Beberapa hari yang lalu
hashtag twitter ramai oleh netizen
yang mengkritik pemerintahan Jokowi. Netizen membandingkan gaya bahasa Jokowi
dengan SBY pada saat merespon permasalahan yang ada. Salah satu judul artikel
menyebutkan bahwa " #SayaTurutPrihatin yang sering diucapkan SBY lebih
humanis daripada ungkapan #BukanUrusanSaya milik Jokowi.
Saya teringat
pertanyaan dari teman saya di twitter seperti ini, "Saya lupa rumahmu
Jilvia". Respon langsung yang saya nyatakan yaitu, "Emang pernah tahu
ya?". Dia hanya tertawa dan mengiyakan. Teman saya tidak pernah tahu rumah
saya tapi seolah-olah dia memberitahukan bahwa pernah tahu dan lupa. Saya pun
sadar tidak terlalu penting baginya untuk tahu rumah saya dan hanya menggunakan
penghalus bahasa saja pada saat itu. Pembicaraan kemudian beralih ke soal lain
agar tidak saling menyinggung perasaan. Diksi kalimatnya yang tidak sarkas
membuat saya lebih respect terhadapnya. Setidaknya teman saya mengerti
bagaimana cara menjaga perasaan seorang teman.
Dalam komunikasi antara
dua orang, menghargai perasaan lawan bicara sangat penting. Disamping tujuan
utama yang diharapkan dari komunikasi yang kita jalin dapat tercapai. Kita
mengharapkan komunikasi yang terjalin menunjukkan open mindedness, self disclosure, dan unconditional possitive regard terhadap lawan bicara. Open mindedness mendukung kita untuk
menerima informasi baru dari orang lain. Kita memperoleh pengalaman belajar
yang baru pada saat komunikasi berlangsung. Self
disclosure membantu lawan bicara mengetahui seperti apa kita dan karakter
yang kita miliki. unconditional possitive
regard artinya perlakuan yang ditunjukkan tulus adanya tanpa mengharapkan
pujian kembali dari lawan bicara.
Diksi sangat dibutuhkan
saat kita berkomunikasi dengan siapa pun. Teman, dosen, pejabat, pedagang
asongan, supir taksi dan sebagainya. Sekalipun ada istilah top dog-under dog atau atasan dan bawahan, memanusiakan manusia
adalah suatu keharusan. Kita berbicara santun kepada orang yang lebih tua atau
orang yang lebih muda tidak peduli status sosial mereka dalam masyarakat.
Sekalipun kita tidak mengenal mereka, perlakuan yang baik akan menimbulkan
kesan pertama yang baik pula. Hal tersebut akan menciptakan berbagai peluang
bagi kita dalam banyak hal misalnya relasi dan pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar