Kamis, 31 Januari 2019

HARGAI FASEMU

Di sebuah perjalanan pulang kerja dalam sebuah angkot. Seorang laki-laki muda 20tahunan melintas. Mengenakan celana selutut dan kemeja dengan ransel di punggung. Didalam angkot saya bersama dengan beberapa anak SMA yang mengenakan seragam. Kebetulan angkot yang saya tumpangi melewati pintu tol. Berhamburan pekerja-pekerja pabrik dari sebuah bus antar jemput karyawan.

Saya mengingat bagaimana dulu ketika kuliah. Begitu bangganya dengan status mahasiswa meski minim prestasi. Kuliah, pergi ke perpustakaan, mengikuti seminar/pelatihan, bahkan turun ke jalan sama sekali bukan hal yang ajaib. Lelahpun terbayar dengan banyaknya teman dan sesekali curhatan bebas entah beretika atau hanya melepaskan keruwetan pikiran. Tapi saya merasa keren dengan semua itu. Merasa beruntung dengan banyaknya kemudahan hidup. Semua hal yang terjadi bukan tanpa campur tangan Tuhan. Saya keren, apalagi Tuhan saya yang membuat saya keren. Pasti jauh jauh jauh lebih keren dari semua bayangan saya.

Melihat orang-orang yang berada di fase mereka seolah jadi pengingat. Mereka juga keren di fase hidup yang tengah mereka jalani. Meski dibayangi ujian nasional atau ulangan semester yang mempertaruhkan harga diri mereka tetap keren. Meski disambut dengan riuhnya anak-anak dirumah yang merengek minta dibelikan gadget padahal gaji sudah habis mereka tetap tangguh. Meski dihantui isu PHK masal mereka tetap berjuang dengan kepala terangkat.

Mereka adalah manusia yang terus bertahan hidup dan menerima alur yang diberikan Tuhan. Sesekali mengeluh, lain kali menangis marah. Tapi mereka tetaplah keren karena sudah berjuang susah payah untuk kehidupan mereka. Kita memilih untuk bekerja keras ditengah nuansa hati yang berantakan karena kehilangan orang terdekat. Lihat lagi, bagaimana rupamu kini. Tidak terlalu buruk bukan? Kulit yang kering karena paparan sinar matahari setiap waktu adalah bukti bahwa kita sungguh-sungguh memperjuangkan hidup. Wajah yang mulai mengeriput adalah bukti sah bahwa kita telah melalui banyak hal dalam waktu yang tidak sebentar. Lalu kita masih merasa diri tidak berharga?

Lihat lagi kedalam diri. Kamu keren sekali sudah sejauh ini berjalan. Ada banyak orang yang mungkin merasa berat untuk terus berjalan dan berjuang. Sebagian mereka memarahi orang lain atas kondisi mereka, sebagian lagi justru berani menyalahkan Tuhan. Lihatlah wajahmu di cermin. Kamu akan tahu lelah yang tertinggal diwajahmu adalah penggugur dosa jika kamu mau ikhlas menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...