Senin, 28 April 2014

Semut

Ada seekor semut hitam yang berjalan diantara sela jari tangan kananku. Mencari kemanisan dari sisa puding dalam waktu yang cukup lama. Pernah kutiup dengan semangat beberapa kali. Senyum kegirangan kurasai. Tiupan yang bagiku tak seberapa kencang ibarat badai yang mengguncang mereka. Apakah kamu kedinginan?

Lantas kupandangi ia sampai pergi mencari tempat lain. Tersadar sesaat, tanganku masih manis oleh puding susu. Mereka, para semut mendekat pada yang mengandung gula. Sama seperti kita. Mendekat pada apa yang menghidupkan. Kita pun punya pekerjaan lain yang akan segera dilakukan ketika sumber kehidupan berkurang, lenyap atau habis. Hijrah.

Mereka pergi lagi pada apa-apa yang mengandung gula. Merayap kesana kemari diantara kami yang tengah berdiskusi. Apakah kamu kelaparan?

Bersemangatlah mencari apa apa yang menghidupkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...