Senin, 09 September 2013

Saya Menyebutnya Rentetan Karir [Bagian I]

Menentukan masa depan seperti melukiskan sesuatu di atas kanvas. Sehelai kain putih gading itu akan memberikan kita ruang untuk memadu-padankan warna. Jika hari kemarin kita telah menyelesaikan salah satu bagiannya, hari ini kita akan menyelesaikan bagian yang lain. Pengalaman-pengalaman menyelesaikan bagian per bagian, bisa kita sebut dengan karir.

Membicarakan karir merupakan sesuatu yang membangkitkan semangat untuk berusaha melakukan kerja-kerja kita. Euforia untuk merancang dan memilih sudah pasti menghinggap dalam benak kita karena sebagian besar manusia senang sekali merancang dan mereka-reka. Bagi yang telah melampaui masa ujian akhir dengan baik, sekarang saatnya untuk mempertimbangkan pilihan karir yang ada.

Setiap pilihan karir diawali dengan fase transisi dari A ke B, dari sekolah ke sekolah lagi atau kerja. Inilah masa penentuan dimana alternatif pilihan sudah ada dan tinggal memilih, pasca lulus. Momentum kelulusan merupakan suatu kebanggaan bagi seseorang yang berada pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Fase akademik telah dilampaui dan memasuki fase yang baru dalam masing-masing tingkatannya. Jika kamu baru saja mengikuti ujian nasional dan dinyatakan lulus maka pilihannya yaitu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja. Begitupun dengan mahasiswa S1 dan S2 pada jenjang pendidikan tinggi. Selalu akan ada pilihan bagi kita untuk menyelesaikan lukisan masa depan yang tengah kita buat.

Apakah kamu berada dalam persimpangan?
Mau kemana setelah lulus? Sekolah lagi, kerja atau menganggur?

Tidak ada pilihan menganggur dalam hidup sekalipun pada akhirnya kita terpaksa berhenti sejenak untuk melakukan segala sesuatunya karena memang masih mencari kerja atau sekolah. Stres pada masa ini wajar dialami siapa saja sekalipun sudah bergelar magister. Tetapi yang perlu kita syukuri bahwa selalu ada rezeki dan kesempatan yang diberikan Nya kepada kita untuk memilih rentetan karir yang akan kita lukis. Dalam masa yang belum tentu pun kita mesti bersabar dalam ikhtiyar kita agar hasil yang didapatkan bisa berkah.

Seperti khalifah besar Umar bin Khattab yang mengatakan bahwa ""Jika aku diberikan dua buah kendaraan, yaitu syukur dan sabar, maka aku tidak akan peduli kendaraan mana yang akan kunaiki. brsyukur akan nikmat Nya kemudian bersabar dalam setiap langkah yangg kita ambil akan lebih baik daripada berputus asa terhadap rahmat Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...