Sabtu, 05 April 2014

Karena Dia Tidak Hanya Hidup Denganmu

Apakah kita terlalu sering mengharapkan dia untuk begini dan begitu? Mereka harus melakukan ini dan itu. Menetapkan standar yang semestinya mereka lakukan karena telah begini dan begitu kemarin? Mereka harus memilih ini dan meninggalkan itu. Lulus di tahun kesekian, bekerja di suatu tempat, atau menikah dengan siapa. Semua atas penilaian dan standar yang kita berikan.

Apakah berharap kepada orang lain seperti menanamkan apa yang kita persepsikan terjadi dan dilakukan oleh mereka?

Kita berharap orang ini begini dan begitu karena ia telah begini dan begitu. Padahal dunia berubah, jarum jam bergerak, bumi berotasi. Perihelium pada akhirnya berlalu hingga suatu hari dipenghujung tahun kita akan sangat jauh dari matahari.

Segala yang kita harapkan dari orang lain untuk dilakukan dan dipikirkan terlihat memaksa bukan?

Bacaan mampu mengubah pemahaman yang kemudian melandasi perubahan perilaku. Kawan diskusi menambah wawasan, mengajari seseorang menilai karakter, membelajarkan kedewasaan sikap bahkan mengubah pandangan hidup yang prinsipil. Pun peristiwa yang datang silih berganti akan sangat membekas bagi dirinya untuk bersikap sesuai tuntutan hidup.

Ia bersamamu. Mereka tidak pernah meninggalkanmu. Menemukan banyak pengalaman dan mengukir berpuluh kenangan. Ia menemani disaat tersulit. Mereka mengusap airmata diujung derita. Sayangnya, ia ada ditengah-tengah milyaran manusia. Mereka memiliki kamu yang lain di tempat lain. Bukan hanya dengan kamu seorang. Ia bisa berubah dan perubahan itu tidak hanya berasal dari kamu.

Ada yang bilang bahwa berharap kepada manusia harus siap dikecewakan. Mereka bisa berbalik arah, berpikir hal lain, atau sama sekali tidak mempersoalkan harapan yang kita kembangkan. Maka berharap kepada Tuhan lebih membahagiakan. Merengek dalam renungan panjang di waktu-waktu terbaik malah membuat Nya makin mencintai kita.

Apakah kita masih berpikir ia hidup hanya untuk  kita? Kadangkala itu benar. Terlebih banyak salah karena ada orang tua yang sekarang harus dirawat dan diperhatikan seperti kita kecil dahulu. Ada anak-anak yang memanja dipenghujung jam kerja saat ia masuk rumah. Setumpuk kertas yang menyita waktu dan energi tidak mungkin ditinggalkan hanya untuk menyenangkanmu.

Serupa pohon rindang yang teduh di tanah lapang nan hijau. Ia bisa saja menerima anak kecil yang menumpang duduk dibawah sejuknya dedaunan yang rimbun. Kemudian mereka menyandarkan sepeda mereka pada batangnya dan berlarian disekitarnya karena merasa nyaman bermain.

Lain kali kawanan burung menghinggap sampai bertelur dan menetaskan anak burung yang lemah. Bukankah menyenangkan ada kicauan setiap saat dari anak burung yang masih belum sanggup terbang menemani induknya menjelajah bumi?

Berbagi hidup dengan mereka yang membutuhkannya akan lebih membahagiakan daripada memintanya hidup hanya untuk kita. Bahwa Ia memberikan kebahagian pula untuk orang lain bahkan mahluk lain. Apakah kamu merasakan kebahagiaan berbagi?

Biarkan mereka memberikan perlakuan terbaik untuk memaknai kebaikan dalam sikap. Mereka butuh menuangkan kesegaran ide pada orang di jalanan. Sesekali kamu pun perlu untuk menemani mereka menjadi diri mereka sendiri. Terlepas dari sangkaanmu akan mereka selama ini.

Karena dia tidak hanya hidup denganmu, berbagilah kebahagiaan yang kamu peroleh meski kamu baru mendapatkan sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...