Ada seorang anak berusia 10 tahun yang
diajak ibunya ke pesta ulang tahun kerabat dekatnya. Sang Ibu sebelumnya
mengatakan pada anaknya bahwa disana akan hadir banyak orang dewasa, mungkin
ada beberapa anak yang seusianya. Pesta tersebut dirancang bernuansa keluarga
sehingga makanan minuman, dan dekorasinya akan meriah untuk seluruh keluarga.
Pada saatnya menghadiri pesta si anak mengenakan baju casual santai dengan
sepatu bertali. Sedangkan sang Ibu mengenakan gaun terusan santai berwarna
cerah. Anak lelaki tersebut dapat bermain dengan teman seusianya dibawah
pengawasan ibunya. Ibu pun merasa senang kanrena anaknya dapat menikmati
seluruh rangkaian pesat. Begitupun dengan dirinya.
Kita semua pernah menghadiri pesta
pernikahan, ulang tahun, menonton pertandingan bola, menghadiri prosesi
pemakaman, dan acara-acara yang melibatkan diri dan orang lain. Pakaian dan
obrolan didalam agenda tersebut tentu saja berbeda antara satu dengan yang
lain. Nuansa yang muncul adalah sesuatu yang khas dan tidak sembarang orang
bisa berekspresi sesuka hati.
Selama ini kita hidup bersama dengan
keluarga, teman di sekolah, tetangga, dan masyarakat luas. Tentu lingkungan
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Meski begitu kita harus pandai
bersikap agar kebersamaan kita dengan orang lain dapat berjalan dengan lancar.
Alangkah baiknya kita membicarakan
keluarga, sekolah dan masyarakat satu persatu agar kita paham bagaimana
lingkungan itu memainkan perannya dalam kehidupan kita.
KELUARGA
Dalam keluarga yang utuh kita menjumpai
ada Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik. Bagi masyarakat Indonesia satu keluarga dapat
berarti Ayahm Ibu, Kakak/Adik, dan Kakek/Nenek atau orang yang berada dalam
satu rumah dengan kita. Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat
yang menjadi sekolah pertama bagi anak untuk mengenal nilai-nilai kehidupan.
Peran pengenalan ini lebih banyak dimainkan oleh ibu karena lebih banyak
menghabiskan waktu dirumah bersama anak. Seiring dengan perkembangan jaman
banyak pula ibu pekerja yang turut mencari nafkah untuk keluarga sehingga peran
dalam mengasuh anak dirumah berkurang secara kualitas dan kuantitas. Akhirnya
anak berada dibawah pengawasan nenek bahkan ada yang diasuh oleh babysitter
atau pembantu.
Nilai-nilai relijius kedisiplinan,
moral, tanggungjawab dan kepekaan sosial diajarkan orang tua melalui berbagai
cara. pelibatan anak dalam aktivitas orang tua sangat bermanfaat jika disertai
dengan bimbingan dan pendampingan yang cukup. Pelibatan anak dalam aktivititas
sehari-hari misalnya memasak, menjemur pakaian, mencuci kendaraan, memperbaiki
perabot rumah tangga hingga menonton TV bersama memberikan orang tua waktu yang
cukup untuk berinteraksi dan mengetahui perkembangan anak. Sekalipun aktivitas
yang dilakukan sederhana dan tidak berlangsung lama, jika dilakukan sering akan
berdampak positif bagi anak.
Orang tua kita memiliki latar belakang
yang tidak sama seperti polisi, guru, montir, pedagang, petani, teller bank,
kasir, buruh, pengusaha, dan sebagainya. Pekerjaan tersebut mempengaruhi pola
asuh yang diberikan kepada kita. Orang tua pengusaha akan mendidik kita lebih
cermat dalam penggunaan uang, memperlakukan pelanggan, dan bersikap hemat.
Seorang petani mengajarkan kebiasaan mengkonsumsi hasil produk pertanian
sendiri dan menghadapi berbagai musim dengan bijak.
SEKOLAH
Disetiap jenjang sekolah kita menemukan
bahwa pendidikan dasar (SD/MI) membutuhkan waktu kita yang sangat lama. Pada
SD/MI kita menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam selama jam belajar efektif.
Ditambah lagi dengan jadwal les mata pelajaran atau waktu untuk mengerjakan
tugas sekolah. Apalagi pada pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/SMK) yang
hampir 7 jam di sekolah dengan tambahan les mata pelajaran, mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan mengerjakan tugas kelompok maupun individu. Waktu yang kita
habiskan di sekolah cukup banyak dan melelahkan dengan les mata pelajaran,
pengerjaan tugas diluar jam efektif, kegiatan esktrakurikuler dan aktivitas
pribadi lainnya. Kebersamaan dengan keluarga tentu sangat minim sehingga orang
tua berkurang peran kontrolnya terhadap aktivitas dan perkembangan kita.
Teman-teman sepermainan di sekolah
memang mempengaruhi perkembangan kita dalam hal belajar, brsikap, dan bertutur
kata. Buktinya bahasa pergaulan kita lebih beragam ketika kita berada dalam lingkungan
pertemanan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa waktu yang kita habiskan bersama
teman jauh lebih banyak daripada bersama orang tua. Wajar saja jika kita mudah
terpengaruh oleh pergaulan dengan teman-teman di sekolah.
Selektif dalam memilih teman bukan
berarti kita harus memilih teman yang pandai, cantik, rajin, baik, kaya dan
lain-lain. Kita berteman dengan siapa saja baik mereka yang memiliki prestasi
maupun mereka yang pas-pasan atau tidak menonjol dikelas. Mereka yang susah
diatur pun sebaiknya kita perlakukan dengan baik. Kita perlu berteman dengan
anak-anak yang memiliki nilai bagus agar kita terpacu untuk lebih semangat
belajar. Teman-teman yang aktif di kegiatan OSIS, PMR, Pramuka dan sebagainya
pun mesti kita akrabi kalau perlu kita menjadi bagian dari mereka yang aktif di
organisasi. Dengan pergaulan yang luas wawasan kita akan semakin bertambah,
bermanfaat dan semakin menambah kepekaan sosial kita terutama di lingkungan
sekolah.
MASYARAKAT
Apakah kamu pernah diajak orangtua
menghadiri pesta, bersih-bersih desa, pengajian, resepsi pernikahan atau
semacamnya? Apakah kamu mengenal perangkat desa/kelurahan tempat tinggal kamu?
Atau apakah kamu tahu tempat menarik dan menonjol yang ada disekitarmu misalkan
pabrik, tempat wisata, kuliner, sekolah dan lain-lain?
Meski sebagian besar waktu kita
dihabiskan disekolah, hal-hal yang terjadi disekitar kita tidak boleh luput
dari perhatian kita. Lingkungan masyarakat merupakan tempat kita belajar
bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan kita. Didalam masyarakat kita akan
belajar berhubungan dengan banyak orang yang mempunyai peran dan tugas
masing-masing. Berinteraksi dengan anggota masyarakat adalah suatu keharusan
bagi kita selaku mahluk sosial yaitu mahluk yang membutuhkan bantuan orang lain
dalam memenuhi kebutuhan. Kita tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Sekalipun untuk hal sederhana seperti ban sepeda bocor atau kran di rumah
rusak. Apabila kita tidak dapat bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat,
sanksi sosial yang diberikan bisa sangat berat yaitu pengucilan atau
pengasingan diri kita dari berbagai kegiatan kemasyakatan.
Tiga lingkungan yang telah kita
bicarakan merupakan tempat yang membesarkan kita dengan pengalaman belajar
selama hidup kita. Lingkungan keluarga memberikan bekal nilai yang akan
membantu kita belajar di lingkungan yang lebih besar yaitu sekolah. Didalam
sekolah kita diberikan bekal lagi yang akan kita gunakan untuk hidup
berdampingan dengan masyarakat dan mengabdikan diri didalamnya sesuai profesi
yang kita geluti. Segala sesuatu yang terjadi didalamnya adalah proses belajar
kita menjadi manusia yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar