-Agenda Perempuan-
Disambut Presiden Mahasiswa UNY di Student
Center dengan wajah bersemangat memberikan energi positif. Ramahnya pelayan
mahasiswa kemudian membawa saya masuk ke markas BEM KM UNY yang sederhana.
Ruang itu terdiri dari dua lokal ruang berukuran 5x5 meter mungkin. Berisikan
lemari, komputer, inventaris BEM, loker, TV dan beberapa barang. Nuansanya
cukup aktivis untuk saya yang memiliki ruang BEM begitu megah tetapi kurang
nendang untuk ukuran aktivis. Whatever,
pagi itu saya bertemu Korpus FP BEM SI. Panggil saja Fauziyah. Kami akan
mengikuti agenda Forum Perempuan dari teman-teman UNY.
Seminar Nasional yang membahas perempuan
menghadirkan Ketua KPU 2004 sekaligus dosen FISIP UI dan Pembina Forum
Indonesia Muda (FIM) sebagai pembicara. Sepanjang pemateri pertama berbicara,
seluruh peserta antusias mengikutinya. Pembahasan bu Chusnul Mar'iyah seputar
partisipasi politik perempuan, pengalaman beliau selama mengawal KPU Pusat dan
kondisi masyarakat Indonesia kekinian. Pembicara kedua lebih menekankan pada
pendidikan perempuan dan parenting. Membahas soal keperempuanan dan
problematikanya di masyarakat.
Dari seminar tersebut ada banyak hal yang dapat
diambil pelajaran terutama pandangan dan sikap perempuan terhadap eksistensinya
di masyarakat. Yang pertama, perempuan memiliki daya saing untuk dapat berkarya
seperti laki-laki. Memang tidak dapat disamakan antara porsi laki-laki dan
perempuan. Namun sektor eksistensi perempuan dapat diupayakan misal dalam
bidang partisipasi politik. Kedua, pandangan negatif yang diskriminatif
terhadap perempuan dalam masyarakat mesti dihilangkan. Misalkan anggapan bahwa
perempuan tidak bisa memimpin, pandangan yang menyingkirkan perempuan dari
pekerjaan publik karena sudah memiliki tanggungjawab domestik, atau
keterwakilan perempuan dalam legislatif. Ketiga, perempuan memiliki harga yang
pantas untuk diperjuangkan karena mereka memiliki kecerdasan, kemauan keras
untuk belajar, loyalitas, dan kemampuan.
Selepas seminar, kami diberikan kesempatan
untuk berbincang santai dengan kedua pembicara di ruang transit. Beliau cukup
ramah dengan keberadaan kami saat itu padahal suasananya sudah siang dan
melelahkan. Perbincangan itu masih seputar sosial politik negeri ini. Dalam
ruang transit ada dua orang teman dari STEI SEBI, panitia dari UNY, saya dan
rekan saya dari Unnes, dan dua orang dari ITS. Niat awal dari forum tidak resmi
itu adalah diskusi tetapi berkembang menjadi tanya jawab yang lebih banyak
mendengarkan beliau berdua daripada komunikasi dua arah. Menariknya adalah kami
bisa belajar mendengarkan praktisi tersebut dengan baik. Pengalaman ibu-ibu
dengan segala tantangannya di lininya masing-masing memberikan kami wawasan
dalam menyikapi suatu isu atau persoalan di masyarakat.
Ketika jam keberangkatan kereta bu Chusnul
sudah tiba, beliau pamit dan meninggalkan kami yang tercerahkan oleh diskusi
tadi. Langsunglah kami melepas nafas karena sempat heboh perdebatan soal Jokowi
dalam forum. Makan menjadi pilihan pertama dan utama karena itu sudah terlambat
untuk disebut makan siang. Jam 3 sore. Hidangan yang tersaji di meja dilahap
dengan antusias oleh teman-teman. Usai makan, kami shalat ashar di Masjid
Kampus yang terletak didekat Student Center.
Awalnya, agenda selanjutnya diskusi dengan
Korpus BEM SI. Berhubung komunikasinya kurang berjalan baik, akhirnya
teman-teman memutuskan untuk diskusi bebas dengan teman-teman UNY, sharing
kondisi BEM kekinian dan tukar pengalaman.
Ba'da maghrib, city tour ke Malioboro dan alun-alun kidul. Sebenarnya saya sudah
berkali-kali ke Yogya dan menikmati jalanan malioboro yang tidak pernah sepi.
Fauziyah mengajak kami kesana karena dia memang ingin membeli sesuatu disana.
Rombongan pecah jadi tiga bagian. Saya dan Irma tercetus ide untuk membeli es
krim di mall kawasan itu. Berbincang banyak dengan dara Ciamis ini cukup
menyenangkan. Saya mendengar banyak cerita darinya soal internal BEM UNY.
Diapun saya curhati banyak cerita yang saya punya. Waktu jugalah yang memaksa
cerita dan es krim itu berakhir. Bapak-bapak [Iman dan Bahtiar] sudah menanti
di armada.
Melanjutkan city
tour dengan rehat di sebuah angkringan. Mungkin bukan angkringan yang biasa
dipinggir jalan itu ya. Disebut pujasera pun lebih mirip tempat nongkrong anak
muda dan tempat makan+ngopi. Okeh. Begitulah keadaannya. Penjual menghidangkan
makanannya dimeja dan ada banyak sekali pilihan untuk diambil. Saya sampai
bolak-balik untuk melihat makanan apa yang cocok dan enak kiranya disantap
malam-malam. Bapak-bapak hanya memesan teh poci. Sayapun penasaran, kenapa
disebut teh poci? Ternyata alasannnya pun karena dituang dari poci kecil yang
terbuat dari seng dan berukuran kecil. Teh poci menggunakan gula batu yang
letakkan digelas kecil pula. Saya menikmati proses menuang teh dari poci dan
mengaduk-aduk gula didalam gelas. Walau hanya sekadar melihat, terlihat begitu
klasik. Indah.
Tidak puas hanya makan dan menyusuri Malioboro,
kami melenggang ke alun-alun untuk mencoba naik odong-odong. Cerita odong-odong
muncul ketika Respati [STEI SEBI] dan Titik [UPI] menceritakan pengalaman naik
odong-odong mereka bersama Iman dan Indra. Sampai saya dipameri gambar mereka
saat menaiki odong-odong. Sebenarnya dalam momen itu ingin sekali berdiskusi
dengan Indra [presiden mahasiswa STMIK Amikom]. Berhubung saya terlalu asik
dengan odong-odong yang beraneka rupa dan warna akhirnya diskusi malam itu
gagal. Seharusnya sedih tapi lain kali kan masih bisa. Semoga.
Puas mengitari alun-alun tiga kali putaran,
bapak-bapak mengingatkan kami untuk segera berangkat ke terminal mengantar
Fauziyah dan Aida kembali ke Surabaya. Teman kami dari ITS harus pulang malam
itu juga karena akan menghadiri wisuda rekan dan wisuda diri sendiri.
Terimakasih Fau dan Aida atas kebersamaannya. Semoga wisudanya sukses ya dan
ilmunya dapat membawa keberkahan untuk banyak orang. Aamiin
Malam itu, saya menghabiskan malam lagi di
Yogya. Dengan pengalaman mendapatkan semakin banyak ilmu, berdiskusi, dan
bermain-main rasanya lelah badan tidak bisa dihindari. Bersyukur sekali
diberikan kesempatan oleh Allah untuk belajar dibanyak tempat, bersama dengan
manusia-manusia luar biasa keren. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar