Kamis, 18 Juli 2013

Keputusan


Banyak hal yang membuat kita jatuh, tersakiti, lemah hingga menitikkan airmata. Mengawali perjalanan berliku dari balik kampus. Keputusan yang harus dipikirkan secara matang dan penuh dengan adegan dilematis. Saya berpikir praktis saja, bahwa kehidupan tidak mudah dibeli dengan angka 3,7.. 3,8.. bahkan 4,00. Ini hanya salah satu cara bagaimana kita mengambil jalan yang sedikti berbeda dengan tujuan sama seperti orang lain.

Inilah jalan yang tidak dilalui oleh sebagian besar orang . ada yang memandang bahwa apa yang diperbuat, apa yang diteriakkan adalah sia-sia karena memang tidak ada kaitannya dengan jalan hidup pada umumnya. Tetapi ini bukan soal hasil akhir. Bila pada suatu saat kehidupan saya terlihat tidak lebih baik itu hanya nampak dari luar. Jika kehidupan saya jauh lebih buruk dari kehidupan orang lain maka dengan tegas saya pekikkan “ saya tidak menyesali waktu yang terlewatkan di terik matahari jalanan. Saya tidak menyesali waktu yang saya korbankan untuk sekadar menghadiri forum diskusi dengan teman-teman saya. Dan saya tidak akan menyesal dengan waktu yang terbuang untuk memikirkan hal-hal besar.

Inilah sebuah narasi yang sempat dituliskan dalam suasana tegang ujian akhir semester. Ketika mimpi itu meletup-letup di angkasa sebagai warna-warni langit. Aku terjaga dari nyamannya berbagai fasilitas yang melenakan. Bersedia untuk ditinggalkan satu per satu teman ujian yang lain. Dan tentu saja, rela untuk terasing dari euforia kehidupan kampus pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...