Rabu, 20 November 2013

Ketika Kesulitan Menghampiri [Bagian I]


Apakah pernah kamu menjumpai status Facebook/twitter/BBM teman kamu yang isinya tentang kesedihan, tengah mengalami kesulitan, galau yang berkepanjangan? Saat itu apa yang kamu rasakan? Merasa kasihan atau malah menertawakan?

Menentukan cita-cita untuk dijalani bertahun-tahun yang akan datang memang tidak mudah. Saat ini, satu atau banyak dari kamu masih bingung dengan cita-cita dan pekerjaan apa yang akan dipilih. Bahkan orang tua kita mungkin tidak pernah memikirkan akan menjadi apa saat berusia seperti kalian saat ini.

Sekarang mari kita coba temukan masalah atau kesulitan yang dihadapi dalam menentukan masa depan. Sebenarnya ada batasan ketika kita membicarakan masalah tersebut. Yang pertama masalah dalam diri dan yang kedua masalah diluar diri.

-Joni sering diejek teman-temannya karena sering salah jika mengerjakan tugas didepan kelas. Ia sudah belajar maksimal tetapi sulit untuk menguasai mata pelajaran tertentu.

Itu adalah suatu contoh masalah yang dialami oleh Joni. Ia mengalami hambatan dalam menguasai mata pelajaran tertentu. Kita pun dapat mengalami persoalan serupa bahkan lebih sering dari yang Ia alami.

Masalah dalam diri tidak hanya berupa keterbatasan kemampuan dalam memahami pelajaran di sekolah. Keterbatasan fisik juga dapat menghambat dan membatasi aktivitas kita. Untuk menjadi model, polisi, pilot dan pramugari kita harus memenuhi standar ketentuan yang ada. Pekerjaan lain dapat mempersyaratkan bebas dari buta warna atau penyakit tertentu.

Masalah yang paling sulit dihadapi bagi sebagian besar orang adalah perasaan yang ada dalam dirinya seperti rasa minder, motivasi, malas, dan keadaan psikologis lainnya. Perasaan tersebut kadang muncul disebabkan oleh keadaan fisik karena tidak cantik, badan tidak menarik, kulit hitam, rambut keriting dan sebagainya serta kemampuan yang kurang dari harapan.

Semua orang memiliki kesulitan masing-masing, tentu memiliki penyelesaian masing-masing pula. Sikap terbaik yaitu menyadari kondisi diri, menerima dengan lapang dada dan terus berusaha mengembangkan diri. Jika kita memiliki keterbatasan dibidang olahraga, pasti kita memiliki kelebihan dibidang lain misal seni, agama, IPA dan sebagainya. Tuhan menciptakan mahluk Nya tanpa ada yang sia-sia.

Seseorang yang bersedia menerima dirinya dan apa yang telah diberikan Tuhan akan lebih mudah dalam menjalani hidupnya karena dalam dirinya telah tertanam jiwa legowo dengan kekurangan yang dimiliki. Maka masalah lain yang ada dihadapannya akan dilalui dengan serupa.

Selalu belajar menuntut ilmu sebagai bekal bekerja dan bermasyarakat memang harus terus dilakukan, Kitapun mesti memberikan kesempatan kepada diri untuk bergaul dengan banyak orang. Hal itu dilakukan agar memperoleh semakin banyak informasi yang dapat kita gunakan untuk mengembangkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...