Melihat polah dan tingkah
anak ketika ikut orang tuanya shalat merupakan moment yang membahagiakan. Kita
akan tahu bagaimana Ayah atau Ibu mengenalkan Tuhan kepada anak dengan cara
mereka masing-masing. Begitupun dengan mengajarkan shalat pada anak. Kita
sebagai orang tua akan menentukan bagaimana keimanan anak kita akan terbentuk.
Dalam sebuah hadist, disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Perintahkan anak-anakmu
mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukullah apabila mereka
tidak mau mengerjakannya ketika berusia 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur
mereka (laki-laki dan wanita)”. [ HR. Ahmad]
Malam ini saya melihat
momen pembiasaan shalat secara sederhana. Mungkin kita sering melihat bahkan
melakukannya saat berjamaah di masjid. Begini kisahnya:
“Seorang Ayah baru saja
mengakhiri shalat tarawih berjamaah dengan salamnya. Disebelah kanannya duduk
seorang anak laki-laki sekitar 5tahun dan berkaos Neymar. Bagi penggemar
sepakbola pasti tahu siapa Neymar. Begitu tahu Ayahnya selesai shalat, sang
Anak langsung merangkul Ayahnya dan berbisik. Karena berjarak lebih dari 5
meter, bisik-bisik itu tidak terdengar sampai jamaah perempuan dibelakangnya”.
“Shalat tarawih
dilanjutkan tetapi sang Anak bermain sendiri dibelakang shaf Ayahnya. Dua raka’at
selesai ditunaikan dan jamaah masih belum memulai shalat berikutnya. Anak
tersebut lalu bertanya lagi kepada Ayahnya dan saudara disebelahnya yang 10
tahun lebih tua darinya mengajaknya bergurau. Ayahnya hanya menjawab dengan
mengacungkan dua jari. Artinya shalat tarawihnya tinggal dua kali salam lagi”.
“Meski tidak shalat
sempurna seperti Ayahnya, dalam artian hanya ikut kalau sedang mood. Sang anak
tetap berada disekitar sang Ayah. Ia pun tidak bermain-main diluar mushala
seperti anak pada umumnya. Jika melihat sekeliling, malam ini memang sepi
dengan anak-anak”.
Betapa romantisnya
pembiasaan shalat sang Ayah kepada anaknya yang baru berusia sekitar 5 tahunan.
Ketidaksabaran sang Anak menjadi hal yang wajar bagi siapapun yang baru belajar
sesuatu yang baru. Sama seperti saat kita duduk di bangku SMA dimana bel pulang
adalah hal yang dinantikan.
Pembiasaan untuk mengajak
anak shalat bersama kita membutuhkan waktu dan kesabaran. Kadang kita harus
merayu-rayu agar anak kesayangan mau ikut shalat dengan kita. Bahkan menyita
waktu shalat yang tidak panjang seperti shalat maghrib. Hadits diatas
memerintahkan anak yang berusia 7 tahun untuk shalat yang artinya pembelajaran
shalatnya harus dimulai sebelum mereka berusia 7 tahun. Maka akan lebih baik
jika mengajak anak shalat sedini mungkin.
Apa yang saya lihat tadi
di mushala mengingatkan pada saya bahwa pengenalan islam dan seluruh ibadah di dalamnya
dilakukan sepanjang hidup dan melibatkan seluruh unsur kehidupan. Karena memang
islam itu rahmatan lil’alamiin.
Ramadhan, 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar