Selasa, 18 Maret 2014

Karena Dia Ada Disini dan Sekarang, Bukan Kemarin



Ada cerita yang terangkai dalam hitungan sekian detik bersamanya kemarin. Ia menyisakan coretan disana-sini hingga mengingatkanmu bahwa ia begitu masuk dalam hidupmu. Mungkin saja kau yang memaksanya masuk dalam setiap sudut harimu. Yang jelas, tidak menyertakannya dalam obrolan santaimu menjadi sesuatu yang berbeda.

Kemudian ada gulir waktu, persoalan, jalan pikir dan realita hati mengantarkanmu pada satu keputusan "Aku dan kamu bukan lagi kita". Kosong. Menghilangkannya dalam keyword hidup memang diluar rencana tetapi untuk terus mengikutsertakannya dalam tarikan nafas bukan lagi jadi pilihan. Ada saat untuk menerima pasti ada saat pula untuk melepas, inilah waktunya.

Satu hari, satu minggu, satu bulan dan satu tahun. Hidup haruslah tetap berjalan walau kau tak lagi penuh seperti kemarin. Kekosongan yang kini akrab pun harus segera diakhiri karena membuat hari-hari berubah suram.

Dan akan tiba waktunya dimana hati menyapa kondisi yang tidak enak untuk dijalani sementara pikiran sudah gengsi untuk menelusurinya. Bukankah itu sebentuk masa lalu yang tidak ingin kamu bahas ulang karena telah memiliki yang lebih baik? Atau ada satu dua ingin yang terpaksa dipadamkan untuk berganti dengan ingin yang baru meski kau tidak ingin memilikinya?

Baik sedih atau senang di detik yang telah lewat, memutuskan untuk terus berjalan ke arah masa depan adalah keputusan yang jauh lebih baik. Menerima ia dan apapun yang kemarin mewarnai sebagai momen pembelajaran yang mendewasakan. Tanpa perlu mempertanyakan dan mempersoalkan seperti apa rupa hati yang sekarang. Dalam perjalanan waktu, biar ia membentuk formasi terbaik untuk membahagiakanmu hari ini dan esok. Karena dia ada di sini dan sekarang, bukan kemarin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...