Kamis, 10 Juli 2014

Jangan Pernah Menjadi Tua



Jangan pernah menjad tua, tanpa pernah menjadi dewasa
[Dom Helder Camara]

Menapaki angka yang tidak muda lagi adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam diri setiap orang. Aku pernah meringkuk hangat dalam rahim seorang ibu yang sabar menanti kehadiranku hingga hitungan bulan ke sembilan. Akupun pernah merasakan perih diatas luka yang tercipta karena jatuh dari sepeda. Kini, angka yang sudah tidak kekanak-kanakan lagi mengingatkan bahwa masa itu sudah berlalu jauh dibelakang sana. Menyisakan teriakan nakal dari kakak perempuan kita yang cerewet. Lantas mengantarkan raga pada realitas hari yang mengucap lirih, “Selamat Ulang Tahun yang ke-24”.

Apakah waktu sudah sejauh ini terlampaui? Ronanya baru kemarin aku meminta ijin untuk berkemah selama beberapa hari kepada Bapak yang selalu di rumah. Aku masih terbiasa merengek minta dibelikan ini dan itu bahkan hingga hari ini. Bedanya adalah aku sekarang tidak menolak bekal atau makanan yang diberikan Ibu jika akan bepergian.

Angka yang sudah tidak remaja lagi untuk tetap emosional dan kekanak-kanakan. Apakah menikmati hidup tidak boleh dengan keceriaan yang meremaja?

Menepikan berbagai realitas bahwa nyatanya aku masih kekanak-kanakan, hari ini selalu kujadikan permulaan untuk memulai mimpi yang baru. Sembari merekonstruksi mimpi-mimpi kemarin yang harus edit ulang. Kenapa masih saja nekat untuk menuliskan mimpi-mimpi yang terlintas dalam benak? Aku hanya mempercayai bahwa tidak ada yang hina untuk diimpikan jika Tuhan pun mengiyakan.

Allah hanya mengabulkan doa mereka yang berikhtiyar keras dan berdoa terus menerus, serta percaya, Allah lebih tahu takdir terbaik untuk hamba Nya

14.24 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...