Minggu, 04 Maret 2018

IKHLAS ITU SEPERTI POOP

Saya pernah bertanya kepada seorang teman mengenai keikhlasan. Menurutnya ikhlas itu seperti poop (*buang air besar), keluar ya sudah. Kita tidak membahasnya lagi. Tidak membicarakannya lagi. Selesai. Dalam versi relijiusnya, "Ikhlas itu seperti surat Al Ikhlas. Tidak ada kata-kata ikhlas didalamnya". Untuk mewujudkan niat ikhlas kita hanya perlu menjalaninya, tanpa batasan dan postingan di media manapun. Ya, seperti poop. Keluar dan selesai. Sesederhana itu teorinya. Aplikasinya? Bismillahirahmanirahim..

Mengalami kegagalan dalam hubungan cinta membuat kita kecewa. Kita yakin bisa melewatinta meskipun membutuhkan waktu yang tidak sehari dua hari. Bahkan ada yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Actually, i can't make sure that i can ikhlas dan legowo. I just let it go. Mungkin bukan gagalnya, melainkan perlakuannya yang menusuk jantung. Kalau ada yang bertanya "Apakah kamu ikhlas?" Kita tentu kesulitan menjawabnya. Karena ego, emosi masih bersliweran didalam hati.

Lagi-lagi. Ikhlas karena adanya campur tangan Tuhan jauh lebih ajaib rasanya. Dalam sebuah artikel yang saya baca secara online, "Kebaikan adalah apa yang membuat hati tentram dan keburukan membawa kegelisahan". Saat kehilangan, saya memutuskan untuk shalat. Ada aura tenang ketika sujud. Ada ketenangan ketika meluapkan emosi dalam doa. Tidak ada lagi tuntutan ini itu. Tidak ada lagi doa yang memaksa segala sesuatunya terjadi sesuai kehendak kita. Meskipun belum mendapatkan jawaban, hati ini jauh lebih tentram. Padahal sebelumnya uring-uringam dan gelisah. Sampai hari ini, saya masih berdoa dengan harapan yang sama tetapi mantapnya hati akan janji Nya menjadikan batin lebih tenang dan lapang. Apakah saya mengikhlaskan (*melepaskan) doa saya? Tidak. Saya tidak lagi meminta ini itu yang beraneka macam. Cukuplah keridhaan Allah jadi harapan. Saya yakin Allah mendengar dan melihat saya berdoa. Ada satu optimisme dalam diri bahwa Dia sedang memudahkan jalan didepan saya. Allah membukakan jalan yang lebih baik.

Lalu doa-doa kembali terucap, "Ya Allah dekatkanlah kepada kami apa-apa yang mendatangkan keridhaan Mu, keberkahan Mu dan rahmat Mu. Jauhkanlah kami dari orang-orang yang merugi dan meragukan kuasa Mu.." 🙏

9 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...