Salah
seorang dosen saya, Bapak Anwar Sutoyo pernah mengatakan bahwa “setiap orang
mengenakan topeng dalam menghadapi orang lain. Topeng itu ibarat bawang.
Semakin lama akan semakin nampak rupa aslinya. Perlahan mereka membuka topeng
yang dikenakan. Kalau kita bersabar, kita akan melihat rupa aslinya.”
Berdasarkan
statement yang disampaikan dosen dan
analisa saya, seseorang memiliki alasan untuk mengenakan topeng saat berjumpa
atau berinteraksi dengan orang lain. Pertama,
ada sesuatu yang ingin disembunyikan dimana jika hal tersebut dinampakkan akan
mengganggu proses komunikasi dengan orang lain. Kita dapat menyembunyikan sifat
jelek, opini yang rawan debat, atau tindakan salah yang pernah kita lakukan.
Hal-hal tersebut jika dinampakkan begitu saja dikhawatirkan akan mengganggu
pola hubungan apabila belum saling mengenali kepribadian satu sama lain. Perlu
pemahaman dan kedewasaan dalam menyikapi tindakan salah dari teman, kerabat,
bahkan pasangan. Jika mereka mengenakan topeng padahal kita telah mengenal baik
maka sudah selayaknya kita mengingatkan mereka agar bersikap jujur dan terbuka.
Kedua,
topeng digunakan seseorang sebagai perisai dalam mengenali orang yang baru
ditemui. Beberapa orang merasa tidak aman jika harus langsung terbuka terhadap
kenalan baru. Biasanya topeng ini dibuka perlahan seiring dengan berjalannya
waktu dengan kualitas hubungan yang semakin baik. Bukankah kita sering menemui
teman yang dulu pendiam dan tenang lambat laun terlihat energik dan cerewet?
Topeng ini secara alami kita gunakan dalam memulai hubungan dengan orang lain.
Dalam
akun twitter, seorang teman pernah mem-posting
sebuah kalimat “Yang bahaya bukan orang
yang berpura-pura jahat, tapi orang yang berpura-pura baik.” Topeng
seseorang yang difungsikan sebagai tameng akan kesalahan diri bukanlah sesuatu
yang baik dan benar. Kesalahan yang telah terjadi sebaiknya kita tinggalkan
agar tidak terulang kembali di masa depan. Sikap seseorang yang menutupi
kesalahan justru mempersulit mereka sendiri karena harus berbohong dan
berbohong demi menutupi kesalahannya. Hal ini akan menyulitkan orang tersebut
dikemudian hari apabila topengnya terbuka.
Semoga
kita mengenakan topeng yang tepat. Selamat menjadi pribadi yang lebih baik..
-Setiap orang
memiliki cara masing-masing untuk untuk memuliakan dirinya, pun untuk
menghinakan dirinya. Tindak tanduk, ucapan, dan pikiran mengarahkan akan menjadi
mulia atau hina diri kita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar