Ada cerita yang
terangkai dalam hitungan sekian detik bersamanya kemarin. Ia menyisakan coretan
disana-sini hingga mengingatkanmu bahwa ia begitu masuk dalam hidupmu. Mungkin
saja kau yang memaksanya masuk dalam setiap sudut harimu. Yang jelas, tidak
menyertakannya dalam obrolan santaimu menjadi sesuatu yang berbeda.
Kemudian ada gulir
waktu, persoalan, jalan pikir dan realita hati mengantarkanmu pada satu
keputusan "Aku dan kamu bukan lagi kita". Kosong. Menghilangkannya
dalam keyword hidup memang diluar
rencana tetapi untuk terus mengikutsertakannya dalam tarikan nafas bukan lagi
jadi pilihan. Ada saat untuk menerima pasti ada saat pula untuk melepas, inilah
waktunya.
Satu hari, satu minggu,
satu bulan dan satu tahun. Hidup haruslah tetap berjalan walau kau tak lagi
penuh seperti kemarin. Kekosongan yang kini akrab pun harus segera diakhiri
karena membuat hari-hari berubah suram.
Dan akan tiba waktunya
dimana hati menyapa kondisi yang tidak enak untuk dijalani sementara pikiran
sudah gengsi untuk menelusurinya. Bukankah itu sebentuk masa lalu yang tidak
ingin kamu bahas ulang karena telah memiliki yang lebih baik? Atau ada satu dua
ingin yang terpaksa dipadamkan untuk berganti dengan ingin yang baru meski kau
tidak ingin memilikinya?
Baik sedih atau senang
di detik yang telah lewat, memutuskan untuk terus berjalan ke arah masa depan
adalah keputusan yang jauh lebih baik. Menerima ia dan apapun yang kemarin
mewarnai sebagai momen pembelajaran yang mendewasakan. Tanpa perlu
mempertanyakan dan mempersoalkan seperti apa rupa hati yang sekarang. Dalam
perjalanan waktu, biar ia membentuk formasi terbaik untuk membahagiakanmu hari
ini dan esok. Karena dia ada di sini dan sekarang, bukan kemarin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar