Selasa, 19 Juli 2011

Merenungi Hidup

Sejatinya gerak langkah ini seumpama perputaran pagi dan malam. Antara itu semua ada senja dan fajar yang memberhentikan langkah ini untuk bernafas dan menghirup indahnya iman. Dengan mata yang sanggup melihat untuk lebih bersyukur, dengan hati yang mampu merasakan untuk lebih peka, dan dengan gerak ini aku mewujudkan syukur akan segala yang beredar di orbit masing-masing. .

Memaknai hidup,

Tuhan memberikan pilihan untukku ketika masih berada dalam rahim seorang ibu, melanjutkan fitrah sebagai seorang hamba atau tetap berada dalam surga yang tinggi. Aku terlahir. Menghirup kehidupan layaknya manusia pada umumnya. Aku bergerak. Tumbuh. Dan akan dewasa. Aku telah memilih ketika Tuhan menanyakan keyakinanku. Memilih untuk terlahir. Sebagai mahluk Nya, aku adalah bagian dari semesta raya. Kecil. Namun aku sadar, dibalik kebesaran Nya aku akan miliki arti karena sosok ini memiliki jiwa yang hidup

Maka, perumpamaan itu merefleksikan fase kehidupan yang akan ku jalani. Dalam terang benderang ilmu pengetahuan dan sains aku akan menangkap sinyal nurani dari setiap jiwa. Mengembalikannya ke alam sebagai bagian yang telah diperkaya. Pada fase yang gemilang ini karya akan tercipta untuk alam, negeri dan cita orang-orang yang tercinta. Inilah masanya. Bukan kemarin, bukan esok, tapi hari ini.

Inilah cinta yang akan kupersembahkan untuk umat, untuk mereka yang memberikan cinta. .
2011-07-09 04:39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...