Sabtu, 13 Desember 2014

Dari Pleasure Prinsiple, Strategi Marketing hingga Behaviorisme


Diumur yang hampir seperempat abad, saya masih senang membeli snack yang bertuliskan "berhadiah mainan didalam" atau "berhadiah bila beruntung". Berapapun harganya dari yang lima ratus rupiah sampai ribuan. Tertantang untuk bertaruh sepertinya. Mempertaruhkan kesempatan untuk mendapatkan mainan atau hadiah didalam kemasan snack berukuran mini. Tidak beresiko sehingga kita tidak akan rugi jika tidak mendapatkan hadiah. Toh hanya hadiah tidak berharga yang mungkin akan kita acuhkan setelah melihatnya.

Usia SD kelas 2 dan 3 saat saya berumur 8 tahunan, Bapak saya rutin membelikan susu Dancow yang berhadiah buku cerita didalam kemasannya. Bermacam-macam cerita yang diangkat. Buku cerita yang saya ingat tentang asal usul daerah Salatiga. Ada pula snack Chiki dengan varian rasa coklat dan keju yang bungkusnya berwarna kuning. Didalamnya kita akan mendapatkan hadiah mainan berhologram dengan gambar tokoh kartun. Koleksi hadiah dari Chiki yang saya kumpulkan mencapai puluhan dan itu dapat dianggap prestasi. Lain lagi snack genre potato yang bentuknya mirip potongan irisan batang daun bawang. Produsen potato pada saat awal promosi memberi label "berhadian mainan" yang menandakan kepastian mendapatkan hadiah. Belakangan saya sadar bahwa ada embel-embel "berhadiah mainan jika beruntung" yang menyurutkan niat saya untuk membelinya.

Berapa umurmu? Apakah masih antusias untuk membeli snack dengan iming-iming hadiah didalam kemasan? Perkembangan jaman menggeser trik marketing hadiah didalam kemasan menjadi bonus berupa produk lain atau potongan harga setiap pembelian dengan syarat tertentu. Target pembelinya tentu bukan anak-anak lagi atau orang seperti saya melainkan ibu rumah tangga atau mereka yang berusaha untuk mendapatkan banyak barang dengan uang yang terbatas.

Dalam konsep behaviorisme prinsip memberikan hadiah dikenal dengan istilah reinforcement [penguatan]. Ada reinforcement yang positif yaitu pemberian sesuatu yang menyenangkan seperti hadiah, pujian, atau pemberian lainnya. Yang negatif berupa pengurangan atau penghilangan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti potongan pajak, potongan masa tahanan dsb. Hadiah mainan di dalam kemasan snack merupakan reinforcement positif karena produsen memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada konsumen. Tujuan utama pemberian reinforcement oleh produsen yaitu tidak lain untuk peningkatan penjualan produk mereka. Mereka cenderung memberikan sesuatu yang disenangi pasar untuk menarik kembali konsumen yang "kabur" dari produk mereka. Konsumen pun punya pertimbangan kemampuan, selera, dan keteguhan hati untuk memilih produk mana yang mereka pilih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...