akan lain cerita.

Semua peserta perlombaan lari menyelesaikan jarak lintasan mereka. Selelah apapun fisik mereka dengan matahari yang terik menyengat kulit. Semua pelari akan sampai di garis finish. Semua orang tahu hal itu. Adakah orang yang berpikir bahwa pelari terakhir merupakan oranf yang hina dan pantas diolok-olok? Saya pikir tidak. Adakah orang yang berpikir untuk mengolok-olok sang juara? Saya pikir tidak.

Dalam kehidupan, kita disuguhkan dengan kenyataan bahwa semua orang tengah berlomba meraih sesuatu. Gelar, jabatan, kekayaan bahkan pernikahan. Faktanya semua orang berusaha untuk hal tersebut. Argumen yang menyesatkan adalah orang yang masih susah atau miskin dipandang hina. Orang yang masih bekerja sebagai bawahan tidak dianggap telah berusaha sekeras tenaga. Ada pula yang memandang bahwa orang single harus segera menikah. Jika kenyataannya agak mengecewakan, tapi kita sadar bahwa kita hidup diantara orang-orang yang beranggapan kita harus begini setelah ini. Kita hidup diantara orang yang memandang bahwa kalau kita gagal terus, selamanya kita akan mengalami kesulitan.

Saya dan teman-teman yang masih single sering dihujani dengan sapaan 'Mblo'. Biasanya mereka menyapa lengkap, 'Mblo, kapan mau nikah 2018 udah 11 bulan lagi lho?'. Seolah pernikahan adalah perlombaan lari dimana semua orang harus jadi juaranya. Bagaimana bisa? Seandainya ada seseorang yang belum menikah hingga usia 40 tahun, itu sesuatu yang kasuistik. Pun tidak bisa kita menghakimi mereka dengan pertanyaan menyakitkan dan menyudutkan.

Setiap orang punya prioritas persoalan dalam hidup. Karir, keluarga, sosial, atau apapun itu. Seperti perlombaan lari yang kesemuanya mencapai finish. Tidak peduli apakah kita menjadi pelari pertama atau terakhir, kita akan melewatinya. Sebuah garis yang mengantarkan kita pada kehidupan yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Kita menuju garis yang sama, entah mencapainya dalam waktu bersamaan atau kau duluan lantas kami kemudian. Tolong jangan pandang hina kami yang datang belakangan. Lihatlah, kami sama kerasnya berjuang sepertimu. Kami tidak memandang remeh kalian yang sampai duluan. Justru menghargai jerih payah kalian yang lebih besar dari kami. Dari kalian kami belajar. Banyak hal. Kesabaran, kegigihan, semangat, menikmati perjalanan dan membagi kebahagiaan.

Jika kau sampai garis finish lebih dulu, tolong sambut kami yang datang kemudian untuk merayakan setiap kemenangan yang kita perjuangkan.

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...