Dalam perjalanan memperjuangkan amanah Allah sebagai khalifah di
bumi setiap nyawa tak luput dari ujian dan cobaan. Menemukan sebuah kegagalan,
kesalahan dan kebimbangan pada satu titik. Sepersekian detik, semua terhenti
bahkan harapan yang sudah berjalan sepanjang waktu meluruh. Entah apa yang
harus dilakoni. Diri lupa akan esensi ikhtiyar dan tawakkal. Kita hanya merasa,
ini bagian sulit yang sedang kita jalani.
Kesalahan yang tanpa sengaja kita lakukan adakalanya membuat
diri mengutuki nasib. Menyalahkan diri, orang lain bahkan Allah. Pikiran kacau,
orientasi menyamar. Ya, manusia bisa salah dalam berpikir dan melangkah.
-Sesungguhnya kesalahan hanya pada
orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi
tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih (Asy
Syura: 42)
Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan
sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia (Asy Syura: 43)-
Dari Abu Sa'id ra dia menceritakan,
bahwasanya ada beberapa orang Anshar minta sesuatu kepada Nabi saw, maka beliau
memenuhi permintaan itu seraya berkata: "Kebaikan yang ada padaku tidak
akan aku sembunyikan dari kalian. Barangsiapa yang meminta kecukupan kepada
Allah, maka Dia akan memenuhinya. Barangsiapa meminta disucikan oleh Nya, maka
Dia akan mensucikannya. Dan barangsiapa bersabar, maka Allah akan menjadikannya
bersabar. Dan tidak ada sesuatupun yang diberikan seseorang yang lebih baik dan
luas dari kesabaran."
Kuncinya bersabar dan berdoa karena dari keduanya hati kita akan
terpaut kepada-Nya sehingga pikiran dan tingkah laku kita akan mempertimbangkan
ketentuan-Nya.
Dari Anas ra, dia menceritakan, Rasulullah
saw senantiasa memperbanyak mengucapkan "Wahai yang membolak-balikkan hati,
tetapkanlah hatiku pada agamamu." Lau aku tanyakan: "Wahai
Rasulullah, aku beriman kepadamu dan apa yang telah engkau bawa, apakah engkau
masih mengkhawatirkan kami?" Beliau menjawab: "Benar, sesungguhnya
hati itu berada diantara dua jari dari jari-jari Allah, Dia akan
membolak-balikkannya sekehendak Nya." (HR. At Tirmidzi)
Hal yang manusiawi memang untuk berada pada posisi tanpa
harapan, berhenti berusaha, dan menyalahkan diri dan orang lain. Hidup yang
sesuai harapan memang tak semudah yang dibayangkan. Namun manusia memiliki
kesempatan yang sama untuk bangkit. Kita memiliki hak untuk meminta dan
merengek pada Allah swt dalam setiap aktivitas kita. Karena...
-Tidak ada yang dapat menolak takdir
kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali kebaikan." (HR. At
Tirmidzi)-
Bukankah kita diperbolehkan berdoa dalam berbagai waktu dan
tempat. Kita bisa berdoa di dalam kendaraan, di taman, di kelas, di jalan, atau
di sawah. Apabila kita tengah senang, gembira, sedih, khawatir, atau bingung,
mintalah pertolongan-Nya. Bahkan hanya dengan mengingat Allah, kita menjadi
lebih baik.
-(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram- (Ar-Ra'd: 28)
Menerima ujian dan menumbuhkan harapan tidak mudah apalagi untuk
sesuatu hal yang sangat penting dalam hidup kita. Butuh waktu dan keikhlasan
untuk mewujudkannya. Tapi proses tersebut akan mendewasakan jalan pikir kita
sehingga menyelamatkan diri dari kesesatan dan keputusasaan. Tetaplah
berprasangka baik kepada Allah karena Ia sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar