Minggu, 07 Desember 2014

Mempertahankan Rasa Manis [ semua orang ingin selalu berada pada posisi terbaik ]



Semangkuk sup buah aneka warna akan lezat disantap saat cuaca cerah. Ditemani teman bicara yang akrab akan menambah nuansa agenda makan siang kita. Jika membeli sup buah di pinggir jalan atau di resto favorit kita akan bertemu dengan buah aneka rupa dan warna dilumuri dengan susu, es batu serut dan sirup merah merona. Sekali waktu kamu perlu menjajal buah-buahan yang ada dikulkas tanpa susu, es, sirup atau sambal yang pedas. Potonglah kecil-kecil dan taruh dimangkuk cantik atau wadah kesayangan kamu. Buah apa yang kamu miliki didalam kulkas? Buah naga, apel, pisang, mangga, bengkuang, salak, anggur, pepaya, pir, atau melon. Potong saja sesuai bentuk yang kamu sukai. Ingat, jangan menambahkan perasa seperti sirup atau yang sejenisnya. Es boleh ditambahkan untuk menambah sensasi dingin buah tersebut jika kamu mau.

Bagaimana rupanya? Kurang menarik? Buah apa yang kamu makan pertama kali? Yang manis ataukah yang asam? Dalam table manner, apabila diatas meja tersedia menu beraneka rasa mulailah dari yang manis terlebih dahulu kemudian baru memakan makanan yang gurih, pedas atau yang lain. Ketika kita memakan cemilan atau kudapan yang asin terlebih dahulu kemudian baru memakan yang manis, rasanya akan aneh. Rasa brownies setelah kita mengunyah pastel akan bercampur dengan asinnya pastel sehingga manisnya brownies tidak semanis yang sesungguhnya. Pernah mencobanya?

Ternyata memakan buah pun begitu. Cobalah makan buah yang manis terlebih dahulu, kemudian baru memakan yang agak asam hingga paling asam. Bagaimana rasanya? Manisnya buah pertama tidak akan hilang karena ia tidak bercampur dengan asamnya buah yang lain. Hal ini tentu berlawanan pada saat kita minum jamu. Dimana jamu utama akan diminum terlebih dahulu kemudian baru meminum pemanisnya. Tujuan meminum jamu dan makan buah pun berbeda. Jadi perlakuannya pun berbeda. Makan buah atau sup buah ditujukan untuk mencari kemanisan buah tersebut. Sedangkan meminum jamu diutamakan untuk mengambil manfaat dari ramuan yang pahit sehingga yang manis pun hanya sedikit saja porsinya.

Manajemen Kemanisan    

Tujuan kita makan buah dan jamu berbeda. Oleh karena itu, proses menikmatinya pun berbeda cara. Bagaimana dengan menikmati setiap kemanisan dan kepahitan hidup?

Yang pahit maupun yang manis sama-sama membawa manfaat bagi kita. Pada persoalan lain pun demikian, pada intinya semua orang ingin selalu berada pada posisi terbaik. Orang cenderung menghindari kesulitan atau penderitaan sehingga membuat mereka meminum penawar untuk meredakan kepahitan jamu atau kita memilih makanan yang manis dulu untuk menghindari berkurangnya kemanisan dari buah yang kita makan. Tidak ada yang salah dengan cara tersebut, bukankah kita diperintahkan oleh Tuhan untuk memilih yang baik daripada yang buruk?

Hidup tak sesederhana minum jamu atau makan buah bukan? Kadangkala harus mendahulukan prinsip, lain waktu malah tidak perlu memikirkan repot-repot tentang esensi. Toh semua orang hanya ingin mengambil yang terbaik dari banyak pilihan yang disediakan. Namun hidup adalah tentang pilihan. Kita berhak memilih selama pilihan tersebut tidak mengganggu hak orang lain.

Semoga kita senantiasa bahagia dan melakukan hal yang benar dalam mencapai kemanisan hidup..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...