Apakah kita terlalu
sering mengharapkan dia untuk begini dan begitu? Mereka harus melakukan ini dan
itu. Menetapkan standar yang semestinya mereka lakukan karena telah begini dan
begitu kemarin? Mereka harus memilih ini dan meninggalkan itu. Lulus di tahun
kesekian, bekerja di suatu tempat, atau menikah dengan siapa. Semua atas
penilaian dan standar yang kita berikan.
Apakah berharap kepada
orang lain seperti menanamkan apa yang kita persepsikan terjadi dan dilakukan
oleh mereka?
Kita berharap orang ini
begini dan begitu karena ia telah begini dan begitu. Padahal dunia berubah,
jarum jam bergerak, bumi berotasi. Perihelium pada akhirnya berlalu hingga
suatu hari dipenghujung tahun kita akan sangat jauh dari matahari.
Segala yang kita
harapkan dari orang lain untuk dilakukan dan dipikirkan terlihat memaksa bukan?
Bacaan mampu mengubah
pemahaman yang kemudian melandasi perubahan perilaku. Kawan diskusi menambah
wawasan, mengajari seseorang menilai karakter, membelajarkan kedewasaan sikap
bahkan mengubah pandangan hidup yang prinsipil. Pun peristiwa yang datang silih
berganti akan sangat membekas bagi dirinya untuk bersikap sesuai tuntutan
hidup.
Ia bersamamu. Mereka
tidak pernah meninggalkanmu. Menemukan banyak pengalaman dan mengukir berpuluh
kenangan. Ia menemani disaat tersulit. Mereka mengusap airmata diujung derita.
Sayangnya, ia ada ditengah-tengah milyaran manusia. Mereka memiliki kamu yang
lain di tempat lain. Bukan hanya dengan kamu seorang. Ia bisa berubah dan
perubahan itu tidak hanya berasal dari kamu.
Ada yang bilang bahwa
berharap kepada manusia harus siap dikecewakan. Mereka bisa berbalik arah,
berpikir hal lain, atau sama sekali tidak mempersoalkan harapan yang kita
kembangkan. Maka berharap kepada Tuhan lebih membahagiakan. Merengek dalam
renungan panjang di waktu-waktu terbaik malah membuat Nya makin mencintai kita.
Apakah kita masih
berpikir ia hidup hanya untuk kita?
Kadangkala itu benar. Terlebih banyak salah karena ada orang tua yang sekarang
harus dirawat dan diperhatikan seperti kita kecil dahulu. Ada anak-anak yang
memanja dipenghujung jam kerja saat ia masuk rumah. Setumpuk kertas yang
menyita waktu dan energi tidak mungkin ditinggalkan hanya untuk menyenangkanmu.
Serupa pohon rindang
yang teduh di tanah lapang nan hijau. Ia bisa saja menerima anak kecil yang
menumpang duduk dibawah sejuknya dedaunan yang rimbun. Kemudian mereka
menyandarkan sepeda mereka pada batangnya dan berlarian disekitarnya karena
merasa nyaman bermain.
Lain kali kawanan
burung menghinggap sampai bertelur dan menetaskan anak burung yang lemah.
Bukankah menyenangkan ada kicauan setiap saat dari anak burung yang masih belum
sanggup terbang menemani induknya menjelajah bumi?
Berbagi hidup dengan
mereka yang membutuhkannya akan lebih membahagiakan daripada memintanya hidup
hanya untuk kita. Bahwa Ia memberikan kebahagian pula untuk orang lain bahkan
mahluk lain. Apakah kamu merasakan kebahagiaan berbagi?
Biarkan mereka
memberikan perlakuan terbaik untuk memaknai kebaikan dalam sikap. Mereka butuh
menuangkan kesegaran ide pada orang di jalanan. Sesekali kamu pun perlu untuk
menemani mereka menjadi diri mereka sendiri. Terlepas dari sangkaanmu akan
mereka selama ini.
Karena
dia tidak hanya hidup denganmu, berbagilah kebahagiaan yang kamu peroleh meski
kamu baru mendapatkan sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar