Saya
hendak menghitung sudah berapa purnama terlewatkan di pulau bunga. Delapan atau
sembilan? Lalu berapa purnama sungguhan yang saya lewatkan dengan khusyuk dan
syukur? Apakah sekalipun pernah mentadaburi semua hal yang nampak di langit Nya?
Orang bilang, ini bagian dari potongan-potongan surganya yang indah. Ya. Mereka
seharusnya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana menghirup setiap
oksigen dan menyerap sinar UV yang memapar diri setiap hari. Masih bersyukur
dengan anugerah pulau ini? Saya bisa meloncat kegirangan melihat air laut yang
membiru meski terpapar sinar UV yang jahat. Apakah itu salah satu tanda
bahagia?
Disini
saya bertemu banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda. Mereka hidup
dengan nilai yang dipelajari sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada.
Ketika saya berbicara dengan A, arah pembicaraan sudah dapat ditebak. Ketika
saya berbicara dengan B, nuansa emosi dan segala macam perasaan lebih
mendominasi. Saya pikir hidup saya terlalu serius sehingga mereka yang
duduk-duduk berbincang tidak saya dekati. Buku dan buku menjadi alasan duduk
yang paling menyenangkan bagi saya. Sampai disini apakah itu salah?
Guru,
PNS, pedagang, maupun mahasiswa memiliki area hidup yang unik. Kita akan
membicarakan gaji, kenaikan pangkat, dan murid-murid jika berdekatan dengan
guru. Mereka mengeluh tentang pendapatan yang tidak seberapa dan tanggungjawab
yang luar biasa. Murid membuat ulah yang memalukan sekolah. Semua hal di
sekolah dibicarakan panjang lebar penuh dengan emosi. Sesekali kami
membicarakan tas keluaran terbaru, make up yang cocok di wajah, khimar ala
artis hingga sepatu. Kami memasuki kelas pada jam yang diberikan kepala
sekolah. Beberapa guru mata pelajaran UN bisa panik dengan persiapan ujian yang
tinggal 1 bulan lagi.
Ende
adalah sebuah kabupaten besar yang tergolong ramai dan berkembang dengan pesat.
Saya berkenalan dengan PNS dari beberapa instansi berbeda. Kami mendiskusikan
perkembangan daerah, peluang membangun wilayah ini, dan karakter masyarakat.
Mereka lebih terbuka dan fair membicarakan diri (orang Ende-Lio) mereka. Saya
melihat, diskusi dengan mereka lebih mengena dan bertanggungjawab karena mereka
mewakili instansi yang dibawa. Tinggal memilih instansi mana dan kita kan
mendapatkan akses untuk belajar.
Lain
guru, lain PNS. Lain pula pedagang atau pengusaha. Dengan mengedepankan
kualitas, harga menjadi urusan kedua. Kekayaan tenun di Ende dan budaya yang
dimilikinya menjadikan bisnis dan pariwisata merupakan peluang yang
menjanjikan. Inilah yang dikejar pengusaha dibidang kerajinan dan oleh-oleh.
Apabila menyasar keuntungan, kita harus pandai pula melihat dimana pusat uang.
Artinya langsung membidik wisatawan dengan menawarkan barang-barang baik dan
eksklusif. Turis domestik dan mancanegara yang mengunjungi Kelimutu pasti
singgah di Ende dan berkeliling di sekitar pusat kota. Terkadang mereka tinggal
di Ende untuk beberapa hari dan mengunjungi perkampungan dan pesta atau ritual
adat.
Ada
banyak orang dan bidang pekerjaan yang digeluti masyarakat Ende. Bagaimana
karakter mahasiswa, pemuda, anak sekolah, masyarakat umum? Sebagian dari mereka
menunjukkan diri mereka dengan jujur bahkan sejak pertama kali berjumpa orang
baru. Mereka terbuka kepada pendatang. Bergaul dengan orang yang berbeda-beda
merupakan kekayaan yang sangat berharga selama di Ende. Tidak hanya sekolah dan
murid. Kami bisa membicarakan sosiologi, pariwisata, pertambangan, dan
sebagainya. Bukankah ini kesempatan emas untuk belajar dan berkembang?
Maka
kunjungi Ende dan rasakan bagaimana rupa-rupa orangnya menyapamu! See you later.
April,
11th 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar