Senin, 14 Desember 2015

Bukit Cinta



Setiap hari saya melajukan sepeda motor dikawasan perbukitan jalur selatan Flores. Dalam durasi 45 menit perjalanan saya melintasi kawasan pantai dan bukit yang selalu mempesona. Landskap Pulau Ende yang belum juga saya tapaki berada di sisi kiri. Perbukitan berbaris rapi di sebelah kanan dengan menciptakan jalanan yang meliuk-liuk di hampir seluruh rute. 

Pemandangan Pulau Ende di selatan Flores.

Konon, ada sebuah bukit yang dinamakan Bukit Cinta. Mengapa dinamakan Bukit Cinta? Omong punya omong, seorang lelaki berumur 40 tahun mengungkapkan alasannya. Sederhana saja ternyata. Bukit tersebut dinamakan Bukit Cinta karena sering digunakan pasangan muda mudi untuk berkencan. Pada malam hari dikatakan ada pengunjung yang datang hingga malam. Terlebih pada akhir pekan atau libur. Aih, saya pikir ada legenda yang mengakibatkan masyarakat menyebutnya Bukit Cinta. Penamaan memang membuat kita penasaran. Apalagi jika nama yang disematkan aneh-aneh. Timbul gairah untuk bertanya lebih jauh dan lebih dalam. 

Bukit Cinta memiliki saung sederhana yang dapat digunakan pengunjung untuk berteduh atau membuka bekal makanan setelah lelah mendaki bukit.

Dari sini kita bisa mendapatkan bonus sunset jika mengunjunginya pada sore hari.

Bukit Cinta terletak kira-kira 20 kilometer dari Kota Kabupaten atau sekitar setengah jam perjalanan normal. Letaknya strategis karena persis di pinggir jalan nasional yang ramai. Dengan memarkirkan kendaraan di area pinggir jalan yang cukup lapang, kita bisa langsung menaiki bukit tersebut.
Kita memerlukan tenaga yang lumayan untuk menikmati setiap sudut bukit. Medannya tidak curam hanya saja bukit-bukit yang banyak cukup menyita energi ketika kita berjalan mendakinya. Bayarannya? Kita dapat memandang Pulau Ende dari salah satu sisi bukit. Kemudian menyaksikan proyek Pembangunan Tanggul Penahan Abrasi di sebelah barat. Apabila kita memiliki tenaga berlebih, boleh juga menyusuri perbukitan untuk mendapatkan Pantai Batu Cincin yang eksotis. Bonusnya, sunset di kawasan Bukit Cinta lumayan cantik untuk menyantap sajian senja. 

Salah satu sisi vegetasi yang meranggas di Bukit Cinta. Dampak musim kemarau panjang di Flores.

Meski Bukit Cinta bukan merupakan kawasan obyek wisata yang tidak dikelola pemerintah atau dinas pariwisata, di tempat ini ada penjual minuman di dekat area parkir. Jika berniat kesini, bersiaplah untuk tidak buang air karena tidak ada fasilitas kamar mandi umum dan sebaiknya membawa bekal makanan ringan sendiri.
Saat pertama kali saya ke Bukit Cinta suasananya sepi. Saya tidak menemukan penjual minuman yang biasa mangkal di tepi jalan. Kondisi bukit masih terlihat bersih. Tidak ada botol bekas minuman, makanan taua bekas api unggun. Kedua kalinya saya berkunjung, ada penjual minuman yang meminta parkir sebesar 5000 bagi pengunjung. Ditambah lagi sampah botol, plastikm kerdus, bekas api unggun yang membuat bukit terlihat kotor dan tidak asri. Semoga kedepannya ada pihak yang berkenan merawat dan mengelola Bukit Cinta sehingga menjadi tambahan destinasi wisata dan tempat berburu foto bagi wisatawan. 

.. Dari ujung negeri, Flores..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memasuki Kota yang Baru

Langit masih gelap kala itu. Dengan sayup-sayup adzan diujung pengeras suara menandakan shubuh sudah tiba. Masjid agung terlihat ramai pengu...