Minggu, 24 September 2017

Listen First

Sebuah baliho besar di pinggir jalan Kabupaten Ciamis menarik perhatian saya. Pesan BNN kepada masyarakat khususnya orang tua bertuliskan 'Listen First' diikuti penjelasan singkat di bagian bawahnya. Sekilas membaca pesan itu mengingatkan saya pada masa-masa kuliah dulu. Duet Pak Sunawan dan Pak Mulawarman memang kelas golongan muda intelektual. Keduanya masih muda dan punya skill berbeda tetapi berjodoh dengan sempurna ketika bertemu di kelas. Beliau berkata yang kira-kira, "Mendengarkan adalah pekerjaan yang melelahkan. Sangat melelahkan. Butuh energi besar untuk itu". Sebuah pesan kepada orang tua yang disampaikan BNN Kabupaten Ciamis berupa kesediaan orang tua untuk mendengarkan anak-anak mereka. Hidup sebagai orang tua dipenuhi tanggung jawab untuk menafkahi dan mendidik mereka. Peran seumur hidup itu mencakup pemenuhan kebutuhan pendidikan (*formal maupun nonformal), kasih sayang, penetrasi norma dan dukungan lahir batin bagi anak-anak. Pekerjaan sehari-hari yang sudah melelahkan tak serta merta menghilangkan kewajiban parenting mereka. Bagi sebagian orang tua, istilah mendengarkan dianggap tidak begitu penting mengingat susah payahnya mereka dalam bekerja. Namun hal sederhana ini justru menjadi kebutuhan yang didambakan anak-anak. Orang tua yang tidak belajar mendengarkan anak mereka tidak akan didengarkan oleh anak mereka. Itu hukum timbal balik yang nyata dimana-mana. Nasehat dan larangan orang tua seperti angin yang berlalu tanpa bekas. Sementara anak-anak memilih alternatif lain sebagai hiburannya. Kebut-kebutan, perilaku membolos sekolah, obat-obatan, free sex, hingga kriminalitas bukan barang asing untuk mereka yang melek dunia.

Begitu sederhana perihal mendengarkan dan didengarkan. Hal tersebut ternyata berdampak besar pada perkembangan anak-anak. Mereka yang tidak mendapat simpati untuk menyampaikan isi hati dan kepala mereka bisa memilih obat-obatan terlarang sebagai pelampiasan. Bahaya besar itu dapat dihindari dengan kesediaan orang tua untuk mendengarkan anak mereka.

Saya bisa memastikan butuh energi luar biasa untuk mendengarkan seseorang. Aktivitas tersebut butuh kesediaan dari orang yang bersangkutan plus kemampuan untuk fokus. Meski tidak semua orang pandai mendengarkan, orang tua bisa menyediakan waktu untuk mulai berbicara dengan anak-anak. Obrolan bisa tentang aktivitas di sekolah, studi lanjut, teman-teman sebaya, peristiwa kekinian, cita-cita atau yang lainnya. Apabila sudah terbiasa berbicara santai tentang kegiatan sehari yang dilakukan, mendengarkan unek-unek mereka tak akan jadi masalah pelik. Nilai kehidupan yang disampaikan orang tua akan lebih mudah untuk disampaikan dan diresapi anak.

Tentu prosesnya tidak akan mudah pada awalnya. Bisa jadi ada keengganan untuk melakukannya bagi sebagian orang tua. Akan tetapi jika kita memikirkan segala yang terbaik untuk anak dan bersedia untuk memberikan yang terbaik, peran besar aktivitas mendengarkan bukan omong kosong belaka. Keberhasilan tersebut bisa dirasakan semua orang bukan hanya anak dan orang tua, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Tumbuh kembang anak-anak yang menyenangkan adalah kabar baik untuk masa depan dan obat bagi masa lalu yang menumbuhkan harapan. Semoga.

Terimakasih BNN Kabupaten Ciamis 🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...