Bagaimana
rasanya kehilangan dia? Tolong beritahu saya bagaimana rasanya. Agar saya bisa
membayangkan bagaimana kamu menghadapinya. Kamu pasti akan teringat semua
kenangan indah bersamanya. Mungkin akan sedikit menyakitkan, tapi tolong
beritahu saya bagaimana rasanya. Agar saya bisa membantumu untuk merasa lebih
baik..
Ada
begitu banyak kenangan bersamanya. Sekarang semuanya terasa indah ya, ah
seperti indah yang hambar atau bagaimana? Meski dulu rasanya hal tersebut
sangat menjengkelkan, bahkan memalukan kini mengingatnya justru membuat kita
otomatis menangis. Bagaimana rasanya? Apakah ia orang terbaik yang pernah kamu
temui? Apakah ia melakukan sesuatu yang sangat membantu hidupmu?
Sesederhana
apapun perlakuannya. Semua hal yang dilakukannya terasa istimewa, saat ini. Ia
memang bukan yang terbaik tapi ia melakukan yang terbaik. Mungkin kamu
kehilangan tepat di saat berhasil memaknainya sebagai seseorang yang berharga.
Ya. Kehilangan memang tak pernah tepat waktu. Ia yang berhasil membuatmu
kehilangan adalah orang yang datang tepat pada waktunya. Sayangnya, kini ia
sudah berada di tempat yang sangat jauh darimu. Bukan dalam hitungan ribuan
kilometer. Apakah kamu sering mengingatnya?
Kenyataannya
ia tidak bersamamu lagi. Sudah berapa lama ia pergi? Sehari, seminggu, sebulan,
setahun, sepuluh tahun? Melupakannya bahkan tidak pernah terpikirkan dalam hidupmu.
Apakah kamu benar-benar ingin melupakannya?
Hidup
menjadi aneh sejak ia pergi. Kamu tahu bahwa itu tidak benar untuk dijalani.
Namun kamu tidak tahu hendak kemana dan bagaimana. Eh, bukan. Kamu tidak
benar-benar ingin kemana dan seperti apa. Kamu hanya tinggal di tempat yang
sama persis ketiak ia pergi. Kamu hidup sebagaimana orang pada umumnya hidup.
Kamu makan, berangkat kerja, tidur, membeli rumah. Semuanya kamu lakukan.
Apakah kamu bahagia? Ya. Mungkin. Anggap saja demikian. Maka hidupmu mengalir
dari waktu ke waktu.
Bagaimana
hatimu? Masihkah sama berantakannya seperti ketika ia pergi? Semoga hari ini
lebih baik dan lebih terkendali. Tapi kamu masih disana. Di tempat ketika rumah
terasa sangat sepi bagimu. Kamu tinggal didalamnya dalam raga kesepian
sempurna. Barang-barangnya masih ada. Disuatu tempat yang tersembunyi. Tapi
kamu tahu apa saja yang kamu sembunyikan. Kadang kamu membukanya untuk sekadar
mengingatnya.
Tolong
ceritakan pada saya bagaimana ia memperlakukanmu? Tolong bagikan kebaikannya agar
saya tahu bagaimana membantumu mengingatnya dengan cara yang lebih baik. Ia
pergi bukan karena kesalahanmu. Ini murni kehendak Nya. Karena memang sudah
lengkap segala yang ia lakukan di dunia. Sekeras apapun kita menolak, ia hanya
mahluk yang akan kembali jika dipanggil kembali. Apakah kita masih memberontak
dan mengutuk jalan hidup yang kita dapatkan? Kita lahir pun atas kehendak Nya,
maka kepergiannya adalah skenario yang justru membawa kita pada hidup yang
lebih baik.
Percaya
bahwa ada makna dibalik setiap kepergian? Saya percaya itu. Bahwa kesedihan
membawa kita pada kesadaran, segala yang hidup tunduk dan patuh pada Nya. Siapa
yang tak mampu membaca makna, ia akan gusar dan marah. Sedangkan mereka yang
mengerti akan tahu bagaimana seharusnya bersikap.
Ayah
saya mengajarkan saya bagaimana mencintai orang yang kehilangan. Ia adalah
lelaki yang pura-pura kuat. Dihadapan semua orang ia mengatakan baik-baik saja.
Bahkan didepan saya, Ia tidak pernah terlihat sedih. Tapi yang saya ‘lihat’
justru sebaliknya. Ada hati yang masih berantakan untuk kembali menghadapi
hidup. Ada ketidakrelaan yang seolah masih bertengger kokoh.
Ia
kehilangan istrinya karena sebuah penyakit. Pada saat itu, rumah sakit tidak
sebaik sekarang. Dukun masih sangat banyak dijumpai di kampung-kampung. Dokter?
Saya tidak yakin apakah keluarga kami terpikirkan untuk pergi ke dokter.
Bagaimana rasanya kehilangan istri yang sangat dicintai? Dunia runtuh. Hidup
tak lagi hidup. Sanak saudara datang menghibur. Mereka menyemangati Ayah bahwa
hidup harus kembali bersinar. Singkapkan gelap, kita harus bergerak terus.
Tuhan
lebih sayang istrinya, tapi lebih dari itu anak pertamanya pun menyusul sang
Ibu. Sakit yang diderita istri mengakibatkan anak tidak mendapatkan asi.
Akhirnya anak perempuan yang manis itu sakit. Tak lama, tak butuh waktu lama
untuk menyusul Ibu ke sisi Nya. Apa yang kamu rasakan?
Ayah
menikah lagi dengan perempuan yang kebetulan melahirkan saya dan kakak-kakak
saya. Apakah sekarang Ayah sudah menerima kehilangan itu? Bahkan setelah
bertahun-tahun berlalu rasa kehilangan dan kesedihan itu masih terlihat. Ayah
saya bisa tertawa dan bercanda. Kekhawatirannya luar biasa. Ayah mencintai istri
dan anaknya. Ia pun mencintai saya dan saudara-saudara saya. Ia tidak akan
membiarkan saya sedikit pun kelaparan dan kesusahan. Jika mendengar saya sakit,
paniknya langsung melanda. Repot mengantar ke dokter. Membelikan makanan ini
dan itu. Yang penting saya sembuh. Hal itu berlaku terhadap Ibu dan semua anak.
Siapa
yang ingin kehilangan untuk kesekian kali? Kehilangan yang pertama dan kedua
adalah pelajaran berharga bahwa orang-orang yang kita cintai harus dijaga
dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya sekadar menjaga fisik, kebahagiaan mereka
adalah yang utama dan pertama. Saya merasakan cinta itu begitu hebatnya. Ia
tidak ingin saya mengalami hal yang buruk. Ia melakukan segalanya untuk saya. Maka
saya pun mencintainya dengan luar biasa. Saya menyebutnya, cinta yang sempurna.
Apakah
orang yang kamu cintai hanya dia? Saya pikir tidak. Ada orang lain yang sama
spesial dengannya. Saya yakin mereka mencintaimu sama seperti dia. Mungkin
melakukan banyak hal berharga jauh lebih banyak dan lebih baik untukmu. Apakah
kamu mencintai mereka?
Bukankah
mereka senantiasa ada dan berusaha memenuhi kebutuhanmu? Mereka mencintaimu dan
kamu mencintai mereka. Bagaimana hatimu? Apakah masih di tempat yang sama?
Apakah masih berharap ia kembali dan hidup bersamamu?
Pada
kenyatannya kematian memisahkan mereka yang pergi dan yang ditinggalkan. Kita bisa
mengingat mereka yang telah pergi kemudian mendoakan. Tapi hidup kita adalah
bersama mereka yang masih ada. Cintai mereka yang masih ada. Berbuatlah lebih banyak
untuk mereka. Karena mereka melakukan segalanya untukmu. Jika hatimu hanya
berpura-pura bersama mereka, kamu hanya menciptakan jarak yang sama jauhnya
dengan dia. Tidak bisa menyentuh mereka, tapi tidak bisa kembali bersamanya.
Karena
pada dasarnya kita tak harus benar-benar kehilangan atau kehilangan untuk
kesekian kalinya agar mampu memaknai kehilangan. Hari ini, bawalah hati yang
baru. Simpan ia dalam doamu. Urusanmu dengannya adalah tentang doa. Selebihnya
hidupmu harus terus berlanjut. Disini ada orang-orang yang siap membelamu
mati-matian. Mereka memang tidak menjanjikan kebahagiaan untukmu tapi mereka
akan membantumu menjalani hari ini dengan banyak syukur.
Doa
saya, semoga kamu bersyukur atas orang-orang hebat yang diturunkan untukmu. Ya.
Semata-mata untukmu dan membahagiakanmu. Hiduplah bersamanya kini dan disini.
*Menulis ini rasanya menyakitkan tetapi akhirnya mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar