Banyak hal
yang membuat kita jatuh, tersakiti, lemah hingga menitikkan airmata. Mengawali
perjalanan berliku dari balik kampus. Keputusan yang harus dipikirkan secara
matang dan penuh dengan adegan dilematis. Saya berpikir praktis saja, bahwa
kehidupan tidak mudah dibeli dengan angka 3,7.. 3,8.. bahkan 4,00. Ini hanya
salah satu cara bagaimana kita mengambil jalan yang sedikti berbeda dengan
tujuan sama seperti orang lain.
Inilah jalan
yang tidak dilalui oleh sebagian besar orang . ada yang memandang bahwa apa
yang diperbuat, apa yang diteriakkan adalah sia-sia karena memang tidak ada
kaitannya dengan jalan hidup pada umumnya. Tetapi ini bukan soal hasil akhir.
Bila pada suatu saat kehidupan saya terlihat tidak lebih baik itu hanya nampak
dari luar. Jika kehidupan saya jauh lebih buruk dari kehidupan orang lain maka
dengan tegas saya pekikkan “ saya tidak menyesali waktu yang terlewatkan di
terik matahari jalanan. Saya tidak menyesali waktu yang saya korbankan untuk
sekadar menghadiri forum diskusi dengan teman-teman saya. Dan saya tidak akan
menyesal dengan waktu yang terbuang untuk memikirkan hal-hal besar.
Inilah
sebuah narasi yang sempat dituliskan dalam suasana tegang ujian akhir semester.
Ketika mimpi itu meletup-letup di angkasa sebagai warna-warni langit. Aku
terjaga dari nyamannya berbagai fasilitas yang melenakan. Bersedia untuk
ditinggalkan satu per satu teman ujian yang lain. Dan tentu saja, rela untuk
terasing dari euforia kehidupan kampus pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar