Selasa, 14 Februari 2017

Have a Song on Your Lips [ sesi I ]

Ini sebuah film lama dari Jepang dengan genre remaja. Seperti kebanyakan film Jepang dan Korea yang sarat rasa dan makna, film ini padat berisi. Menyoroti dari sisi manapun akan menemukan pelajaran yang berharga.

Saya menemukan beberapa makna dalam Have a Song on Your Lips. Ada tiga tokoh yang saya soroti dan memiliki kisahnya masing-masing. Yang pertama tentang Kashiwagi sensi, guru pengganti untuk klub paduan suara. Yang kedua, kehidupan Kuwahara sang anggota baru klub paduan suara. Yang terakhir, kisah Nazuna sang pemimpin klub paduan suara tersebut. Orang-orang didalamnya memiliki kisah yang berbeda satu sama lain dan tidak bersentuhan. Melihat film ini seperti melihat 3 film yang berbeda karena ketiganya diceritakan dengan kisah mereka. Tulisan pertama akan melongok rupa Kashiwagi sensei yang menjadi guru pengganti di sebuah sekolah kecil. 

Kashiwagi sensei sedang dalam proses merelakan kekasih yang telah pergi karena kecelakaan. Kejadian traumatis ini membuat Kashiwagi berhenti memainkan piano. Kehilangan kekasih yang didambakan membuat sang perempuan 'stuck' dan menerima tawaran temannya untuk mengajar. Guru cantik tersebut mengambil peran sebagai pelatih klub paduan suara di sebuah pulau kecil. Ia memasukkan anggota laki-laki ke dalam klub dan mengajarkan banyak hal tentang menyanyi, lagu dan ditunjang latihan fisik. Sayangnya, ia tetap enggan memainkan piano dihadapan anggota klub yang kebetulan akan menghadapi suatu perlombaan. Begitupun ketika dalam suatu upacara dan diminta oleh dewan guru untuk memainkannya. Nazuna, sang ketua klub memohon kepadanya agar mau memainkan piano untuk mereka. Susah payah Nazuma membujuk guru cantiknya. Pada suatu hari, akhirnya Kashiwagi luluh akan permintaan Nazuna. Lagu pertama yang dimainkan oleh Yuri adalah instrumen Time milik Depapepe. Begitu tuts piano ditekan, anggota klub langsung menghambur ke ruang latihan dan berdecak kagum. Gurunya telah memutuskan untuk bermain piano lagi. Ternyata bukan hanya Nazuna yang membujuknya. Mastuyama sensei yang kebetulan temannya yang sedang cuti melahirkan terus membujuk Kashiwagi untuk mengingat suratnya pada usia 15 tahun. Kashiwagi tahu bahwa ia bermain piano semata-mata agar orang lain bahagia ketika mendengarnya. Setelah kematian kekasihnya, ia merasa tidak memiliki semangat itu lagi. Keberadaannya di pulau tersebut membuatnya sadar akan mimpinya sejak usia 15 tahun. Ia memutuskan untuk tidak lagi berlari setelah sekian lama melarikan diri dari kenyataan yang ada. Kashiwagi memutuskan untuk maksimal dalam mempersiapkan lomba paduan suara.

Satu tahun untuk merelakan kekasih yang telah pergi dan belum berhasil juga. Hanya hitungan minggu, murid dan temannya telah menyadarkan untuk kembali pada dirinya yang sebelumnya. Kashiwagi seorang pianis yang sejak remaja belajar keras demi kemahirannya. Ia kemudian terkenal dan mengalami kisah cinta yang menyedihkan. Dirinya bangkit dari kesedihan masa lalu dan memutuskan untuk melanjutkan hidup.

Tidak hanya Kashiwagi yang memiliki sisi gelap kehidupannya. Setiap orang memilikinya baik ditampilkan maupun tidak. Ketika hidup tiba-tiba gelap dan kita kehilangan cahaya, semua hal mendadak berhenti. Namun ibarat perahu yang kita tumpangi oleng, kita harus tetap berenang karena bagaimanapun kita akan sampai di pantai. Masalah yang datang seolah hendak membunuh kita secara perlahan. Kita hanya diharuskan untuk terus berjalan, terus berenang, terus berlari. Toh kita akan sampai pada tujuan jika kita tetap berusaha sebaik-baiknya.

Jilvia 👒

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...