Senin, 18 Agustus 2014

Menerima Ujian dan Menumbuhkan Harapan



Dalam perjalanan memperjuangkan amanah Allah sebagai khalifah di bumi setiap nyawa tak luput dari ujian dan cobaan. Menemukan sebuah kegagalan, kesalahan dan kebimbangan pada satu titik. Sepersekian detik, semua terhenti bahkan harapan yang sudah berjalan sepanjang waktu meluruh. Entah apa yang harus dilakoni. Diri lupa akan esensi ikhtiyar dan tawakkal. Kita hanya merasa, ini bagian sulit yang sedang kita jalani.

Kesalahan yang tanpa sengaja kita lakukan adakalanya membuat diri mengutuki nasib. Menyalahkan diri, orang lain bahkan Allah. Pikiran kacau, orientasi menyamar. Ya, manusia bisa salah dalam berpikir dan melangkah.

-Sesungguhnya kesalahan hanya pada orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih (Asy Syura: 42)
Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia (Asy Syura: 43)-

Dari Abu Sa'id ra dia menceritakan, bahwasanya ada beberapa orang Anshar minta sesuatu kepada Nabi saw, maka beliau memenuhi permintaan itu seraya berkata: "Kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan dari kalian. Barangsiapa yang meminta kecukupan kepada Allah, maka Dia akan memenuhinya. Barangsiapa meminta disucikan oleh Nya, maka Dia akan mensucikannya. Dan barangsiapa bersabar, maka Allah akan menjadikannya bersabar. Dan tidak ada sesuatupun yang diberikan seseorang yang lebih baik dan luas dari kesabaran."

Kuncinya bersabar dan berdoa karena dari keduanya hati kita akan terpaut kepada-Nya sehingga pikiran dan tingkah laku kita akan mempertimbangkan ketentuan-Nya.

Dari Anas ra, dia menceritakan, Rasulullah saw senantiasa memperbanyak mengucapkan "Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamamu." Lau aku tanyakan: "Wahai Rasulullah, aku beriman kepadamu dan apa yang telah engkau bawa, apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?" Beliau menjawab: "Benar, sesungguhnya hati itu berada diantara dua jari dari jari-jari Allah, Dia akan membolak-balikkannya sekehendak Nya." (HR. At Tirmidzi)

Hal yang manusiawi memang untuk berada pada posisi tanpa harapan, berhenti berusaha, dan menyalahkan diri dan orang lain. Hidup yang sesuai harapan memang tak semudah yang dibayangkan. Namun manusia memiliki kesempatan yang sama untuk bangkit. Kita memiliki hak untuk meminta dan merengek pada Allah swt dalam setiap aktivitas kita. Karena...

-Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali kebaikan." (HR. At Tirmidzi)-

Bukankah kita diperbolehkan berdoa dalam berbagai waktu dan tempat. Kita bisa berdoa di dalam kendaraan, di taman, di kelas, di jalan, atau di sawah. Apabila kita tengah senang, gembira, sedih, khawatir, atau bingung, mintalah pertolongan-Nya. Bahkan hanya dengan mengingat Allah, kita menjadi lebih baik.

-(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram- (Ar-Ra'd: 28)

Menerima ujian dan menumbuhkan harapan tidak mudah apalagi untuk sesuatu hal yang sangat penting dalam hidup kita. Butuh waktu dan keikhlasan untuk mewujudkannya. Tapi proses tersebut akan mendewasakan jalan pikir kita sehingga menyelamatkan diri dari kesesatan dan keputusasaan. Tetaplah berprasangka baik kepada Allah karena Ia sesuai dengan prasangka hamba-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...