Damn, I love
Indonesia.
Itu
adalah salah satu tagline sebuah
distro yang dikembangkan artis kenamaan. Semacam pengakuan bahwa, I love. Saking cinta dan kerennya kadang
kita mengungkapkannya secara berkebalikan. Sesuatu yang kita cintai itu baik,
keren dan mengesankan. Masuk akal juga jika kita sampai “histeris” terhadap
sesuatu yang kita cintai. Damn,
sebagai bentuk pujian ala kekinian yang justru mengakui kehebatan sesuatu yang
dicinta.
Logika
kita yang berhasil menemukan kebaikan obyektif akan menyebabkan cinta yang
lebih rasional. Cinta yang terburu-buru dan cenderung emosional akan sulit berkembang
dan bertahan. Kita mengetahui bahwa membaca adalah baik, mencintai baca adalah suatu
yang baik pula. Selain memberi kita wawasan dan pengalaman belajar untuk
kritis. Membaca dapat memberikan kita kesempatan untuk berkelanan dalam dimensi
waktu yang tidak terbatas. Kita dapat membaca sejarah manusia purba hingga
kejadian terkini dari bacaan. Itu adalah cinta atau kesukaan yang logis. Cinta
baca kita akan semakin berkembang bukan hanya sekadar membaca. Melainkan
menganalisis bahkan menulis sesuatu yang baru.
Sifat
cinta adalah memberikan apa yang kita miliki untuk sesuatu yang dicinta. Tuhan sangat
suka dicintai hamba Nya. Dia sangat suka dimintai ini itu oleh hambanya. Maka
hamba yang cintanya mendalam pada Tuhannya akan memberikan waktu istirahatnya
untuk sujud, memberikan hartanya untuk beramal, dan menghabiskan waktunya untuk
aktivitas yang dicintai Nya. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan
cinta ibu terhadap anaknya. Ibu rela memberikan segalanya untuk anak, melakukan
berbagai pekerjaan untuk menghidupi anak. Cinta kita kepada ibu kalah saing dan
tidak pernah sebanding.
Cinta
menjadi titik tolak seseorang untuk berbuat diluar nalar. Cinta yang benar
mengarahkan kepada jalan yang benar. Sedangkan cinta yang salah akan
mengarahkan kepada sesuatu yang salah. Sesuatu yang berlebihan pun tidak baik.
Kita mencintai Allah, kita tetap diperintahkan untuk memikirkan dunia. Kita pun
harus bergaul dengan keluarga dan masyarakat. Kita bekerja mencukupi kebutuhan
fisik dan non fisik. Jika cinta kepada Allah saja tidak boleh berlebihan dan
lebay, sudah tentu cinta terhadap mahluk pun demikian.
Sekalipun
cinta membawa sisi emosional yang sulit
ditebak, jatuh cintalah dengan apa yang membuatmu lebih baik.
Desember
14. 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar