Matahari
bersinar tegas pagi ini. Seolah membalas dendam atas guyuran hebat kemarin
sore. Tanah tidak sebasah ketika kami meninggalkan barisan bukit kecil.
Ajaibnya, rumput yang berderet dipinggiran jalan begitu hidup. Mereka terlihat benar-benar
baru dan segar. kemudian harapan menyerak diantara senyum yang mengambang.
Sebuah
buku berjumlah 425 halaman mendekam hangat diatas punggung. Didalamnya terkuak
aneka rupa sistem hidup. Pembicaraan seputar politik kampung, uang, pernikahan
dan adat mengallir seadanya. Semua isi dibahas tuntas dan menimbulkan beberapa
pertanyaan. Namun justru sebuah kesenangan tersendiri untuk membiarkan pikiran
berkelana dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Yang
menarik selain menemukan pertanyaan-pertanyaan ajaib. Aku menemukan teman
bicara yang sepadan. Untuk sama-sama terbuka dengan wawasan, membagi ilmu yang
dimiliki dan memberi dukungan atas usaha sendiri. Ini semacam hadiah yang
menyenangkan dari membaca.
Kita
selalu ingin mendapatkan teman bicara yang sesuhu. Mengerti apa yang kita
harapkan dan bayangkan. Tentu teman-teman seperti itu tidak banyak dan tidak
semua tempat menampilkan sosok-sosok tersebut. Namun sungguh membahagiakan jika
menemukannya ditengah kesendirian pikiran.
Nangapanda
March,
16th 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar