Rasanya seperti hendak menuangkan teh ke dalam cangkir tetapi
cangkirnya tidak ada. Meski ada gelas, mug, atau yang lain, tidak sama maknanya
dengan cangkir. Dan ketiadaan melemparkan diri dalam sudut-sudut Ar Rahman.
Memaksa logika keimanan terbangun kokoh. Sekecil apapun titik kebahagiaan, Ia
akan merangkai lingkaran penuh satu demi satu
Subhanallah
Alhamdulilllah
Laailaahailallah
Allahu Akbar
Janji Allah pasti ditepati. Kebahagiaan mutlak turun bahkan sebelum
hujan mengguyur bumi yang kerontang karena kemarau. Dinginnya masih terasa di
ujung jari kaki. Semua kebahagiaan meluap, syukur tumbuh perlahan sementara
matahari perlahan naik melewati kaki langit.
Memang benar, sekecil apapun kebahagiaan dan kebersamaan yang kini
tersedia tidak akan membuatmu sedih berlarut-larut. Kamu bahagia seperti mereka
karena Allah telah memenangkanmu dan menunjukmu untuk bahagia 100%. Kesepian
hanya milik mereka yang miskin hati. Sedangkan kesendirian tetap milik mereka
yang tidak punya pilihan. Bukankah kamu selalu punya pilihan untuk bahagia?
Inilah persembahan untuk orang-orang terbaik dalam hidup. Tak perlulah
membicarakannya di hadapan seluruh manusia. Tak perlulah menunjukkan ini dan
itu. Karena penduduk langit telah memuliakan mereka dengan permohonan yang
telah naik bersama airmata kesungguhan.
Akhirnya setelah lima kali putaran bumi mengelilingi langit, toga
bergeser ke arah kanan. Menyelesaikan satu jenjang pendidikan untuk melangkah
mencari ilmu yang lebih banyak di bumi Nya. Allah benar-benar menepati janji.
@Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar