Selasa, 09 September 2014

Topeng



Salah seorang dosen saya, Bapak Anwar Sutoyo pernah mengatakan bahwa “setiap orang mengenakan topeng dalam menghadapi orang lain. Topeng itu ibarat bawang. Semakin lama akan semakin nampak rupa aslinya. Perlahan mereka membuka topeng yang dikenakan. Kalau kita bersabar, kita akan melihat rupa aslinya.”
Berdasarkan statement yang disampaikan dosen dan analisa saya, seseorang memiliki alasan untuk mengenakan topeng saat berjumpa atau berinteraksi dengan orang lain. Pertama, ada sesuatu yang ingin disembunyikan dimana jika hal tersebut dinampakkan akan mengganggu proses komunikasi dengan orang lain. Kita dapat menyembunyikan sifat jelek, opini yang rawan debat, atau tindakan salah yang pernah kita lakukan. Hal-hal tersebut jika dinampakkan begitu saja dikhawatirkan akan mengganggu pola hubungan apabila belum saling mengenali kepribadian satu sama lain. Perlu pemahaman dan kedewasaan dalam menyikapi tindakan salah dari teman, kerabat, bahkan pasangan. Jika mereka mengenakan topeng padahal kita telah mengenal baik maka sudah selayaknya kita mengingatkan mereka agar bersikap jujur dan terbuka.
 Kedua, topeng digunakan seseorang sebagai perisai dalam mengenali orang yang baru ditemui. Beberapa orang merasa tidak aman jika harus langsung terbuka terhadap kenalan baru. Biasanya topeng ini dibuka perlahan seiring dengan berjalannya waktu dengan kualitas hubungan yang semakin baik. Bukankah kita sering menemui teman yang dulu pendiam dan tenang lambat laun terlihat energik dan cerewet? Topeng ini secara alami kita gunakan dalam memulai hubungan dengan orang lain.
Dalam akun twitter, seorang teman pernah mem-posting sebuah kalimat “Yang bahaya bukan orang yang berpura-pura jahat, tapi orang yang berpura-pura baik.” Topeng seseorang yang difungsikan sebagai tameng akan kesalahan diri bukanlah sesuatu yang baik dan benar. Kesalahan yang telah terjadi sebaiknya kita tinggalkan agar tidak terulang kembali di masa depan. Sikap seseorang yang menutupi kesalahan justru mempersulit mereka sendiri karena harus berbohong dan berbohong demi menutupi kesalahannya. Hal ini akan menyulitkan orang tersebut dikemudian hari apabila topengnya terbuka.
Semoga kita mengenakan topeng yang tepat. Selamat menjadi pribadi yang lebih baik..

-Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk untuk memuliakan dirinya, pun untuk menghinakan dirinya. Tindak tanduk, ucapan, dan pikiran mengarahkan akan menjadi mulia atau hina diri kita-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...