Menuju akhir dari tahun politik yang melelahkan membuat sebagian
orang tetap siaga terhadap pemerintahan baru. Dua kubu yang saling
berseberangan melahirkan dua masyarakat yang berada di kutub utara dan kutub
selatan. Masyarakat kemudian terbelah menjadi dua. Segala tindak tanduk
seseorang akan membuatnya dicap sebagai kawan atau lawan salah satu kubu.
Dimana masyarakat apatis? Mereka seolah lenyap dari hitungan masyarakat
Indonesia. Bagaimana tidak. Siapa yang mengungkapkan keburukan salah satu kubu
dianggap sebagai simpatisan kubu lain begitupun sebaliknya. Apabila
mengungkapkan kebaikan salah satu kubu secara otomatis menjadi anggota dari
kubu tersebut.
Tuntutan yang tidak bisa dihindari sebagai akibat dari kemudahan
akses informasi dan perubahan sosial yaitu sikap. Setiap orang dituntut untuk
berbicara tentang keyakinan, pengetahuan dan kecenderungannya terhadap suatu
hal, tahun politik misalnya. Sekalipun akan diberi label sebagai kawan atau
lawan. Pada akhirnya setiap orang harus memilih sikap terbaiknya.
Di arena kampus yang tengah memasuki musim kampanye Presiden
Mahasiswa pun setiap orang harus bersikap. Mahasiswa dapat bersikap mengenai
kinerja lembaga kemahasiswaan dan keberfungsiannya selama satu tahun. Mereka
dapat memberikan suara untuk perkembangan lembaga kemahasiswaan yang lebih baik
di tahun 2015. Sikap setidaknya berfungsi untuk empat hal seperti dikemukakan
oleh Santosa (2004:63).
Yang pertama, penyesuaian. Sikap digunakan untuk
menyesuaikan diri dalam mencapai tujuan. Seorang mahasiswa yang ingin lulus dan
wisuda akan menyesuaikan jadwal kerja atau hang-out dengan bimbingan, mencari
referensi dan data. Kita memiliki tujuan dalam hidup. Lingkungan senantiasa
berubah dan menghadirkan situasi-situasi yang terkadang tidak sesuai harapan. Maka
dari itu kita bersikap untuk menyesuaikan diri agar tujuan tercapai.
Yang kedua, pertahanan ego. Kita bersikap untuk
melindungi ego dalam diri yang terancam oleh pengaruh dari luar misalnya
tekanan orang lain. Mekanisme pertahanan ego melahirkan sikap seperti represi,
formasi reaksi, proyeksi, displacement, rasionalisasi, sublimasi, dan
regresi. Penggemar sepak bola yang fanatik akan membela klub kesayangannya
dengan membenarkan tindakan pemain yang melanggar aturan (rasionalisasi).
Yang ketiga, menyatakan nilai. Sikap yang kita tentukan
merupakan suatu usaha untuk menunjukkan keyakinan yang kita pegang. Dengan
menunjukkan sikap memuji, kita berusaha untuk menyatakan nilai bahwa kita
menyukai sesuatu atau seseorang. Misalnya seorang mahasiswa memuji pakaian
temannya yang santun. Ia tengah menyatakan nilai bahwa berpakaian santun
merupakan hal yang baik dan positif untuk dilakukan.
Yang keempat, pengetahuan. Sikap yang kita tunjukkan
tidak saja untuk memperoleh kepercayaan. Kita membutuhkan pengetahuan agar
dapat hidup berdampingan dengan baik tanpa konflik. Murid yang menginginkan
pengetahuan lebih banyak akan bertanya kepada guru untuk menjelaskan detail
persoalan yang dipertanyakan. Sikap murid menandakan ia membutuhkan
pengetahuan. Oleh karena itu ia bertanya kepada gurunya.
Sikap personal yang baik melahirkan budaya kolektif yang baik
pula karena setiap perilaku seseorang akan mempengaruhi perilaku orang lain.
Ada yang meniru, mencemooh, memuji atau mengkritik. Semua hal itu melahirkan
budaya yang baru dalam suatu komunitas atau kelompok. Apabila sikap personal
itu ditunjukkan oleh seorang publik figur, dampaknya akan meluas tidak hanya
dalam komunitasnya tetapi juga pada masyarakat luas.
@Cilacap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar