Jilvia Indyarti | Guru
Bimbingan dan Konseling |SM3T Angkatan V LPTK Unnes
Mengambil peran sebagai
pendidik bukan tanpa dilema yang menyesakkan. Bagaimana tidak, bahkan sebelum
mengambil jurusan kependidikan kami harus berpikir matang soal rencana hidup
kedepan. Apakah kami harus melalui jalur sebagai guru honor atau langsung menembak
ke jalur CPNS. Well, hari ini kami sudah berdiri tegak di garis depan negeri
ini.
Kami adalah bagian dari mereka yang
berani jauh dari rumah kami yang nyaman. Bersama-sama membuka mata dan hati
untuk mendekat pada mereka yang terdepan. Kami adalah bagian dari mereka yang
mengajari mereka bagaimana caranya belajar, mengenal negeri yang luas dengan
melihat peta di dinding. Kami kenalkan mereka dengan teman-teman mereka di
pulau lain. Mereka yang tertinggal dari teman-temannya diibukota dengan segala kemajuan
jaman. Kami adalah bagian dari mereka yang berusaha meraih mutiara di daerah
tidak terdeteksi sinyal internet dan sinyal telepon. Menjangkau mereka yang
setiap pagi tidak mandi lantaran dinginnya air. Kami adalah bagian dari mereka,
pun bagian dari kalian yang mencintai negeri ini dengan cara masing-masing.
Flores yang indah menjadi saksi
perjalanan mendidik setelah menikmati Monas di ibukota.
Pagi ini, pada momen ujian seni
budaya mereka mengenakan baju adat Ende Lio. Murid perempuan mengenakan baju
bernuansa pink dengan dibalut sarung tenun khas Ende. Sedangkan murid laki-laki
mengenakan kemeja putih, ikat kepala, selendang dan sarung tenun khas Ende.
Usai menyanyikan lagu kebangsaan, mereka bersama-sama menari dengan iringan
musik daerah. Demi menuruti hasrat menari, saya pun turun dan bergabung dengan
gerakan asal ikut. J
Ini nuansa hari guru di sekolah
kami. Pada amanat upacara bendera Senin kemarin pembina sempat menyinggung soal
hari guru. Beliau berkata bahwa pada Peringatan Hari Guru siswa diharapkan
memberikan bunga kepada guru di sekolah. Kesibukan ujian praktik ibadah haji
dan seni budaya mengakibatkan kami asyik mempersiapkan ujian praktik tersebut.
Lupa dengan bunga yang ingin diberikan saat momentum Hari Guru. Ah ya, kami
terlalu asik dalam melaksanakan ujian praktik sampai lupa untuk sejenak
mengingat diri. Meskipun demikian kami para guru dan murid tetap saling
memberikan selamat satu sama lain.
Peringatan atau semacamnya
memang penting untuk mengingat siapa kita dan apa yang kita lakukan dalam
hidup. Kita bisa menyebutnya sebagai titik tolak dalam menjalani karir. Kita
berhenti sejenak, mengingat sebagai siapa kita berperan. Kita mengevaluasi
diri. Sudah seberapa keras kita berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam
peran yang kita ambil.
Murid laki-laki yang mengenakan baju adat Ende Lio |
Kita sangat beruntung karena
bangsa ini memberikan apresiasi yang luar biasa kepada guru. Tidak semua
profesi mendapatkan apresiasi sedemikian besar hingga diberikan satu hari
peringatan secara nasional. Dalam syukur tersebut marilah kita berikan yang
terbaik untuk anak bangsa kita. Teladan yang baik dalam beretika di sekolah
sangat penting karena belajar tidak terbatas di kelas dan lapangan. Mereka
belajar dari apapun yang melekat dalam diri kita. Perkataan, sikap, pola pikir,
etika kerja dan sebagainya menjadikan mereka menduplikat diri kita sesuai
dengan kemampuan mereka. Jika mereka mengambil pelajaran yang jelek maka
jeleklah hasil belajar mereka. Kita akan disalahkan atas ketidakbenaran sikap
dan tingkah laku mereka. Namun jika mereka mengambil pelajaran yang baik maka
baiklah hasil belajar mereka. Kita menjadi motivator mereka untuk terus
berkembang. Mereka tidak akan lupa pelajaran yang kita berikan sepanjang hidup
mereka.
Bersama murid perempuan yang mengenakan baju adat Ende Lio |
Selamat hari aku. Selamat hari
kamu. Karena kita sama-sama mendidik dengan hati. Tidak perlu kamu mengajar di
sekolah atau madrasah. Tidak perlu juga kamu berstatus PNS dan memiliki jam
mengajar. Setiap orang belajar dari segala hal yang ada disekeliling mereka.
Maka apapun yang membelajarkanmu adalah guru bagimu. Ya, aku menjadi guru bagi
mereka yang mengambil pelajaran. Begitupun kamu, kawan perjuangan dimanapun
berada.
Sampai jumpa dimasa depan.
Seraya membincangkan murid-murid kita yang nakal, mengenang mereka yang
spesial.
Masih bercerita
dari Ende,
25
November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar