Ada yang memulai hari
dengan orang tercinta. Memulai komitmen untuk tidak sendiri lagi mensyukuri
hidup. Dengan pasangan yang memilih untuk bersama menikmati sisa waktu atau
sebagai supporter bagi mereka yang terlahir pertama kali di bumi Nya. Detik
yang berjalan semakin menyadarkan nurani bahwa keberadaan kita sungguh bermakna
untuknya. Setiap ikhtiyar bernuansa demi kebahagiaannya.
Ada pula yang mengawali
hari tanpa orang tercinta. Menapaki jalanan hidup yang tidak lagi dengannya.
Mungkin pasangan, mungkin anak, mungkin orang tua. Atau orang yang begitu dekat
dengan kita. Menyusuri setiap sudut ruang yang kosong saat memasuki rumah.
Lengang. Dari suara yang merecoki, tingkah yang menjengkelkan atau ruang yang
berantakan. Hidup tidak akan sama lagi seperti kemarin. Tanpa dia, mendadak
hati dirundung sepi yang mendalam. Setelah babak penerimaan usai, kita memahami
bahwa doa akan benar-benar berfungsi dengan baik. Paling tidak, ada ketenangan
telah menyerahkan segala urusan pada Sang Pengatur.
Meninggalkan desember,
matahari tetap malu-malu di musim penghujan. Seolah berdebat dengan hujan untuk
saling mengawali tahun 2015. Jarak hari ini dan kemarin sangat jauh. Bukan
karena hitungan tahun tetapi masa kini dan masa lalu tidak akan pernah bertemu.
Hanya mengantarkan kita melewati dimensi ruang demi ruang.
Apa yang menyenangkan
selama setahun kemarin? Anehnya kebahagiaan selalu menjadi fokus utama dalam
mengarungi masa silam. Sejauh apapun jarak, serumit apapun hati. Aku masih saja
denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar