Semangkuk sup buah aneka warna akan lezat disantap saat
cuaca cerah. Ditemani teman bicara yang akrab akan menambah nuansa agenda makan
siang kita. Jika membeli sup buah di pinggir jalan atau di resto favorit kita
akan bertemu dengan buah aneka rupa dan warna dilumuri dengan susu, es batu
serut dan sirup merah merona. Sekali waktu kamu perlu menjajal buah-buahan yang
ada dikulkas tanpa susu, es, sirup atau sambal yang pedas. Potonglah
kecil-kecil dan taruh dimangkuk cantik atau wadah kesayangan kamu. Buah apa
yang kamu miliki didalam kulkas? Buah naga, apel, pisang, mangga, bengkuang,
salak, anggur, pepaya, pir, atau melon. Potong saja sesuai bentuk yang kamu
sukai. Ingat, jangan menambahkan perasa seperti sirup atau yang sejenisnya. Es
boleh ditambahkan untuk menambah sensasi dingin buah tersebut jika kamu mau.
Bagaimana rupanya? Kurang menarik? Buah apa yang kamu makan
pertama kali? Yang manis ataukah yang asam? Dalam table manner, apabila
diatas meja tersedia menu beraneka rasa mulailah dari yang manis terlebih
dahulu kemudian baru memakan makanan yang gurih, pedas atau yang lain. Ketika
kita memakan cemilan atau kudapan yang asin terlebih dahulu kemudian baru
memakan yang manis, rasanya akan aneh. Rasa brownies setelah kita mengunyah
pastel akan bercampur dengan asinnya pastel sehingga manisnya brownies tidak
semanis yang sesungguhnya. Pernah mencobanya?
Ternyata memakan buah pun begitu. Cobalah makan buah yang
manis terlebih dahulu, kemudian baru memakan yang agak asam hingga paling asam.
Bagaimana rasanya? Manisnya buah pertama tidak akan hilang karena ia tidak
bercampur dengan asamnya buah yang lain. Hal ini tentu berlawanan pada saat
kita minum jamu. Dimana jamu utama akan diminum terlebih dahulu kemudian baru
meminum pemanisnya. Tujuan meminum jamu dan makan buah pun berbeda. Jadi
perlakuannya pun berbeda. Makan buah atau sup buah ditujukan untuk mencari
kemanisan buah tersebut. Sedangkan meminum jamu diutamakan untuk mengambil
manfaat dari ramuan yang pahit sehingga yang manis pun hanya sedikit saja
porsinya.
Manajemen Kemanisan
Tujuan kita makan buah dan jamu berbeda. Oleh karena itu, proses
menikmatinya pun berbeda cara. Bagaimana dengan menikmati setiap kemanisan dan
kepahitan hidup?
Yang pahit maupun yang manis sama-sama membawa manfaat bagi
kita. Pada persoalan lain pun demikian, pada intinya semua orang ingin selalu
berada pada posisi terbaik. Orang cenderung menghindari kesulitan atau
penderitaan sehingga membuat mereka meminum penawar untuk meredakan kepahitan
jamu atau kita memilih makanan yang manis dulu untuk menghindari berkurangnya
kemanisan dari buah yang kita makan. Tidak ada yang salah dengan cara tersebut,
bukankah kita diperintahkan oleh Tuhan untuk memilih yang baik daripada yang
buruk?
Hidup tak sesederhana minum jamu atau makan buah bukan?
Kadangkala harus mendahulukan prinsip, lain waktu malah tidak perlu memikirkan
repot-repot tentang esensi. Toh semua orang hanya ingin mengambil yang terbaik
dari banyak pilihan yang disediakan. Namun hidup adalah tentang pilihan. Kita
berhak memilih selama pilihan tersebut tidak mengganggu hak orang lain.
Semoga kita senantiasa bahagia dan melakukan hal yang
benar dalam mencapai kemanisan hidup..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar