-Paul Ekman yang Menginspirasi-
Paul Ekman menyatakan dalam "Membaca Emosi Orang"
[terjemahan] bahwa emosi bersifat universal yang artinya berlaku sama dimanapun
kita berada. Emosi yang universal itu menurut Ekman meliputi kesedihan,
kemarahan, rasa terkejut, ketakutan, kebencian, kemuakan, dan kebahagiaan.
Ekman menyatakan bahwa jika ekspresi wajah benar-benar
dipelajari, kita akan menemukan ekspresi wajah yang berbeda dari satu tempat ke
tempat yang lain untuk menyatakan kebahagiaan, kesedihan mendalam atau rasa
muak dan jijik. Pada kenyataannya kita menemukan ekspresi wajah yang serupa
yang menggambarkan rasa takut, terkejut, muak, atau sesuatu yang menyenangkan.
Ini menandakan bahwa emosi bersifat universal yang hampir sama diberbagai
belahan bumi manapun bahkan didaerah paling terpencil.
Selain kesamaan ekspresi wajah, bukti lain bahwa emosi bersifat
universal yaitu kebaruan ekspresi yang dimunculkan oleh orang dengan budaya
terpencil dan tidak memiliki akses pada dunia luar. Orang asing yang tiba-tiba
masuk ke dalam komunitas terpencil tersebut akan sulit mengartikan ekspresi
orang terpencil tersebut. Nyatanya orang asing [Ekman dkk] dapat mengartikan
ekspresi wajah yang dimunculkan oleh orang terpencil tersebut.
Kita akan menemukan kesamaan ekspresi yang sama dari orang
diberbagai belahan dunia tentang satu pesoalan misalnya lulus kuliah. Orang
Korea yang tersenyum bahagia karena lulus kuliah akan sama ekspresinya dengan
orang Argentina yang mendapatkan pengalaman serupa. Pun akan sama keadaannya
ketika kita kehilangan pasangan karena meninggal dunia, kesedihan yang mendalam
yang dimunculkan akan menampakkan raut wajah yang serupa siapapun subyeknya.
Tidak peduli apakah ia seorang buruh bangunan, presiden, eksekutif atau artis.
Kesedihan akan selalu nampak bagi mereka yang kehilangan pasangan karena
sesuatu hal yang tidak diinginkan dan selalu sama dimanapun.
Universalitas emosi membantu kita untuk mempelajari dengan lebih
mudah bagaimana menyikapi emosi dalam diri dan orang lain terutama jika emosi
yang ditimbulkan rawan konflik. Karena saya pikir kesamaan ini akan membuat
kita tanpa perlu susah payah menerjemahkan arti dari alis yang terangkat, bibir
yang terbuka dari setiap orang yang berbeda budaya. Ekspresi senang, sedih,
muak, takut, terkejut, jijik, benci, dan marah berlaku sama meski kita berbeda
budaya dengan orang lain. Kita sering melihat orang yang tiba-tiba meninju
lawan bicaranya karena marah akan sebuah pernyataan. Selain mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan kita dapat belajar untuk mengenali ekspresi yang paling
halus dari wajah yang kita jumpai sehingga dapat memutuskan respon yang paling
adaptif dari diri kita.
Akan menyenangkan jika kita dapat mengenal perubahan ekspresi
wajah seorang teman, pasangan, anggota keluarga atau teman kantor untuk
hubungan yang lebih berkualitas. Semoga selalu bahagia dan beruntung dalam
berbagai relasi Anda :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar