Selasa, 04 November 2014

Belajar Hidup dari "Mendobrak Dinding Telur"



Dalam banyak motivasi yang diberikan oleh trainer pada pelatihan kepemimpinan, ada kisah yang sengaja diceritakan untuk menggugah mental kita. Cerita tersebut memberikan hikmah yang dapat diambil untuk menumbuhkan hasrat berjuang dalam meraih impian hidup. Trainer biasanya mengambil kisah hewan yang luar biasa menginspirasi manusia dalam menjalani kehidupan. Burung, kupu-kupu, lebah, angsa, singa, harimau dan hewan yang memiliki nilai filosofi mendalam ketika menghadapi suatu persoalan.
Apakah kamu pernah mendengar kisah tentang kepompong yang berusaha untuk menjadi kupu-kupu? Kisahnya kurang lebih seperti ini. Dikisahkan dalam sebuah taman ada kepompong yang sudah masanya untuk merekah menjadi kupu-kupu nan cantik. Biasanya ia akan terlepas dari kepompongnya sendiri kemudian terbang. Waktu itu ada seseorang yang melintas didekat kepompong tersebut. Ia tidak tega dengan kepompong yang susah payah berusaha memecahkan kulit kepompong yang sangat keras. Dalam penglihatannya, kepompong terus mengepakkan sayapnya yang masih lemah tetapi tidak bisa juga memecahkan kulit yang melingkupi tubuhnya. Akhirnya dengan inisiatif sendiri, orang tersebut memecahkan kulit kepompong sehingga kupu-kupu terlepas dari kulitnya. Apa yang terjadi? Kupu-kupu tidak dapat terbang. Ya. Ia terlalu lemah untuk terbang dengan sayapnya. Orang tersebut menyesal karena telah memaksa kupu-kupu untuk keluar dari kulitnya padahal sayapnya belum kuat untuk terbang. Karena tidak dapat terbang dan tidak menemukan makanan, akhirnya kupu-kupu tersebut mati. Sungguh sedih orang itu melihat kematian kupu-kupu yang tragis.
Hari ini saya melihat kejadian mengesankan yang kemudian mengingatkan saya pada cerita kupu-kupu tersebut. Induk ayam yang baru mengerami telurnya nampak tengah waspada didekat dua anaknya yang mirip dengannya. Bulunya hitam. Dua anak ayam yang baru lahir 2 hari yang lalu nampak sehat dan lincah. Tak disangka, ada dua telur yang belum berhasil menetas. Sang induk sudah kegirangan dengan dua anaknya yang dapat beraktivitas dengan baik. Mungkin induk menganggap dua telur lainnya tidak bisa menetas dan mati.
Kemudian Ibu saya mengambil kedua telur yang belum menetas dan memasukkannya kedalam dedak (makanan bebek yang berasal dari ampas penggilingan padi). Katanya, didalam dedak ayam akan mendapatkan kehangatan sehingga dapat berusaha memecahkan cangkangnya. Kejadian tersebut masih cukup pagi dan saya hanya penasaran melihat cangkang yang bergerak-gerak dan retak dibeberapa bagian. Bulu hitam terlihat menyembul tetapi belum cukup kuat untuk memecahkan cangkang yang membungkus ayam tersebut. Saya meninggalkannya dan melakukan aktivitas rumah yang lain.   
Tak disangka. Anak ayam yang tadinya masih berada dalam cangkang bisa keluar setelah sore. Yang satu langsung meloncat begitu keluar dari dalam cangkangnya. Sayangnya yang lain harus tertatih untuk berdiri karena kakinya tidak dapat digerakkan secara bebas. Hingga malam, anak ayam yang kakinya pincang hanya bisa berguling dan terus berusaha untuk berdiri. Ia terus berteriak dan berusaha keluar dari dedak yang menjadi tempatnya lahir. Kemudian terguling lagi dan hanya berputar susah payah dalam dedak tersebut. 
Apa yang kamu rasakan saat ini? Betapa sulitnya untuk hidup secara lumrah bagi seorang anak ayam. Ia harus mendobrak cangkang yang melingkupi dirinya sebelum bernafas dengan udara bebas. Jika ia bisa keluar cangkang, belum tentu sayapnya dapat digerakkan dengan baik. Belum tentu kakinya bisa menapak dengan kokoh untuk menopang badannya saat berdiri. Dan belum tentu, ada induk yang berada didekatnya saat ia terlahir. Saya sangat berharap, semoga anak ayam tersebut dapat hidup lebih lama hingga dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya     
      Belajar hiduplah dari kehidupan lain yang ada disekitar kita. Dari anak ayam kita belajar untuk terus berusaha dalam memperjuangkan harapan terbaik. Berusaha memecahkan cangkang yang sudah terlalu sempit untuknya dan keluar mencari biji-bijian diluar sana. Pecahkanlah batasan-batasan yang mengungkung dalam diri karena kita telah tumbuh dan berkembang dari sebelumnya. Kita telah bertambah usia, bertambah kuat, dewasa, mendapatkan lebih banyak pengalaman dan ilmu. Keluarlah dari cangkang yang tidak lagi memenuhi apa yang kamu butuhkan. Kamu butuh lebih banyak oksigen dan makanan yang lebih kompleks. Pergilah untuk mencari hidup yang terbaik didunia luar yang menawarkan rupa-rupa rezeki. Kita bisa menemukan banyak kawan, pengalaman, kesempatan, dan perwujudan impian yang telah kita susun sebelumnya.

@Cilacap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...