Rabu, 09 Juli 2014

Mengajarkan Shalat kepada Anak



Melihat polah dan tingkah anak ketika ikut orang tuanya shalat merupakan moment yang membahagiakan. Kita akan tahu bagaimana Ayah atau Ibu mengenalkan Tuhan kepada anak dengan cara mereka masing-masing. Begitupun dengan mengajarkan shalat pada anak. Kita sebagai orang tua akan menentukan bagaimana keimanan anak kita akan terbentuk. 
Dalam sebuah hadist, disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Perintahkan anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukullah apabila mereka tidak mau mengerjakannya ketika berusia 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka (laki-laki dan wanita)”. [ HR. Ahmad] 

Malam ini saya melihat momen pembiasaan shalat secara sederhana. Mungkin kita sering melihat bahkan melakukannya saat berjamaah di masjid. Begini kisahnya:

“Seorang Ayah baru saja mengakhiri shalat tarawih berjamaah dengan salamnya. Disebelah kanannya duduk seorang anak laki-laki sekitar 5tahun dan berkaos Neymar. Bagi penggemar sepakbola pasti tahu siapa Neymar. Begitu tahu Ayahnya selesai shalat, sang Anak langsung merangkul Ayahnya dan berbisik. Karena berjarak lebih dari 5 meter, bisik-bisik itu tidak terdengar sampai jamaah perempuan dibelakangnya”.

“Shalat tarawih dilanjutkan tetapi sang Anak bermain sendiri dibelakang shaf Ayahnya. Dua raka’at selesai ditunaikan dan jamaah masih belum memulai shalat berikutnya. Anak tersebut lalu bertanya lagi kepada Ayahnya dan saudara disebelahnya yang 10 tahun lebih tua darinya mengajaknya bergurau. Ayahnya hanya menjawab dengan mengacungkan dua jari. Artinya shalat tarawihnya tinggal dua kali salam lagi”.

“Meski tidak shalat sempurna seperti Ayahnya, dalam artian hanya ikut kalau sedang mood. Sang anak tetap berada disekitar sang Ayah. Ia pun tidak bermain-main diluar mushala seperti anak pada umumnya. Jika melihat sekeliling, malam ini memang sepi dengan anak-anak”.
Betapa romantisnya pembiasaan shalat sang Ayah kepada anaknya yang baru berusia sekitar 5 tahunan. Ketidaksabaran sang Anak menjadi hal yang wajar bagi siapapun yang baru belajar sesuatu yang baru. Sama seperti saat kita duduk di bangku SMA dimana bel pulang adalah hal yang dinantikan.

Pembiasaan untuk mengajak anak shalat bersama kita membutuhkan waktu dan kesabaran. Kadang kita harus merayu-rayu agar anak kesayangan mau ikut shalat dengan kita. Bahkan menyita waktu shalat yang tidak panjang seperti shalat maghrib. Hadits diatas memerintahkan anak yang berusia 7 tahun untuk shalat yang artinya pembelajaran shalatnya harus dimulai sebelum mereka berusia 7 tahun. Maka akan lebih baik jika mengajak anak shalat sedini mungkin. 

Apa yang saya lihat tadi di mushala mengingatkan pada saya bahwa pengenalan islam dan seluruh ibadah di dalamnya dilakukan sepanjang hidup dan melibatkan seluruh unsur kehidupan. Karena memang islam itu rahmatan lil’alamiin. 

Ramadhan, 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...