Sabtu, 16 November 2013

Aku Dimana (Pemahaman Lingkungan)

Ada seorang anak berusia 10 tahun yang diajak ibunya ke pesta ulang tahun kerabat dekatnya. Sang Ibu sebelumnya mengatakan pada anaknya bahwa disana akan hadir banyak orang dewasa, mungkin ada beberapa anak yang seusianya. Pesta tersebut dirancang bernuansa keluarga sehingga makanan minuman, dan dekorasinya akan meriah untuk seluruh keluarga. Pada saatnya menghadiri pesta si anak mengenakan baju casual santai dengan sepatu bertali. Sedangkan sang Ibu mengenakan gaun terusan santai berwarna cerah. Anak lelaki tersebut dapat bermain dengan teman seusianya dibawah pengawasan ibunya. Ibu pun merasa senang kanrena anaknya dapat menikmati seluruh rangkaian pesat. Begitupun dengan dirinya.

Kita semua pernah menghadiri pesta pernikahan, ulang tahun, menonton pertandingan bola, menghadiri prosesi pemakaman, dan acara-acara yang melibatkan diri dan orang lain. Pakaian dan obrolan didalam agenda tersebut tentu saja berbeda antara satu dengan yang lain. Nuansa yang muncul adalah sesuatu yang khas dan tidak sembarang orang bisa berekspresi sesuka hati.

Selama ini kita hidup bersama dengan keluarga, teman di sekolah, tetangga, dan masyarakat luas. Tentu lingkungan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Meski begitu kita harus pandai bersikap agar kebersamaan kita dengan orang lain dapat berjalan dengan lancar.

Alangkah baiknya kita membicarakan keluarga, sekolah dan masyarakat satu persatu agar kita paham bagaimana lingkungan itu memainkan perannya dalam kehidupan kita.

KELUARGA
Dalam keluarga yang utuh kita menjumpai ada Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik. Bagi masyarakat Indonesia satu keluarga dapat berarti Ayahm Ibu, Kakak/Adik, dan Kakek/Nenek atau orang yang berada dalam satu rumah dengan kita. Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat yang menjadi sekolah pertama bagi anak untuk mengenal nilai-nilai kehidupan. Peran pengenalan ini lebih banyak dimainkan oleh ibu karena lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama anak. Seiring dengan perkembangan jaman banyak pula ibu pekerja yang turut mencari nafkah untuk keluarga sehingga peran dalam mengasuh anak dirumah berkurang secara kualitas dan kuantitas. Akhirnya anak berada dibawah pengawasan nenek bahkan ada yang diasuh oleh babysitter atau pembantu.

Nilai-nilai relijius kedisiplinan, moral, tanggungjawab dan kepekaan sosial diajarkan orang tua melalui berbagai cara. pelibatan anak dalam aktivitas orang tua sangat bermanfaat jika disertai dengan bimbingan dan pendampingan yang cukup. Pelibatan anak dalam aktivititas sehari-hari misalnya memasak, menjemur pakaian, mencuci kendaraan, memperbaiki perabot rumah tangga hingga menonton TV bersama memberikan orang tua waktu yang cukup untuk berinteraksi dan mengetahui perkembangan anak. Sekalipun aktivitas yang dilakukan sederhana dan tidak berlangsung lama, jika dilakukan sering akan berdampak positif bagi anak.

Orang tua kita memiliki latar belakang yang tidak sama seperti polisi, guru, montir, pedagang, petani, teller bank, kasir, buruh, pengusaha, dan sebagainya. Pekerjaan tersebut mempengaruhi pola asuh yang diberikan kepada kita. Orang tua pengusaha akan mendidik kita lebih cermat dalam penggunaan uang, memperlakukan pelanggan, dan bersikap hemat. Seorang petani mengajarkan kebiasaan mengkonsumsi hasil produk pertanian sendiri dan menghadapi berbagai musim dengan bijak.

SEKOLAH
Disetiap jenjang sekolah kita menemukan bahwa pendidikan dasar (SD/MI) membutuhkan waktu kita yang sangat lama. Pada SD/MI kita menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam selama jam belajar efektif. Ditambah lagi dengan jadwal les mata pelajaran atau waktu untuk mengerjakan tugas sekolah. Apalagi pada pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/SMK) yang hampir 7 jam di sekolah dengan tambahan les mata pelajaran, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan mengerjakan tugas kelompok maupun individu. Waktu yang kita habiskan di sekolah cukup banyak dan melelahkan dengan les mata pelajaran, pengerjaan tugas diluar jam efektif, kegiatan esktrakurikuler dan aktivitas pribadi lainnya. Kebersamaan dengan keluarga tentu sangat minim sehingga orang tua berkurang peran kontrolnya terhadap aktivitas dan perkembangan kita.

Teman-teman sepermainan di sekolah memang mempengaruhi perkembangan kita dalam hal belajar, brsikap, dan bertutur kata. Buktinya bahasa pergaulan kita lebih beragam ketika kita berada dalam lingkungan pertemanan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa waktu yang kita habiskan bersama teman jauh lebih banyak daripada bersama orang tua. Wajar saja jika kita mudah terpengaruh oleh pergaulan dengan teman-teman di sekolah.

Selektif dalam memilih teman bukan berarti kita harus memilih teman yang pandai, cantik, rajin, baik, kaya dan lain-lain. Kita berteman dengan siapa saja baik mereka yang memiliki prestasi maupun mereka yang pas-pasan atau tidak menonjol dikelas. Mereka yang susah diatur pun sebaiknya kita perlakukan dengan baik. Kita perlu berteman dengan anak-anak yang memiliki nilai bagus agar kita terpacu untuk lebih semangat belajar. Teman-teman yang aktif di kegiatan OSIS, PMR, Pramuka dan sebagainya pun mesti kita akrabi kalau perlu kita menjadi bagian dari mereka yang aktif di organisasi. Dengan pergaulan yang luas wawasan kita akan semakin bertambah, bermanfaat dan semakin menambah kepekaan sosial kita terutama di lingkungan sekolah.

MASYARAKAT
Apakah kamu pernah diajak orangtua menghadiri pesta, bersih-bersih desa, pengajian, resepsi pernikahan atau semacamnya? Apakah kamu mengenal perangkat desa/kelurahan tempat tinggal kamu? Atau apakah kamu tahu tempat menarik dan menonjol yang ada disekitarmu misalkan pabrik, tempat wisata, kuliner, sekolah dan lain-lain?

Meski sebagian besar waktu kita dihabiskan disekolah, hal-hal yang terjadi disekitar kita tidak boleh luput dari perhatian kita. Lingkungan masyarakat merupakan tempat kita belajar bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan kita. Didalam masyarakat kita akan belajar berhubungan dengan banyak orang yang mempunyai peran dan tugas masing-masing. Berinteraksi dengan anggota masyarakat adalah suatu keharusan bagi kita selaku mahluk sosial yaitu mahluk yang membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Kita tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Sekalipun untuk hal sederhana seperti ban sepeda bocor atau kran di rumah rusak. Apabila kita tidak dapat bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat, sanksi sosial yang diberikan bisa sangat berat yaitu pengucilan atau pengasingan diri kita dari berbagai kegiatan kemasyakatan.

Tiga lingkungan yang telah kita bicarakan merupakan tempat yang membesarkan kita dengan pengalaman belajar selama hidup kita. Lingkungan keluarga memberikan bekal nilai yang akan membantu kita belajar di lingkungan yang lebih besar yaitu sekolah. Didalam sekolah kita diberikan bekal lagi yang akan kita gunakan untuk hidup berdampingan dengan masyarakat dan mengabdikan diri didalamnya sesuai profesi yang kita geluti. Segala sesuatu yang terjadi didalamnya adalah proses belajar kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...