Kamis, 04 Desember 2014

Memaknai Pernyataan Seseorang


Beberapa hari yang lalu hashtag twitter ramai oleh netizen yang mengkritik pemerintahan Jokowi. Netizen membandingkan gaya bahasa Jokowi dengan SBY pada saat merespon permasalahan yang ada. Salah satu judul artikel menyebutkan bahwa " #SayaTurutPrihatin yang sering diucapkan SBY lebih humanis daripada ungkapan #BukanUrusanSaya milik Jokowi.

Saya teringat pertanyaan dari teman saya di twitter seperti ini, "Saya lupa rumahmu Jilvia". Respon langsung yang saya nyatakan yaitu, "Emang pernah tahu ya?". Dia hanya tertawa dan mengiyakan. Teman saya tidak pernah tahu rumah saya tapi seolah-olah dia memberitahukan bahwa pernah tahu dan lupa. Saya pun sadar tidak terlalu penting baginya untuk tahu rumah saya dan hanya menggunakan penghalus bahasa saja pada saat itu. Pembicaraan kemudian beralih ke soal lain agar tidak saling menyinggung perasaan. Diksi kalimatnya yang tidak sarkas membuat saya lebih respect terhadapnya. Setidaknya teman saya mengerti bagaimana cara menjaga perasaan seorang teman.

Dalam komunikasi antara dua orang, menghargai perasaan lawan bicara sangat penting. Disamping tujuan utama yang diharapkan dari komunikasi yang kita jalin dapat tercapai. Kita mengharapkan komunikasi yang terjalin menunjukkan open mindedness, self disclosure, dan unconditional possitive regard terhadap lawan bicara. Open mindedness mendukung kita untuk menerima informasi baru dari orang lain. Kita memperoleh pengalaman belajar yang baru pada saat komunikasi berlangsung. Self disclosure membantu lawan bicara mengetahui seperti apa kita dan karakter yang kita miliki. unconditional possitive regard artinya perlakuan yang ditunjukkan tulus adanya tanpa mengharapkan pujian kembali dari lawan bicara.

Diksi sangat dibutuhkan saat kita berkomunikasi dengan siapa pun. Teman, dosen, pejabat, pedagang asongan, supir taksi dan sebagainya. Sekalipun ada istilah top dog-under dog atau atasan dan bawahan, memanusiakan manusia adalah suatu keharusan. Kita berbicara santun kepada orang yang lebih tua atau orang yang lebih muda tidak peduli status sosial mereka dalam masyarakat. Sekalipun kita tidak mengenal mereka, perlakuan yang baik akan menimbulkan kesan pertama yang baik pula. Hal tersebut akan menciptakan berbagai peluang bagi kita dalam banyak hal misalnya relasi dan pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...