Rabu, 09 November 2016

Surat untuk tahun ke 30

Jilvia Indyarti:
Untuk Diriku ketika Menapaki 30 tahun

Perempuan selalu mengkhawatirkan keriput dan usia 30an. Ini benar-benar poin yang cukup menggelisahkan nan merepotkan tapi tidak bagi perusahaan kosmetik. Keriput menjadi tantangan bagi pengembang untuk menghasilkan produk-produk anti-aging yang mutakhir. Disaat perempuan-perempuan muda menapaki usia matang mereka, perusahaan kosmetik menari diatas profit dan bersyukur atas keriput yang membuat kalang kabut kaum hawa.

Apakah semenyeramkan itu? Nyatanya tidak seburuk yang dibayangkan.

Usia 30an merupakan masa dimana perempuan mencapai titik puncak dari kecantikannya. Selain matang secara emosi, perempuan telah menemukan jalan hidupnya dengan memperoleh pekerjaan yang tetap, berkeluarga, dan melakukan aktivitas yang menantang sebelum angka 30. Atas fase hidup yang kompleks tersebut wajarlah jika perempuan yang telah matang secara fisik dan mental menunjukkan inner beauty-nya. Berbagai macam ujian dalam pekerjaan telah diperoleh dengan penuh perjuangan. Perempuan harus benar-benar berusaha untuk mencapai angka 30 dengan baik. Tentu setiap orang akan berbeda pengalamannya dengan yang lain. Pilihan hidup mengambil peran dalam hal ini.

Saya menulis ini ketika 26 tahun dan semakin panik dengan usia. Pekerjaan yang jatuh bangun menambah kegelisahan tersebut. Apalagi dengan status single yang masih bertahan hingga detik ini. Satu-satunya hal paling ajaib adalah keinginan untuk mengambil pendidikan. Bukan pilihan yang mudah memang. Penuh resiko yang berlangsung sampai seumur hidup. Benar-benar rumit.

Ada 4 tahun untuk merangkai cerita agar hidup lebih bermakna. Jujur saja, sekarang saya tidak punya ide realistis. Hanya optimis bahwa kesempatan selalu ada untuk mereka yang berusaha. Saya rindu kerja keras dan mati-matian. Bahkan sampai tidak tidur demi sebuah keinginan. Menjelang 30 yang saya tidak bisa prediksi akan datang dalam suasana yang seperti apa. Ada denyut optimis yang terus memberikan nyawa. Saya harus mencari segala macam usaha dan cara terbaik untuk memenuhi semua impian.

Mendadak saya tidak takut dengan kerutan. Artikel kesehatan dalam media online pernah membahas kerutan. Salah satu penyebab kerutan adalah tarikan otot di wajah akibat tertawa. Senyum tidak membuat otot wajah mengendur drastis. Berita baiknya adalah kerutan yang muncul boleh jadi karena kita selalu tertawa. Selain karena pertambahan usia dan perkembangan fisiologis. Saya merasa terhibur dengan pikiran tersebut. Ada baiknya tertawa selagi ada hal menggelikan dan lucu bagi kita. Itulah usaha untuk menjaga hidup agar tetap 'hore'.

Jika saya memasuki usia 30 semoga banyak hal telah diraih. Pasangan, anak, karir, orang tua  dan kehidupan pribadi yang sehat adalah harapan yang realistis. Demi semua itu saya harus mengerahkan seluruh daya dan upaya.

Selamat datang 30, semoga Allah ridha dan menggenapi semua ikhtiyar dengan takdir terbaik. Aamiin

With Love,
Jilvia Indyarti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...