Rabu, 14 Maret 2018

EVERY BEAUTY HAS A SIN

[ dalam sebuah kecantikan, ada dosa ]

Saya tidak ingin memojokkan orang cantik atau konsep kecantikan. Selain definisinya yang relatif, kecantikan adalah suatu anugerah dari Allah bagi perempuan yang sudah semestinya disyukuri dan disikapi dengan benar. Kecantikan menjadi tema menarik diseluruh dunia seperti cinta. Selalu laris manis bagaimanapun bumbu yang menyertainya. Mengapa? Karena sebagian penduduk bumi adalah perempuan dan semua orang (tidak hanya perempuan) menyukai kecantikan, keindahan dan segala sesuatu yang bagus, yang baik.

Standar cantik setiap orang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kepandaian, fisik, etika, wawasan, kealiman, daya juang dan lain sebagainya dijadikan patokan untuk mengatakan seseorang cantik. Saya sendiri memiliki pandangan bahwa perempuan berotak itu seksi. Dalam artian saya begitu terkesan dengan perempuan yang berwawasan, tahu cara-cara bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan dan memiliki karakter kuat. Meskipun standar moral, etika, norma, profesional tetap menjadi pertimbangan untuk melengkapi kecantikan seorang perempuan, saya selalu kagum dengan perempuan berotak.

Saya memilih diksi otak disini bukan mendewa-dewakan ilmu pengetahuan atau hal-hal yang sifatnya teknis pragmatis. Penggunaan akal manusia sudah dianjurkan Allah dalam Alquran ribuan tahun silam. Hidayah tidak akan sampai pada mereka yang tidak berakal. Bukankah orang gila tidak bisa dimasukkan kedalam neraka atau surga? Logika/nalar mengantarkan kita pada kesadaran bahwa ada kekuatan Maha Besar yang tidak bisa digapai tetapi dari percikan kekuatan tersebut ada kehidupan semesta yang demikian menakjubkan. Subhanallah. Dengan menggunakan otak (*akal pikiran) kita dapat mempelajari banyak hal dan menentukan sikap dalam menghadapi suatu persoalan.

Kecantikan merupakan anugerah Allah bagi perempuan. Ada yang merasa "Aku gak cantik. Mana ada yang mau sama aku? Kalau kita mau sejenak berpikir, "Aku emang gak cantik tapi entah kenapa aku selalu bisa menemukan orang yang ~maaf~ gak lebih cantik dariku". Dalam hal ini saya tidak ingin membuat orang takabur atas dirinya. Hanya ingin menekankan — Aku gak seburuk itu kok. Aku gak secantik Raisa atau Natasha Willona tapi aku kuliah dengan baik bahkan IPku selalu cumlaude. Aku bekerja dengan tekun dan profesional. Keluargaku baik-baik saja. Aku pun memiliki sahabat yang selalu support. Aku bahagia dengan itu semua — Menyadari bahwa kecantikan adalah anugerah kita menjadi lebih mawas diri. Jangan-jangan kalau aku teramat cantik, hidupku tidak akan sebaik sekarang? Wallahu'alam.

Kecantikan seseorang tidak menjamin kebahagiaannya. Korban kekerasan seksual selalu perempuan cantik, tidak melulu orang cantik cepat menikah, dan ada beberapa perempuan yang iri terhadap kecantikan temannya sendiri. Bukankah kita sering mendengar celetukan "Dia enak banget ya wajahnya cantik. Gampang kan dapet kerjanya. Mau lirik sana sini juga gak akan ada yang nolak". Tanpa kita sadari, ada hati yang mendamba kecantikan seperti yang kita miliki dan merasa minder dengan dirinya sendiri. Sebenarnya bukan tanggungjawab kita untuk meminta maaf atas kecantikan kita, justru bukan begitu menyikapinya. Bersyukur atas anugerah cantik dan terus menyemangati orang lain untuk tetap menjadi baik merupakan hal yang harus dilakukan. Saya pun sering merasa "Apakah saya cukup cantik?" Atau jika sedang badmood, "Kamu kapan dapet jodohnya kalau malas perawatan?". Tetapi setiap keluhan demi keluhan yang terlontar dipatahkan oleh logika sendiri, "Cantik fisik bukan hal instan. Pelan Jil. Satu demi satu. Cintai dirimu sendiri, berikan perawatan tidak berlebihan. Ini titipan Allah. Dijaga baik-baik ya". Lalu terbitlah rasa percaya diri dan kemauan untuk merawat diri lebih baik lagi.

Every beauty benar-benar akan menjadi sin jika kita takabur akan kecantikan tersebut. Kesombongan karena merasa diri cantik bukan tidak mungkin akan melukai orang lain. Teman-teman kita bisa jadi takjub dengan kecantikan kita. Namun mereka akan berpikir untuk dekat dengan kita. Lebih baik berteman dengan teman yang parasnya biasa tetapi memiliki hati baik daripada berteman dengan orang cantik tetapi sombong. Apabila kecantikan kita membuat kita sombong, hanya orang berhati serupalah yang mau mendekati kita. Karena orang berhati baik tentu akan berpikir seribu kali untuk menjadikan kita sahabat, teman karib atau pasangan.

Apakah kamu merasa bersyukur atas kecantikanmu? Akhirnya semua berpulang kepada diri sendiri, apakah akan tersenyum didepan cermin dan berkata...

"TUHAN, TERIMAKASIH.."

atau

"AKU CANTIK MEMANGNYA KENAPA?".

Percayalah, dibalik kecantikan selalu ada pilihan untuk menatap diri sangat berarti dan mengakui Allah selalu mengasihi. Jadilah cantik yang sejati.

👒

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...